Bentuk Pengawasan dalam Pembinaan Kompetensi Pedagogik

mengenai bagaimana Peran Pengawas Madrasah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan, hal ini menjelaskan bahwa penelitian ini mencangkup secara luas yaitu bagaimana peran pengawas madrasah untuk meningkatkan mutu sekolah dan mutu tenaga pendidik dan kependidikan. selain itu, penelitian ini tertuju hanya pada sekolah berbasis madrasah. sedangkan penlitian yang penulis buat hanya terfokus pada peran pengawas dalam pembinaan kompetensi pedagogik guru saja. 71 2. Penelitian yang dilakukan Anas Rupaedi yang berjudul “Peran Pengawas Sekolah dalam Peningkatan Mutu Pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan SMK Kabupaten Indramayu ”. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Departemen Ilmu Administrasi Program Pasca Sarjana, Universitas Indonesia. Seperti pada penelitian yang sebelumnya, penelitian ini juga terfokus pada peningkatan mutu pendidikan. namun penelitian ini tertuju pada Sekolah Menengah Kejuruan. Berbeda dengan penelitian yang penulis tulis, fokus penelitian tertuju pada pembinaan kompetensi pedagogik guru yang dilakukan oleh pengawas sekolah. 72 3. Penelitian yang dilakukan David Ragil Saputra yang berjudul “Pengelolaan Supervisi Akademik oleh Pengawas Sekolah Dasar Se-Kabupaten Temanggung. Jurusan Administrasi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta. Penelitian ini terfokus untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan supervisi yang dilakukan pengawas sekolah, namun berbeda dengan penelitian penulis terfokus untuk mengetahui bagaimana peran pengawas dalam pembinaan kompetensi pedagogik. 73 71 Latif Rusdi, Peran Pengawas Madraah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di MAN 5 Cilingcing, Jakarta Utara, Skripsi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010. 72 Anas Rupaedi, Peranan Pengawas Sekolah dalam Peningkatan Mutu Pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan SMK Kabupaten Indramayu, Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Administrasi Universitas Indonesia Jakarta, 2012. 73 David Ragil Saputra, Pengelolaan Supervisi Akademik oleh Pengawas Sekolah Dasar Se- Kabupaten Temanggung, Skripsi Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, 2011.

D. Kerangka Berpikir

Agar lebih terarah, penulis membuat kerangka pikir sebagai pedoman dalam melaksanakan penelitian tentang Peran Pengawas Sekolah dalam Pembinaan Kompetensi Pedagogik. Kondisi nyata SMA NEGERI 3 KOTA TANGERANG SELATAN dalam pembinaan pedagogik yang dilakukan pengawas sekolah meliputi masih terlihat jarangnya pengawas sekolah melakukan kunjungan karena terlalu banyak sekolah yang dibina, pengawas hanya melakukan pemeriksaan tanpa melakukan pembinaan pada saat kunjungan ke sekolah, dan kualitas mengajar guru yang tidak sesuai dengan standar kompetensi guru. Dalam peningkatan kompetensi guru, pengawas sekolah adalah pemegang peran paling penting. Salah satu kegiatan pengawasan yang dilakukan untuk meningkatkan kompetensi guru yaitu dengan melakukan pembinaan. Dengan melakukan pembinaan, pengawas sekolah diharapkan dapat melakukan bimbingan kepada guru yang ditujukan pada perbaikan dan pembinaan aspek pembelajaran. Namun dengan melihat perbedaan kondisi nyata dari harapan di atas, maka diduga masih adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan, yaitu belum optimalnya peran pengawas sekolah dalam pembinaan kompetensi pedagogik, sehingga membutuhkan strategi-strategi untuk mengoptimalkan pembinaan kompetensi pedagogik, diantaranya: 1. Mengikuti pelatihan atau workhop 2. Melakukan kunjungan kelas 3. Melakukan Individual Conference 4. Mengadakan rapat antara pengawas dan para guru Untuk lebih jelasnya kerangka berpikir yang dipaparkan di atas, diutarakan lagi dalam bentuk diagram sebagai berikut: GAMBAR 2.1 Diagram Kerangka Berpikir INPUT Proses Output Kondisi nyata 1. Jumlah sekolah yang dibina terlalu banyak. 2. Pengawas hanya melakukan pemeriksaan tanpa melakukan pembinaan pada saat kunjungan ke sekolah. 3. Terdapat pengawas yang tidak kompeten. 4. Pengawas dan guru tidak kooperatif. 5. Kualitas mengajar guru tidak sesuai dengan standar kompetensi guru. 6. Bagi guru mengajar hanya menjadi rutinitas tanpa melakukan evaluasi. 7. Guru tidak memiliki waktu untuk mengikuti perkembangan teknologi. 8. Guru tidak mengupdate ilmunya. 9. Guru tidak kreatif dalam proses mengajar Masalah Belum optimalnya peran pengawas sekolah dalam pembinaan kompetensi pedagogik Strategi 1. Mengadakan workshop atau pelatihan. 2. Meningkatkan jumlah observasi kelas 3. Meningkatkan supervisi akademik dan manajerial. 4. Mengadakan seminar atau lokakarya 5. Melakukan studi banding. Hasil Meningkatnya kompetensi pedagogik guru FEEDBACK