Kredit UMKM dari Bank Konvensional Pembiayaan UMKM dari Bank Syariah Perbandingan Kredit dan Pembiayaan UMKM

4.2.1. Kredit UMKM dari Bank Konvensional

Kredit UMKM adalah semua penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu dalam rupiah dan valuta asing, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank pelapor dengan bank dan pihak ketiga bukan bank yang memenuhi kriteria usaha sesuai undang-undang tentang UMKM yang berlaku Bank Indonesia, 2011. Sumber: Statistik Perbankan Indonesia 2010 Gambar 4.2. Perbandingan Kredit UMKM dan Non-UMKM Bank Konvensional Periode Desember 2006- Desember 2010 Gambar 4.2 menunjukan bahwa kredit UMKM yang disalurkan bank konvensional memiliki tren yang terus meningkat dan porsi kredit UMKM lebih besar dibandingkan dengan non-UMKM. Tercatat pada Desember 2010, porsi kredit UMKM yang disalurkan sebesar 52,48 persen dari total kredit atau sekitar Rp 926.782.000.000.

4.2.2. Pembiayaan UMKM dari Bank Syariah

Definisi pembiayaan UMKM dari bank syariah tidak jauh berbeda dengan kredit UMKM yang diberikan oleh bank konvensional. Kriterian UMKM yang digunakan juga mengacu pada undang-undang yang berlaku, tetapi perbedaannya adalah konsep akad dan perhitungan besaran bagi hasilnya. Gambar 4.3 menjelaskan bahwa pembiayaan bank syariah terhadap sektor UMKM memiliki tren yang terus meningkat dan porsi pembiayaan UMKM lebih besardibandingkan dengan pembiayaan non-UMKM. Tercatat pada bulan Desember 2010, pembiayaan UMKM yang disalurkan oleh perbankan syariah mencapai 77,10 persen dari total pembiayaan atau sekitar Rp 82.831.000.000. Sumber: Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia 2010 Gambar 4.3. Perbandingan Pembiayaan UMKM dan Non-UMKM Bank Syariah

4.2.3 Perbandingan Kredit dan Pembiayaan UMKM

Perbandingan kredit atau pembiayaan UMKM pada bank konvensional dan syariah dapat dilihat dari beberapa hal, salah satunya dari total dana pembiayaan yang disalurkan kepada UMKM. Pada Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa posisi kredit UMKM yang disalurkan bank konvensional masih jauh lebih besar dibandingkan dengan pembiayaan UMKM dari bank syariah. Total pembiayaan UMKM dari bank syariah baru mencapai lima persen dari total kredit UMKM bank konvensional. Hal ini tentunya wajar karena usia bank syariah yang baru menginjak sepuluh tahun dengan jumlah aset yang masih lebih kecil jika dibandingkan dengan bank konvensional. Sumber : Statistik Perbankan Indonesia dan Perbankan Syariah Indonesia 2010 Gambar 4.4 Perbandingan Jumlah Penyaluran Dana Ke Sektor UMKM Bank Syariah dan Konvensional Periode Mei 2006- Desember 2010 Perbandingan lain dapat dilihat dari porsi pembiayaan UMKM yang disalurkan dari bank konvensional maupun bank syariah. Porsi pembiayaan dihitung dengan cara membagi jumlah pembiayaan UMKM dengan jumlah pembiayaan total yang disalurkan. Dapat dilihat dari Gambar 4.5 bahwa porsi pembiyaan UMKM pada bank syariah lebih besar dibandingkan dengan bank konvesional. Sekitar 77,10 persen penyaluran pembiayaan pada bank syariah ditujukan kepada UMKM, sedangkan bank konvensional hanya memiliki porsi sebesar 52,48 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa bank syariah menjadikan pembiayaan UMKM sebagai prioritas utama karena potensinya yang besar, dan pembiayaan kepada sektor UMKM merupakan pembiayaan yang sesuai dengan prinsip dasar bank syariah sebagai lembaga intermediasi yang menyentuh sektor riil. Sumber: Statistik Perbankan Indonesia dan Perbankan Syariah Indonesia 2010 Gambar 4.5 Perbandingan Porsi Penyaluran Dana Ke Sektor UMKM Bank Konvensional dan Syariah Periode Mei 2006- Desember 2010

4.3 Suku Bunga Kredit dan Bagi Hasil