Gambaran Umum mengenai Hasil Tangkapan yang di Daratkan di PPI Karangsong Gambaran Umum Ikan Tenggiri di PPI Karangsong

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum mengenai Hasil Tangkapan yang di Daratkan di PPI Karangsong

Hasil tangkapan yang didaratkan di PPI Karangsong adalah ikan pelagis besar dan ikan pelagis kecil. Hasil tangkapan merupakan hasil dari perikanan laut. Hasil tangkapan yang paling banyak di daratkan yaitu tongkol, tenggiri, remang, kakap merah dan cucut. Hasil tangkapan didaratkan pagi hari untuk disortir dan dilelang. Sebelum melakukan pelelangan ikan, nelayan melakukan pembongkaran ikan dari palka untuk diseleksi berdasarkan jenis, ukuran dan kesegaran ikan. Aktivitas lelang terjadi setiap hari di PPI Karangsong karena hasil tangkapan yang di daratkan di TPI berlimpah dan beranekaragam. Pendapatan tertinggi nelayan PPI Karangsong berasal dari hasil laut. Data yang diperoleh menunjukkan peningkatan nilai jual terhadap hasil tangkapan setiap tahunnya. Hasil perikanan yang berasal dari laut mengalami peningkatan 17,51 sedangkan untuk perikanan tambak meningkat 21,20, kolam meningkat sebesar 23,13 Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indramayu, 2008. Sumber hasil tangkapan ikan laut tercatat di KPL Mina Sumitra melalui TPI PPI Karangsong. Menurut Omat 2008, data dan informasi hasil produksi yang diperoleh dari KPL Mina Sumitra yang didaratkan di PPI Karangsong didominasi oleh ikan jenis tongkol. Pemasaran hasil produksinya berupa jenis ikan segar maupun ikan olahan yang dipasarkan oleh bakul ikan ke beberapa wilayah, yaitu 20 untuk wilayah Indramayu dan sekitarnya dan 80 untuk wilayah Jakarta, Bandung, Subang, Cirebon, Kuningan dan Majalengka.

5.2 Gambaran Umum Ikan Tenggiri di PPI Karangsong

Ikan tenggiri adalah ikan pelagis yang ditangkap menggunakan alat tangkap gillnet. Nelayan PPI Karangsong menyebutnya dengan istilah gillnet millenium. Tenggiri merupakan salah satu komoditas penting di PPI Karangsong, hal ini dapat dilihat dengan melimpahnya jumlah hasil tangkapan yang dilelang di TPI Karangsong. Ikan tenggiri dibeli oleh bakul yang berasal dari Jakarta. Ikan tersebut dijual lagi ke Pelabuhan Muara Angke Jakarta untuk didistribusikan ke perusahaan-perusahaan ekspor ataupun ke restoran yang membutuhkan ikan tenggiri. Ikan tenggiri merupakan ikan yang memiliki nilai produksi yang tinggi dan relatif stabil di PPI Karangsong. Total produksi ikan tenggiri di PPI Karangsong dapat dilihat pada Tabel 10 yang dihimpun dari data tahun 2007 sampai tahun 2011. Tabel 10 Total produksi ikan tenggiri yang didaratkan di PPI Karangsong dari tahun 2007-2011 Tahun Produksi ton Nilai Produksi juta 2007 926,80 15.981,18 2008 1.309,79 29.630,72 2009 1.305,52 34.121,41 2010 2.134,84 46.258,33 2011 2.604,84 68.893,44 Nilai produksi dan produksi ikan tenggiri selama lima tahun terakhir dari tahun 2007-2011 di PPI Karangsong mengalami peningkatan setiap tahun. Jumlah produksi tahun 2007 sekitar 926.80 kg merupakan produksi yang terendah selama lima tahun, sedangkan nilai produksi dan produksi tertinggi dari data lima tahun terjadi pada tahun 2011. Nilai produksi mencapai Rp 68.893,44 juta, sedangkan untuk produksinya pada tahun 2011 mencapai 2.604,84 ton Tabel 10. Kondisi perikanan ini patut dan layak untuk ditingkatkan, dengan tujuan kesejahteraan nelayan Karangsong dan untuk pembangunan daerah Karangsong umumnya. Peningkatan produksi ikan tenggiri yang di daratkan di PPI Karangsong disebabkan oleh daerah penangkapan dengan keberadaan sumberdaya yang melimpah, arus dan gelombang sesuai dengan lingkungan hidup ikan tenggiri atau teknologi yang digunakan untuk menangkap ikan tenggiri. Produk perikanan merupakan produk yang cepat busuk, sehingga sangat dibutuhkan penanganan yang cepat untuk menjaga kesegaran ikan karena kesegaran merupakan faktor penentu untuk harga ikan. Menurut Nasution 2004, kualitas suatu produk merupakan salah satu daya saing produk selain biaya produksi. Harga ikan ditentukan oleh tingkat kesegaran ikan. Harga ikan tenggiri saat melakukan penelitian sekitar Rp 37000kg - Rp 40000kg. Harga ikan tergantung pada mutu ikan, semakin bagus mutu ikan maka nilai jual ikan akan semakin tinggi, karena mutu merupakan orientasi konsumen. Ikan segar dihasilkan melalui penanganan ikan yang baik. Penanganan ikan tersebut meliputi penanganan ikan saat tertangkap, penanganan ikan di atas kapal dan alat-alat yang digunakan untuk menjaga kesegaran dan mutu ikan sampai ikan tersebut didaratkan di TPI. Menurut Prawirosentono 2007, tujuan pengendalian mutu yaitu mengawasi pelaksanaan proses produksi agar sesuai dengan rencana. Pengendalian mutu berorientasi pada bahan baku sejak diterima, disimpan, dan dikeluarkan dari gudang bahan baku. Permasalahan mutu dapat disebabkan oleh bahan baku yang tidak sempurna, mesin dan alat produksi yang digunakan secara tidak tepat, penyimpanan yang tidak memadai, tenaga ahli dan sebagainya. Penelitian mengenai pengendalian kualitas mutu ikan tenggiri dilakukan dengan mengamati hasil tangkapan dari kapal gillnet. Kapal gillnet yang diamati yaitu kapal motor yang berukuran 29 GT – 30 GT Gambar 4 dengan jumlah ABK sekitar 10 – 13 orang termasuk nahkoda kapal itu sendiri. Permasalahan yang menjadi perhatian utama yaitu penanganan tenggiri di atas kapal. Gambar 4 Kapal gillnet yang dioperasikan di PPI Karangsong Penanganan ikan yang tidak tepat di atas kapal dapat menyebabkan kemunduran mutu ikan. Kemunduran mutu ikan tidak dapat dihentikan melainkan hanya dapat diperlambat. Keterampilan dalam penanganan sangat dibutuhkan dalam penanganan ikan. Keterampilan nelayan hanya diperoleh berdasarkan pengalaman melaut saja. Menurut Wibowo dan Yunizial 1998, penurunan mutu harus dihambat sejak awal, yaitu sejak ikan ditangkap, didaratkan dan selama proses transportasi hingga selama pengolahan. Nelayan di PPI Karangsong sebagian besar hanya menggunakan es dan garam untuk menjaga kesegaran mutu ikan. 5.3 Operasi Penangkapan Ikan dan Hasil Tangkapan 5.3.1 Operasi penangkapan ikan