Peta kendali p Diagram pareto Diagram sebab akibat

No Spesifikasi Nilai Agak padat, elastis bila ditekan dengan jari, sulit menyobek daging dari tulang belakang. 8 Agak padat, agak elastis bila ditekan dengan jari, sulit menyobek daging dari tulang belakang. 7 Agak lunak, kurang elastis bila ditekan dengan jari, agak mudah menyobek daging dari tulang belakang. 5 Lunak, bekas jari terlihat bila ditekan, mudah menyobek daging dari tulang belakang. 3 Sangat lunak, bekas jari tidak hilang bila ditekan, mudah sekali menyobek daging dari tulang belakang. 1 Sumber: Badan Standardisasi Nasional, 2006 Menurut SNI 01-2729-1992 kesegaran ikan berdasarkan nilai organoleptik digolongkan dalam tiga kategori yaitu segar, agak segar dan tidak segar. Ikan dikatakan segar apabila mempunyai nilai organoleptik 7 sampai 9, untuk ikan kurang segar mempunyai nilai organoleptik antara 4 sampai 6 sedangkan ikan tidak segar mempunyai nilai organoleptik antara 1 sampai 3.

2.8 Teknik Pengawasan Kualitas Secara Statistik

Nasution 2004 mengatakan bahwa tujuan pengawasan kualitas secara statistik adalah untuk menunjukkan tingkat reabilitas sampel dan bagaimana cara mengawasi resiko. Pengawasan kualitas secara statistik mengandung dua penggunaan umum yaitu: 1 Untuk mengawasi pelaksanaan kerja sebagai operasi-operasi individual selama pekerjaan sedang berlangsung; dan 2 Untuk memutuskan apakah diterima atau ditolak sejumlah produk yang telah diproduksi.

2.8.1 Peta kendali p

Peta kendali p digunakan untuk mengetahui proporsi cacat atau ketidaksesuaian dalam suatu proses. Menurut Nasution 2004, batas kontrol atas BKA dan batas kontrol bawah BKB ditentukan besarnya atau letaknya dengan menggunakan kualitas dengan kontrol proporsi p. Peta kendali p akan membantu mengetahui apakah suatu proses masih dalam batas kendali atau tidak. Prawirosentono 2004, menyebutkan bahwa peta ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel hasil observasi termasuk daerah yang diterima accepted area atau daerah yang ditolak rerjected area.

2.8.2 Diagram pareto

Nasution 2004 menyatakan diagram pareto digunakan untuk membandingkan berbagai kategori kejadian yang disusun menurut ukurannya, dari yang paling besar disebelah kiri ke yang paling kecil di sebelah kanan. Susunan tersebut akan membantu kita untuk menentukan pentingnya atau prioritas kategori kejadian-kejadian atau sebab-sebab kejadian yang dikaji untuk mengetahui masalah utama dalam sebuah proses. Diagram pareto tersebut suatu kegiatan akan lebih efektif dengan memusatkan perhatian pada sebab-sebab yang mempunyai dampak yang paling besar terhadap kejadian daripada meninjau berbagai sebab pada suatu ketika. Kegunaan diagram pareto adalah sebagai berikut: 1 Menunjukkan prioritas sebab-sebab kejadian atau persoalan yang perlu ditangani; 2 Diagram pareto dapat membantu atau memusatkan perhatian pada persoalan utama yang harus ditangani dalam upaya perbaikan; 3 Menunjukkan hasil upaya perbaikan setelah dilakukan tindakan korektif berdasarkan prioritas; 4 Menyusun data menjadi informasi yang lebih berguna.

2.8.3 Diagram sebab akibat

Menurut Nasution 2004, diagram sebab akibat adalah suatu pendekatan terstuktur yang memungkinkan dilakukan suatu analisis lebih terperinci dalam menemukan penyebab-penyebab suatu masalah, ketidaksesuaian, dan kesenjangan yang terjadi. Adapun langkah-langkah penggunaan diagram sebab akibat adalah sebagai berikut: 1 Menggambarkan diagram sebab akibat; 2 Tetapkan penyebab-penyebab pada cabang yang sesuai; 3 Bertanya mengapa pada setiap penyebab yang mungkin; 4 Menginterpretasikan diagram sebab akibat tersebut; 5 Menetapkan hasil-hasil dengan mengembangkan dan mengimplemantasikan tindakan korektif yang efektif serta monitor hasil-hasil setelah dilakukan tindakan korektif guna menjamin bahwa masalah yang dihadapi telah dapat diselesaikan. 3 METODOLOGI

3.1 Tempat dan Waktu