menengah adalah usaha yang dapat menerima kredit dari Rp 500 juta sampai Rp 5 Miliar.
c. Berdasarkan Badan Pusat Statistik, UMKM dibagi berdasarkan jumlah tenaga kerja yang dipakai. Usaha mikro adalah usaha yang
mempekerjakan maksimal lima orang pekerja keluarga. Usaha kecil adalah usaha yang mempekerjakan lima sampai sepuluh orang pekerja.
Sedangkan usaha menengah adalah usaha yang mempekerjakan 20 sampai 99 orang.
2.5. Teori Bank Syariah dan Bank Konvensional
Bank adalah salah satu badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau
bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Seperti yang dipaparkan dalam undang-undang No.10 Tahun 1998 bahwa fungsi dari
perbankan adalah sebagai lembaga intermediasi atau penghubung antara sektor keuangan dan sektor riil.
Perbankan di Indonesia dapat digolongkan menjadi dua, yaitu bank syariah dan konvensional. Perbankan syariah adalah suatu sistem perbankan yang
dikembangkan berdasarkan syariah Islam. Usaha pembentukan sistem ini didasari olah larangan dalam agama Islam untuk memungut atau meminjam bunga yang
dikenal dengan istilah riba. Perbankan syariah juga hanya melakukan investasi pada usaha yang dikategorikan halal. Selain itu, perbankan syariah menerapkan
prinsip bagi hasil yang saling menguntungkan antara pihak bank dan masyarakat
dengan menjunjung tinggi asas keadilan, etika, persaudaraan, dan menghindari transaksi spekulatif.
Dalam beberapa hal terdapat persamaan antara bank konvensional dan bank syariah antara lain dari teknis penerimaan uang, mekanisme transfer dan
pembuatan laporan keuangannya. Tetapi terdapat beberapa perbedaan mendasar yang membedakan kedua perbankan ini. Perbedaan yang ada dapat di rangkum
dalam Tabel 2.2 berikut. Tabel 2.2. Perbedaan Antara Bank Syariah dan Bank Konvensional
Pembeda Bank Konvensional
Bank Syariah Akad dan Aspek
Legalitas Konsekuensi
duniawi Konsekuensi duniawi dan
ukhrawi Lembaga
penyelesaian sengketa dengan Nasabah
Peradilan Negeri Badan Arbitrase Muamalah
Indonesia BAMUI
Struktur Organisasi Komisaris dan
Direksi Terdapat Dewan Pengawas
Syariah DPS dan Dewan Syariah Nasional DSN
Investasi Investasi yang halal
dan haram Hanya melakukan investasi
yang halal Hubungan dengan
Nasabah Debitur-Kreditur
Kemitraan Prinsip
Bunga Bagi Hasil, Jual Beli dan Sewa
Tujuan Profit Oriented
Profit dan Falah Oriented Sumber: Antonio 1999
Salah satu cara yang dilakukan bank konvensional dalam menyalurkan dana terhimpun adalah dengan kredit. Kredit yang diberikan dapat berupa kredit
korporasi atau kredit UMKM, dan pihak bank akan mendapatkan bunga atas harga uang yang telah dipinjamkan. Sedangkan pada bank syariah, istilah yang
digunakan dalam penyaluran dana adalah pembiayaan dan sistem yang digunakan adalah sistem bagi hasil. Beberapa contoh pembiayaan dan produk yang biasa
dilakukan bank syariah adalah: 1. Produk dengan prinsip jual beli antara lain murabahah, salam, dan istisna.
2. Produk dengan prinsip bagi hasil antara lain musyarakah, mudharabah, dan rahn.
3. Produk dengan prinsip sewa antara lain ijarah. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai beberapa definisi produk perbankan
syariah yang digunakan dalam penelitian ini: a.
Al-Musyarakah : Pembiayaan berdasarkan akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, di mana masing-masing pihak
memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.
b. Al-Mudharabah : Akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak
pertama shahibul mal menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak lainnya sebagai pengelola. Dana keuntungan usaha bagi diantara mereka
sesuai kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak. c.
Al-Murabahah : menjual suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga lebih sebagai
laba Fatwa DSN-MUI. Menurut Wulandari 2010 pada kenyataannya sistem pada bank syariah
dan konvensional tidak terpisah karena adanya interaksi antara bank syariah dan konvensional melalui beberapa hal. Interaksi tersebut antara lain dalam hal
memperebutkan nasabah, adanya kesamaan pola kredit atau pembiayaan dan
persamaan dalam tabungan. Untuk itu piranti kebijakan konvensional seperti SBI, Giro Wajib Minimum dan intervensi rupiah tidak hanya mempengaruhi bank
kovensional, tetapi juga mempengaruhi bank syariah. Begitu juga sebaliknya, piranti kebijakan syariah seperti SBISSWBI dan Giro Wajib Minimum Syariah
juga mempengaruhi bank konvensional.
2.6. Pembiayaan dan Kredit Perbankan