Pengawasan manajerial yang dilakukan oleh pengawas sekolah pada
dasarnya memberikan
pembinaan, penilaian
dan bantuanbimbingan mulai dari penyusunan rencana program
sekolah berbasis data sekolah, proses pelaksanaan program berdasarkan sasaran, sampai dengan penilaian program dan hasil
yang ditargetkan.
31
Dari beberapa pengertian pegawasan manajerial diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Pengawasan Manajerial adalah pengawasan
yang berkenaan dengan aspek pelaksanaan tugas pembinaan, pemantauan dan penilaian kepala sekolah beserta seluruh elemen
sekolah dalam rangka peningkatan dan pengembangan mutu sekolah.
9. Teknik Supervisi
Dalam melakukan pembinaan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran, ada beberapa teknik supervisi yang dilakukan oleh
pengawas sekolah yaitu : a Teknik Individu
1 Mengadakan kunjungan kelas, yang dimaksud adalah kunjungan yang dilakukan untuk melihat guru yang sedang mengajar atau
ketika kelas sedang kosong. 2 Mengadakan observasi kelas, yaitu melakukan kunjungan ke
sebuah kelas untuk mencermati situasiperistiwa yang sedang berlangsung di dalam kelas.
3 Mengadakan wawancara, yang dilakukan apabila supervisor mengkhendaki jawaban dari individu tertentu.
b Teknik Kelompok 1 Mengadakan pertemuan rapat. Dalam kegiatan ini supervisor dapat
memberikan pengarahan, pengkoordinasian dan
mengkomunikasikan segala informasi kepada gurustaf. 2 Mengadakan diskusi kelompok
3 Mengadakan seminar Dari pemaparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa dengan teknik-
teknik supervisi yang diterapkan diharapkan dapat menunjang peningkatan kualitas kinerja guru sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai
.
31
Sagala, Op.Cit., h.155
B. Pembinaan Kompetensi Pedagogik
Pembinaan merupakan lanjutan dan kegiatan memperkenalkan cara-cara baru. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menstimulasi, mengarahkan, memberi
semangat agar guru-guru mau menerapkan cara-cara baru yang diperkenalkan sebagai hasil penemuan penelitian, termasuk dalam hal ini membantu guru-
guru memecahkan masalah dan kesulitan dalam menggunakan cara-cara baru.
32
Secara lebih luas, pembinaan dapat diartikan sebagai rangkaian upaya pengendalian secara profesional terhadap semua unsur organisasi agar unsur-
unsur tersebut berfungsi sebagaimana mestinya sehingga rencana untuk mencapai tujuan dapat terlaksana secara berdaya guna dan berhasil guna.
33
Secara terminologis, pembinaan guru sering diartikan sebagai serangkaian usaha bantuan kepada guru, terutama bantuan yang berwujud
layanan profesional yang dilakukan oleh kepala sekolah, pemilik sekolah dan pengawas serta pembinaan lainnya untuk meningkatkan proses dan hasil
belajar.
34
Tujuan pembinaan guru adalah untuk meningkatkan kemampuan profesional guru dalam meningkatkan proses dan hasil belajar melalui
pemberian bantuan yang terutama bercorak layanan profesional kepada guru. Pasal 39 Ayat 2 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidik merupakan tenaga profesional. Kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional mempunyai
visi terwujud penyelenggaraan pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip profesionalitas untuk memenuhi hak yang sama bagi setiap warga negara
dalam memperoleh pendidikan yang bermutu.
35
32
TIM DOSEN Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2010 Cet III, h. 315
33
Sudjana, Manajemen Program Pendidikan, Bandung: Falah Production, 2000, hlm. 233
34
Ali Imron, Pembinaan Guru di Indonesia, Jakarta: PT DUNIA PUSTAKA JAYA, 1995 hlm.9
35
Martinis Yamin dan Maisah, Standarisasi Kinerja Guru, Jakarta: Gaung Persada, 2010, Cet I, hlm.29