Kapan Pembelian Tempe Karakteritik Responde n
Tabel 18. Hasil Analisis Ragam Source
DF SS
MS F
hit
P
Regression 7 27205949362 3886564195 108.90
0.000 Residual Error
142 5067785638
35688631 Total
149 32273735000
Dari hasil pendugaan diperoleh koefisien determinasi R
2
sebesar 84.3 persen. Hal ini mengartikan bahwa model regresi yang digunakan dapat
menerangkan variasi keragaman dari nilai konsumsi tempe beserta variabel independennya sebesar 84.3 persen, kemudian sisanya sebesar 15.7 persen
diterangkan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model. Dari tabel diketahui nilai F-hitung sebesar 108.90 yang lebih besar dari
nilai F-tabel sebesar 2,01 pada selang kepercayaan 95 persen, sehingga dapat
dihipotesiskan bahwa variabel independen yaitu harga tempe, harga tahu, harga telur, jumlah anggota keluarga, dan pendidikan terakhir secara bersama-sama
berpengaruh nyata terhadap konsumsi tempe. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan linear pada variabel itu
sendiri yang terlambat beberapa periode dilakukan uji autokorelasi. Statistik uji Durbin-Watson digunakan untuk mengetahui apakah terdapat autokorelasi atau
tidak. Nilai Durbin-Watson d yang didapatkan pada model ini adalah 0.43. Nilai ini menandakan bahwa terdapat autokorelasi pada model regresi. Untuk
mengetahui apakah residual atau error sudah menyebar normal dilakukan uji normalitas dengan uji Komogorov-Smirnov. Nilai dengan uji uji Komogorov-
Smirnov kurang dari 0,01, ini berarti residual atau error dalam model regresi linear berganda sudah tidak menyebar normal. Untuk melihat signifikansi dan koefisien
masing-masing variabel independent yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 19.
Tabel 19. Analisis Variabel Pada Model Regresi Linear Berganda Konsumsi Tempe
Predictor Coef
SE T
hitung
P
hitung
VIF
Constant -32094
13940 -2.30 0.023
Harga Tempe X1 11.4281
0.5555 20.57
0.000 1.7
Harga Tahu X2 10.194
1.857 5.49
0.000 1.4
Harga Telur X3 2.0633
0.9035 2.28
0.024 1.7
Jumlah Anggota Keluarga X4 1732.4
696.4 2.49
0.014 1.2
Pendidikan Terakhir X5 726.3
316.0 2.30
0.023 2.1
Kelas Ekonomi Bawah D1 3892
1730 2.25
0.026 2.8
Kelas Ekonomi Menengah D2 6864
1308 5.25
0.000 1.6
T
tabel0,05;142
= 1,645 Interpretasi koefisien dan signifikansi setiap variabel independen dari hasil
analisis secara detail dapat dilihat sebagai berikut :
Harga Tempe X
1
Koefisien harga tempe bernilai positif yaitu sebesar 11.4281 Angka ini mengartikan bahwa jika terjadi kenaikan harga tempe sebesar satu rupiah, maka
rata-rata konsumsi tempe akan meningkat 11.4281. Pernyataan ini tidak sejalan dengan hipotesis awal, yaitu semakin tinggi harga tempe maka konsumsi tempe
akan turun, dimana harga tempe mempunyai hubungan negatif dengan konsumsi tempe. Ketidaksesuaian ini mungkin terjadi karena konsumen sudah mengetahui
kandungan gizi yang terdapat dalam tempe, sehingga walaupun harga tempe naik mereka tetap tidak mengurangi untuk mengonsumsi tempe.
Kemudian untuk mengetahui apakah variabel harga tempe secara parsial berpengaruh nyata terhadap konsumsi tempe, dapat dilihat dari nilai T
hitung
. Untuk variabel harga tempe nilai T
hitung
nya lebih besar jika dibandingkan dengan T
tabel
1,645 pada taraf nyata lima persen. Hal ini mengartikan bahwa variabel tersebut berpengaruh nyata secara parsial terhadap konsumsi tempe. Kemudian
nilai Variance Inflation Factor VIF yang didapatkan untuk variabel harga tempe