Peta kendali p Pareto

mengambil 10 dari total keseluruhan keranjang, kemudian diambil lagi 10 dari total jumlah ekor per keranjang. Pengambilan ikannya dari bagian atas, tengah dan bawah. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan uji organoleptik, menghitung jumlah cacat dan tipe cacat ikan tenggiri.

3.4 Analisis Data

3.4.1 Peta kendali p

Pengendalian kualitas ikan tenggiri di PPI Karangsong dianalisis dengan menggunakan peta kendali p. Peta kendali p digunakan untuk menghitung jumlah proporsi cacat dalam suatu proses. Sistem pengendalian dengan menggunakan peta kendali yaitu untuk mengetahui apakah suatu produk masih dalam batas kendali atau telah berada diluar batas kendali, sehingga memerlukan perbaikan- perbaikan yang sesuai dengan tipe cacat pada ikan. Keseluruhan tipe cacat akan dinyatakan dalam persentase. Ikan dikatakan cacat apabila nilai dari pengamatan organoleptiknya kurang dari 6. Standar ikan yang baik adalah warna ikan yang cemerlang, tubuh ikan kenyal, insang ikan berwarna merah. Tujuan pembuatan peta kendali adalah untuk menetapkan apakah setiap titik berada normal atau tidak normal pada sebuah grafik Ishikawa,1989. Menurut Nasution 2004, garis batas kendali atas BKA dan batas kendali bawah BKB dapat ditentukan besarnya dan letaknya dengan menggunakan teknik pengawasan kualitas diagram kontrol proporsi p untuk mengukur atribut. Jika diinginkan probabilitas produk dalam kontrol sebesar 99,73 misalnya, maka besarnya garis sentral p adalah sebagai berikut: p = BKA = p + 3 BKB = p – 3 Dimana: q = 1 – p n = banyaknya barang dalam setiap sampel

3.4.2 Pareto

Diagram pareto digunakan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi tipe-tipe yang tak sesuai. Diagram ini digunakan untuk menggambarkan tingkat kepentingan relatif antara berbagai faktor. Melalui diagram ini dapat diketahui faktor dominan. Masalah yang paling banyak terjadi ditunjukkan oleh grafik batang pertama yang tertinggi serta ditempatkan pada sisi paling kiri, dan seterusnya sampai masalah yang paling sedikit terjadi ditunjukkan oleh grafik batang terakhir yang terendah. Fungsi diagram ini untuk memusatkan perhatian nelayan pada faktor-faktor dominan penyebab mundurnya kualitas ikan, sehingga dapat melakukan perbaikan proses penanganan. Diagram pareto dapat digunakan sebagi alat interpretasi untuk: 1 Untuk menghitung persentase frekuensi untuk setiap kategori dan frekuensi kumulatif; 2 Memfokuskan perhatian pada berita kritis dan penting melalui pembuatan rangking terhadap masalah-masalah atau penyebab dalam bentuk yang signifikan; 3 Menentukan frekuensi relatif dan urutan penting masalah-masalah atau penyebab-penyebab dari masalah yang ada. Menurut Crocker et al 2007 proses pembuatan diagram pareto dapat diuraikan sebagai berikut: 1 Penyebab yang mungkin suatu persoalan dicari menggunakan diagram tulang ikan; 2 Informasi untuk persoalan tertentu dikumpulkan dengan penyebab yang terlihat; 3 Beri nama sumbu X dan Y. Biasanya jumlah, persentase ditempatkan pada sumbu Y, kategori penyebab atau gejala ditempatkan pada sumbu X; 4 Penyebab atau gejala yang mempunyai frekuensi terbesar digambar pertama. 5 Proses ini terus dilakukan sampai semua penyebab digambarkan pada grafik batang; 6 Frekuensi kumulatif ditentukan dengan menggunakan penyebab dalam urutan yang terdapat pada grafik dan garis yang menunjukkan ini dibuat. Gambar 2 Ilustrasi diagram pareto

3.4.3 Diagram tulang ikan fishbone