dibandingkan  dengan  pembiayaan  dengan  akad  jual  beli.  Porsi  pembiayaan dengan  akad  bagi  hasil  musyarakah  dan  mudharabah  hanya  sebesar  35,29
persen dari pembiayaan total. Sedangkan porsi pembiayaan dengan akad jual beli murabahah  mencapai 55,76 persen.
5.7  Simulasi Impulse Response Function IRF
Simulasi  ini  digunakan  untuk  melihat  respon  suatu  variabel  apabila  ada guncangan  pada  variabel  lain  serta  melihat  pengaruh  lamanya  guncangan  suatu
peubah  endogen  yang  diakibatkan  oleh  shock  atau  guncangan  peubah  endogen lain. Berikut adalah hasil simulasi IRF untuk masing-masing model:
a. Model I
Gambar 5.1 Respon Kredit UMKM terhadap Guncangan SBIS dan SBI
Guncangan  pada  suku  bunga  SBI  sebesar  satu  standar  deviasi  belum  di respon oleh kredit UMKM pada periode pertama. Pada periode kedua, guncangan
tersebut  direspon  positif  dengan    kenaikan    kredit  UMKM  sebesar  337  juta Rupiah.  Akan  tetapi  kredit  terus  mengalami  fluktuasi  sampai  dengan  periode
kelima.  Guncangan  pada  SBI  mulai  direspon  negatif    pada  periode  keenam  dan
-5,000 -4,000
-3,000 -2,000
-1,000 1,000
5 10
15 20
25 30
35 40
45 50
SBIS SBI
Response of CRD to Cholesky One S.D. Innovations
terjadi    penurunan  terus  menerus  sampai  dengan  periode  ke  enam  belas. Penurunan yang terjadi mencapai  1,7 juta miliar dari kondisi awal dan kredit akan
stabil  kembali    pada  periode  ke  45.    Akan  tetapi,  ketika  terjadi  guncangan  pada bonus  SBIS  maka  kredit  UMKM  yang  disalurkan  akan  langsung  turun  pada
periode  kedua  secara  drastis  dan  penurunanya  mencapai    4,1  miliar  juta  Rupiah dan akan stabil pada periode ke 47.
Disisi  lain,    ketika  terjadi  guncangan  pada  SBI  maka  suku  bunga  kredit baru  akan    memberikan  respon  negatif  pada  periode  kedua  dan  pada  akhirnya
memberikan respon positif dimulai dari periode ketiga dan seterusnya. Kenaikan suku  bunga  kredit  tertinggi    mencapai  angka  0.0579    persen  dan  akan  stabil
kembali pada periode ke 47. Tetapi  apabila terjadi guncangan pada SBIS  respon suku bunga kredit cenderung  langsung  mengalami penurunan dari periode kedua
dan  terus  menurun  hingga  mencapai  penurunan  tertinggi    sebesar  0.123  persen dan  akan stabil pada  periode ke 50.
Gambar 5.2 Respon Suku Bunga Kredit  terhadap Guncangan SBIS dan SBI
-.16 -.12
-.08 -.04
.00 .04
.08
5 10
15 20
25 30
35 40
45 50
SBIS SBI
Response of IR to Cholesky One S.D. Innovations
b. Model II
Terlihat  pada  Gambar  5.3.  guncangan  pada  suku  bunga  SBI  sebesar  satu standar deviasi belum  direspon oleh pembiayaan UMKM pada periode pertama.
Guncangan  SBI  direspon  negatif  pada  periode  kedua.  Awalnya  pembiayaan UMKM mengalami penurunan, tetapi setelah periode ketiga pembiayaan UMKM
terus  mengalami  kenaikan  hingga  mencapai  86  juta  Rupiah  dan  akan  stabil kembali  pada  periode  ke  27.  Disisi  lain,  ketika  terjadi  guncangan  pada  SBIS
sebesar  satu  standar  deviasi  tidak  langsung  direspon  oleh  pembiayaan  UMKM pada  periode  pertama.  Respon  dimulai  pada  periode  kedua  dengan  adanya
penurunan  pembiayaan  UMKM.  Penurunan  pembiayaan  UMKM  terbesar  terjadi pada periode kelima dengan penurunan mencapai  165 juta Rupiah dan juga stabil
pada periode ke 27.
Gambar 5.3 Respon Pembiyaan UMKM terhadap Guncangan SBIS dan SBI
Dapat  dilihat  pada  gambar  5.4  guncangan  pada  SBI  sebesar  satu  satuan standar  deviasi  direspon  dengan  sangat  fluktuatif  oleh  PLS.    Penurunan  PLS
dapat  mencapai  2  persen.  Sedangkan  guncangan  pada  SBIS    langsung  direspon
-200 -150
-100 -50
50 100
5 10
15 20
25 30
35 40
SBI SBIS
Response of PYD to Cholesky One S.D. Innovations
oleh  bagi  hasil  pembiayaan  pada  periode  pertama.  Guncangan  pada  SBIS  juga direspon  cukup  fluktuatif  oleh  PLS,  sehingga  pada  akhirnya  PLS  mengalami
penurunan sekitar 0,01 persen dan akan stabil pada periode ke 30.
Gambar 5.4 Respon Profit dan  Loss Sharing terhadap Guncangan SBIS dan SBI
Dapat  dilihat  pada  Gambar  5.5  guncangan  pada  SBI    sebesar  satu  satuan standar  deviasi  tidak  langsung  direspon  oleh  margin  murabahah  pada  periode
pertama,  guncangan  pada  SBI  menyebabkan  margin  murabahah  mengalami penurunan  hingga  mencapai  2,2  persen.  Sedangkan  guncangan  pada  SBIS  justru
direspon  positif oleh  margin  murabahah dengan adanya kenaikan  margin sampai dengan lima persen.
Gambar 5.5. Respon  Margin Keuntungan terhadap Guncangan SBIS dan SBI
-.20 -.16
-.12 -.08
-.04 .00
.04 .08
5 10
15 20
25 30
35 40
SBI SBIS
Response of PLS to Cholesky One S.D. Innovations
-3 -2
-1 1
2 3
4 5
6
5 10
15 20
25 30
35 40
SBI SBIS
Response of MARGIN to Cholesky One S.D. Innovations
Dari hasil simulasi Impulse Response Function  pada  Model I dan Model II maka dapat disimpulkan beberapa hal, antara lain:
1.  Terlihat dari hasil simulasi pada Model I dan Model II guncangan moneter akan berpengaruh dengan cepat pada pembiayaan UMKM dari perbankan
syariah  dan kredit UMKM dari perbankan konvensional. Akan tetapi, saat terjadi  guncangan    moneter  pembiayaan  UMKM  dari  perbankan  syariah
akan lebih cepat stabil dibandingkan dengan kredit UMKM dari perbankan konvensional.  Pembiayaan  UMKM  dari  perbankan  syariah  stabil  pada
peeriode  ke  27  dan  kredit  UMKM  stabil  pada  periode  ke  45.    Hal  ini mengindikasikan  daya  tahan  perbankan  syariah  yang  baik  ketika  adanya
guncangan  moneter  karena  seluruh  pembiayaan  dan  produk  perbankan syariah berbasiskan sektor riil.
2.  Terlihat  dari  hasil  simulasi  pada  Model  I  dan    Model  II  guncangan moneter  akan  berpengaruh  juga  kepada  return    penyaluran  dana
perbankan,  yaitu  suku  bunga kredit pada perbankan konvensional,   profit loss sharing serta margin murabahah pada perbankan syariah.  Saat terjadi
guncangan moneter maka return dari perbankan syariah PLS dan Margin lebih  cepat stabil dibandingkan dengan suku  bunga kredit.  Hal  ini terjadi
karena  jumlah    pembiayaan  UMKM  dari  perbankan  syariah  dari  masih jauh  lebih  kecil  dari  perbankan  konvensional  sehingga  apabila  terjadi
guncangan  moneter  maka  perbankan  syariah  akan  lebih  cepat  mengalami penyesuaian.
3.  Dari  hasil  simulasi  pada  Model  II,    terdapat  perbedaan  respon  ketika terjadi  guncangan  moneter  pada  variabel  PLS  dan  Margin.    Guncangan
moneter direspon  cukup fluktuatif oleh  PLS dibandingkan dengan respon Margin yang relatif stabil. Hal ini terjadi karena penentuan besaran margin
murabahah  adalah  tetap,  sedangkan  penentuan  besaran  PLS  tergantung dari kondisi ekonomi. Maka dari  itu ketika ada guncangan ekonomi  yang
dicerminkan  oleh    guncangan  moneter  maka  pengaruhnya  terhadap variabel PLS akan lebih besar dibandingkan dengan variabel Margin.
5.8 Forecast Error Variance Decomposition FEVD