2 Income Minimazation Jika tingkat profitabilitas yang terjadi sangat tinggi dan periode
mendatang diperkirakan akan turun drastis maka dapat diatasi dengan mengambil laba dari periode sebelumnya.
3 Income Maximization Pola ini dilakukan saat laba perusahaan turun, yang bertujuan untuk
melaporkan laba yang tingggi untuk tujun bonus yang lebih besar. 4 Income Smoothing
Hal in dilakukan untuk mengurangu fluktuasi laba yang sangat tajam karena para investor akan tertarik pada laba yang relatif stabil.
5 Offsetting Extraordinary Unusual Gains Memindahkan efek-efek laba yang tidak biasa atau temporal yang
berlawanan dengann trend laba. 6 Agresive Accounting Application
Salah saji yang digunakan untuk membagi laba antar periode. 7 Timing Revenue dan Expense Recognition
Membuat kebijakan yang berkaitan dengan timing dari suatu transaksi.
2.2.5 Pengukuran Manajemen Laba
Manajemen laba dapat dihitung dengan menggunakan proksi manajemen laba yaitu dengan menghitung nilai non disretionary accrual
NDA. Menurut Siti dan Zulaikah 2003 konsep akrual debedakan menjadi dua yaitu
a. Discretionary Accrual Pengakuan akrual laba atau beban yang bebas tidak diatur dan
merupakan pilihan kebijakan manajemen. b. Non Discretionary Accrual
Pengakuan laba atau beban yang wajar sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum.
Proksi manajemen laba dapat dihitung melalui beberapa model. Berbagai model tersebut adalah :
1. Model Healy Healy 1985 menguji manajemen laba dengan membandingkan rata-
rata akrual antara varibael yang merupakan bagian manajemen laba. Model ini dirumuskan sebagai berikut :
���� =
ΣTAt T
NDA = non discretionary accrual
TA = Total akrual
t = 1,2, . . . t merupakan tahun subcript untuk tahun yang
termasuk dalam periode estimasi. τ
= tahun subcript yang menunjukkan suatu tahun dalam periode berjalan
2. Model DeAngelo DeAngelo 1986 menguji manajemen dengan memprhitungkan
perbedaan pertama dalam total akrual dan mengasumsikan perbedaan
pertama mempunyai nilai ekspektasi nol yaitu tidak terjadi manajemen laba. Berikut rumusannya :
���� = �� � − 1
3.
Model Jones Jones 1991 mengontrol dampak perubahan ekonomi terhadap
nondiscretionary accrual. Model Jones dapat dirumuskan sebagai berikut :
NDAt = α11At-1 + α 2ΔREVt+ α 3PPEt
ΔREVt = perubahan pendapatan dari tahun t dengan tahun t-1
PPEt = perubahan peralatan, properti, dan pabrik antara tahun t
dengan tahun t-1 α1, α2, α4 = parameter spesifik perusahaan
4. Model Industri Model ini mengasumsikan bahwa variasi-variasi yang terdapat dalam
faktor-faktor penentu nondiscretionary acrual biasa terjadi pada perusahaan dalam industri yang sama. Model ini dirumuskan sebagai
berikut : NDA t
= γ 1 + γ 2 median t TAt
median t TAt = nilai median dari total akrual yang diskala
dengan lag aset untuk semua perusahaan non sample, yang sama dengan 2 digit kode SIC.
γ 1, γ 1 = parameter spesifik perusahaan
5. Model Jones yang Dimodifikasi
Model Jones yang dimodifikasi oleh Dechow, Sloan, dan Sweeny 1995 dirancang untuk mengurangi kecenderungan terjadinya
kesalahan model Jones. Model ini menyesuaikan perubahan piutang dengan pendapatan yang berasal dari penjualan kredit. Model ini dapat
dirumuskan : NDAit
= α11Ait-1 + β1ΔREVitAit-1–ΔRECitAit-1 + β2PPEitAit-1
Ait-1 = total aktiva perusahaan i tahun t-i
ΔRECit = piutang perusahaan i pada tahun
t dikurangi piutang tahun t-1
6. Model Kaznik Model ini menambahkan komponen perubahan CFO cash Flow
Operation. Model ini dirumuskan sebagai berikut : NDACCit = α1 1 Ait-1 + α2 Δ REVit Ait-1 - Δ RECit Ait-1 +
α3 Δ PPEit Ait-1 + α4 Δ CFOit Ait-1 Δ CFOit = Perubahan arus kas operasi perusahaan i pada periode t
dibagi total aset perusahaan i pada periode t-1
2.3 Firm Size Ukuran Perusahaan