Waktu dan Lokasi Penelitian Prosedur Penelitian

18

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian “Pengaruh Perlakuan Bahan Pengisi Kemasan terhadap Mutu Fisik Buah Pepaya Varietas IPB 9 Callina Selama Transportasi ” dilakukan pada bulan Maret hingga Mei 2011 yang berlokasi di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian TPPHP dan Laboratorium Lingkungan dan Bangunan Pertanian LBP, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB, Bogor.

B. Bahan dan Alat

1. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas bahan baku utama dan bahan tambahan lainnya. Bahan baku utama yang digunakan adalah pepaya jenis hermaprodit, karton kardus sebagai kemasan selama pengangkutan. Pepaya yang digunakan merupakan pepaya varietas IPB 9 Callina yang diperoleh dari petani pepaya daerah Gadog binaan Pusat Kajian Buah Tropika PKBT Tajur, Bogor. Bahan lain yang digunakan berupa bahan pengisi kemasan, yaitu: kertas koran yang digunakan untuk membungkus tiap satuan pepaya IPB 9 Callina, dan kardus berpola, cacahan kertas koran, lembaran dan cacahan spons gabus untuk penyekat dan penopang buah yang tersusun vertikal dan horizontal.

2. Alat

Peralatan yang digunakan terdiri atas meja simulator untuk simulasi transportasi buah pepaya, refractometer untuk mengukur kandungan total padatan terlarut TPT, timbangan mettler untuk mengukur susut bobot, rheometer untuk mengukur kekerasan serta alat-alat lainnya yang menunjang terlaksananya penelitian ini.

C. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilakukan sebagai berikut: 1. Pepaya yang dipanen dari kebun, dibersihkan dan disortasi. Pepaya yang dipilih adalah pepaya jenis kelamin hermaprodit yang tidak memiliki kerusakan atau cacat pada kulit buahnya, dan memiliki umur petik yang seragam. Setelah itu dilanjutkan dengan pengamatan terhadap bobot, kekerasan, dan kandungan total padatan terlarut TPT. 2. Sebelum dilakukan pengemasan, pepaya dicuci dengan dengan air untuk menghilangkan getah dan kotoran lain yang menempel pada kulit pepaya, dan dikeringkan dengan kain lap dengan permukaan lembut. Pepaya kemudian dimasukkan ke dalam kemasan kardus karton kapasitas 30 kg sebanyak 8 buah kemasan. 3. Masing-masing kardus diberi perlakuan yang sama pada bahan pembungkus pepaya kertas koran, perlakuan berbeda terjadi pada penggunaan kardus berpola,cacahan kertas koran, lembaran dan cacahan spons sebagai penyekat dan bahan pengisi serta penyusunan posisi buah di dalam kemasan kardus. 19 a. Kardus pertama, pepaya dibungkus dengan kertas koran dan dimasukkan ke dalam kemasan serta diberi bahan pengisi cacahan kertas koran diantara sela-sela posisi susunan buah agar buah tertopang dan tetap dalam posisinya. Posisi penyusunan buah secara horizontal dan terdiri dari 2 layer. b. Kardus kedua, pepaya dibungkus dengan kertas koran dan dimasukkan ke dalam kemasan serta diberi bahan pengisi cacahan kertas koran diantara sela-sela posisi susunan buah agar buah tertopang dan tetap dalam posisinya. Posisi penyusunan buah secara vertikal dengan tangkai buah berada di bawah. c. Kardus ketiga, pepaya dibungkus dengan kertas koran dan dimasukkan ke dalam kemasan serta diberi penyekat kardus yang berpola diantara sela-sela posisi susunan buah agar buah tertopang dan tetap dalam posisinya. Posisi penyusunan buah secara horizontal dan terdiri dari 2 layer. d. Kardus keempat, pepaya dibungkus dengan kertas koran dan dimasukkan ke dalam kemasan serta diberi penyekat kardus yang berpola diantara sela-sela posisi susunan buah agar buah tertopang dan tetap dalam posisinya. Posisi penyusunan buah secara vertikal dengan tangkai buah berada di bawah. e. Kardus kelima, pepaya dibungkus dengan kertas koran, kemudian dilapisi dengan lembaran spons dan dimasukkan ke dalam kemasan yang berisi cacahan spons diantara sela-sela posisi susunan buah agar buah tertopang dan tetap dalam posisinya. Posisi penyusunan buah secara horizontal dan terdiri dari 2 layer. f. Kardus keenam, pepaya dibungkus dengan kertas koran, kemudian dilapisi dengan lembaran spons dan dimasukkan ke dalam kemasan yang berisi cacahan spons diantara sela-sela posisi susunan buah agar buah tertopang dan tetap dalam posisinya. Posisi penyusunan buah secara vertikal dengan tangkai buah berada di bawah. g. Kardus ketujuh, karena akan dijadikan sebagai kemasan kontrol, maka pepaya hanya akan dibungkus dengan kertas koran dan kemudian dimasukkan ke kotak kardus. Posisi penyusunan buah secara horizontal dan terdiri dari 2 layer. h. Kardus ketujuh, karena akan dijadikan sebagai kemasan kontrol, maka pepaya hanya akan dibungkus dengan kertas koran dan kemudian dimasukkan ke kotak kardus. Posisi penyusunan buah secara vertikal dengan tangkai buah berada di bawah. 4. Kemasan kardus kemudian diatur di atas meja simulator. Simulasi transportasi dilakukan selama 1 jam. Pada arah vertikal dengan amplitudo 4.05 cm dan frekuensi 2.99 Hz. Gambar 10. Penyusunan karton di atas meja simulator 20 5. Setelah simulasi transportasi, dilakukan pengamatan terhadap kerusakan mekanis, susut bobot, perubahan total padatan terlarut, dan uji kekerasan dengan mengambil 2 sampel buah pepaya pada masing-masing kemasan. 6. Pepaya disimpan pada suhu ruangan selama 8 hari. Setiap dua hari sekali dilakukan pengamatan terhadap kerusakan buah pepaya. Adapun data-data yang diambil selama pengamatan adalah pengukuran dan pengamatan terhadap kerusakan mekanis, kekerasan, susut bobot, dan total padatan terlarut. Gambar diagram alir dari metode penelitian dapat dilihat pada Gambar 11. 21 Gambar 11. Diagram alir proses penelitian 22

D. Pengamatan