Keterangan : UCL = BA = Batas kendali atas upper control limit
LCL = BB = Batas kendali bawah lower control limit CL = GT = Garis tengah central limit
Gambar 15 Grafik peta kendali p pada ikan tenggiri Grafik di atas menggambarkan kondisi ikan tenggiri di PPI Karangsong
masih dalam pengendalian. Nilai proporsi kriteria ketidaksegaran ikan masih berada pada batas toleransi. Hal ini menunjukkan bahwa penanganan ikan
tenggiri yang dilakukan oleh nelayan Karangsong tergolong baik, sehingga ikan yang didaratkan tergolong ikan segar dan layak untuk dikonsumsi. Terkendalinya
kualitas ikan tenggiri yang didaratkan di PPI karangsong juga dikarenakan penanganan ikan di atas kapal. Penggunaan teknologi freezer pada kapal gillnet
salah satu faktor yang mempertahankan kesegaran ikan tenggiri. Kapal gillnet masih didominasi penggunaan es curah dibanding freezer. Penggunaan es curah
masih menghasilkan ikan yang baik karena penanganan ikan tenggiri lebih diutamakan dibanding ikan lainnya.
5.7 Analisis Diagram Pareto Mutu Ikan Tenggiri
Analisis diagram pareto digunakan untuk menghitung jumlah kriteria ketidaksegaran dominan yang terdapat pada ikan tenggiri. Kriteria
ketidaksegaran dominan merupakan salah satu faktor penyebab turunnya kualitas ikan. Turunnya kualitas ikan disebabkan oleh penanganan yang kurang baik oleh
nelayan maupun faktor lain. Menurunnya kualitas ikan akan mempengaruhi harga ikan yang berdampak kepada pendapatan nelayan dan pendapatan daerah.
Menurut Herjanto 2007, mutu merupakan faktor penting dalam rangka memasuki dan memperoleh pangsa pasar. Ikan yang berkualitas baik sangat
diminati oleh konsumen. Melalui pengamatan dan hasil wawancara dengan nelayan, kriteria ketidaksegaran yang dominan terdapat pada ikan tenggiri yaitu
kerusakan pada bagian insang, hal ini disebabkan karena insang ikan yang tersangkut pada alat tangkap.
Kriteria ketidaksegaran dominan dapat diketahui melalui analisis diagram pareto dengan bantuan kertas periksa checksheet. Nasution 2004
mengemukakan kertas periksa checksheet adalah suatu piranti yang paling mudah untuk menghitung seberapa sering sesuatu atau masalah terjadi. Data yang
telah dikumpulkan dan dicatat dalam kertas periksa dapat dianalisis dengan memasukkan data tersebut ke dalam grafik seperti pareto chart Nasution, 2004.
Tabel 12 Checksheet ketidaksesuaian atau cacat pada ikan tenggiri
Jenis ikan: Tenggiri Pengambilan data : Januari - Februari 2012
Tempat penelitian : PPI Karangsong
Proses : Pengamatan di TPI
Total pengecekan : 185 ekor Nama : Hotnaida Saragih
Tipe cacat Check
Subtotal
Daging perut lembek IIII IIII
9
Kornea mata agak keruh IIII
4
Insang rusak dan berlendir IIII IIII IIII
15
Warna insang coklat IIII
5
Mata merah IIII II
7
Bau II
2
Total 42
Tabel 12 menunjukkan kriteria ketidaksegaran yang terjadi pada ikan tenggiri dengan menggunakan checksheet. Pengamatan dilakukan 10 kali proses
dengan jumlah ikan total yang diamati yaitu 180 ekor ikan tenggiri, dengan 30 kali pengulangan. Jumlah kriteria ketidaksegaran yang ada dari keseluruhan ikan
yang diamati melalui uji organoleptik yaitu 42 ekor ikan. Diagram pareto memudahkan kita dalam menghitung jumlah kriteria ketidaksegaran yang
dominan sampai jumlah cacat yang paling sedikit. Hasil analisis checksheet akan diurutkan dari jumlah yang paling banyak sampai yang paling sedikit. Selesai
diurutkan berdasarkan jumlah maka akan dihitung persentase cacatnya. Hasil perhitungan tersebut akan dimasukkan ke dalam diagram pareto. Hasil diagram
pareto akan membantu nelayan untuk menentukan penanganan apa yang paling diutamakan dalam menjaga kualitas ikan. Nelayan juga dapat melakukan
perbaikan proses dalam mencegah kerusakan yang mengurangi jumlah cacat dan memperlambat penurunan kualitas pada ikan.
Perhitungan terhadap jumlah kriteria ketidaksegaran pada diagram pareto yaitu mencari nilai persentase dan persentase cacat kumulatif. Nilai pesentase
cacat dan persentase kumulatif ikan tenggiri dapat dilihat pada Tabel 13 dibawah ini.
Tabel 13 Perhitungan diagram pareto untuk ikan tenggiri
Tipe cacat
jumlah cacat ekor
Jumlah Kumulatif
Persentase cacat
Persentase Kumulatif
ekor Insang rusak dan
berlendir 15
15 35,71
35,71 Daging perut agak
lembek 9
24 21,42
57,13
Mata merah 7
31 16,67
73,80
Warna insang coklat 5
36 11,92
85,72
Kornea mata agak keruh 4
40 9,52
95,24
Bau 2
42 4,76
100
Total 42
188 100
Gambar 16 Diagram pareto untuk tipe cacat pada ikan tenggiri
Diagram pareto menggambarkan persentase cacat dan persentase kumulatif cacat yang menyebabkan mundurnya kesegaran ikan, dari kiri ke kanan
menunjukkan tipe cacat yang dominan sampai cacat yang paling sedikit. Tipe cacat dominan jika mengacu pada Ishikawa 1989, yaitu insang rusak dan
berlendir, daging perut agak lembek dan mata merah. Hal ini disebabkan ikan tersangkut di jaring pada saat ikan tertangkap,
selain itu insang juga merupakan alat mengambil oksigen dari air. Ikan mati maka peredaran darah ikan akan berhenti, sehingga pembusukan ikan berawal dari
insang ikan. Tipe cacat daging perut agak lembek disebabkan oleh penyimpanan di palka kapal yang terlalu lama dan tertindih ikan oleh ikan lain. Kerusakan pada
daging ikan bisa terjadi karena ikan terkena sinar matahari dan ikan yang tertangkap terlalu lama di jaring. Ikan yang paling bawah biasanya mengalami
cacat pada bagian daging seperti daging pecah hal ini disebabkan ikan yang paling bawah tertindih oleh ikan yang berada di atasnya sehingga benturan atau tekanan
terhadap ikan harus diminimalisir agar daging ikan tetap dalam keadaan baik. Kemunduran kualitas ikan tergantung pada jenis ikan dan ukuran ikan. Ukuran
ikan yang kecil akan lebih cepat mengalami kemunduran kualitas dibanding ikan yang berukuran lebih besar.
5.8 Analisis Diagram Sebab Akibat Mutu Ikan Tenggiri