5.2 Hasil Uji Kausalitas Granger
Berdasarkan hasil Uji Kausalitas Granger terdapat beberapa hubungan antara variabel, tetapi tidak terdapat hubungan sebab akibat diantara variabel.
Pada Model I, kredit UMKM memengaruhi suku bunga kredit, dan suku bunga kredit memengaruhi besarnya suku bunga SBI dan bonus SBIS. Sedangkan pada
Model II, profit dan loss sharing memengaruhi besarnya suku bunga SBI dan pembiyaan UMKM memengaruhi besarnya margin pembiayaan.
Hasil Uji Kausalitas Granger dirangkum dalam Tabel 5.2 berikut : Tabel 5.2. Hasil Uji Kausalitas Granger
Hipotesis Probability
Kesimpulan MODEL I
CRD does not Granger Cause IR 0.0484 CRD IR
IR does not Granger Cause SBIS 0.0631 IR SBIS
IR does not Granger Cause SBI 0.0071 IR SBI
MODEL II PLS does not Granger Cause SBI
0.0711 PLS SBI PYD does not Granger Cause MARGIN
0.0880 PYD MARGIN
5.3 Penetapan Lag Optimum
Penetapan lag optimum bertujuan untuk menunjukan berapa lama reaksi suatu variabel terhadap variabel lainnya serta menghilangkan masalah
autokorelasi dalam sebuah sistem VAR Firdaus, 2011. Pengujian panjang lag ditentukan berdasarkan kriteia Akaike Information Criterion AICdan Schwarz
Criterion SC yang terkecil. Pada penelitian ini model VAR diestimasi dengan tingkat lag yang berbeda-beda kemudian dibandingkan nilai AIC-nya. Nilai AIC
terkecil dipakai sebagai acuan nilai lag optimal. Berdasarkan hasil pengujian lag
optimum yang terdapat pada Tabel 5.3 bahwa Model I dan Model II optimum pada lag kedua.
Tabel 5.3. Hasil Pengujian Lag Optimum Lag
AIC Model I
Model II 34.59488
35.72875 1
23.94378 29.29504
2 23.57957
29.18349 Keterangan : = nilai AIC terkecil
5.4 Uji Stabilitas VAR
Dari hasil uji stabilitas VAR, dapat disimpulkan bahwa sistem VAR bersifat stabil karena root yang diuji memiliki kisaran kurang dari satu, yatu berkisar
antara 0.398319- 0.759231 pada Model I dan berkisar antara 0.251941 -0.966520 pada Model II.
Tabel 5.4. Hasil Uji Stabilitas VAR pada Model I Root
Modulus 0.727885 - 0.215907i
0.759231 0.727885 + 0.215907i
0.759231 0.034432 - 0.584167i
0.585181 0.034432 + 0.584167i
0.585181 -0.196964 - 0.464653i
0.504675 -0.196964 + 0.464653i
0.504675 -0.068859 - 0.392321i
0.398319 -0.068859 + 0.392321i
0.398319
Tabel 5.5. Hasil Uji Stabilitas VAR pada Model II Root
Modulus 0.966520
0.966520 0.837030
0.837030 0.775247 - 0.230579i
0.808810 0.775247 + 0.230579i
0.808810 0.407425 - 0.456512i
0.611881 0.407425 + 0.456512i
0.611881 -0.46734
0.467340 0.147684 - 0.389766i
0.416807 0.147684 + 0.389766i
0.416807 0.251941
0.251941
5.5 Uji Kointegrasi Johansen
Langkah yang dilakukan selanjutnya adalah uji kointegrasi. Uji Kointegrasi dilakukan untuk menentukan apakah variabel-variabel yang tidak
stasioner pada level terkointegrasi atau tidak. Uji Kointegrasi mengimplikasikan bahwa dalam sistem persamaan mengimplikasikan bahwa dalam sistem tersebut
terdapat error correction model yang menggambarkan adanya dinamisasi jangka pendek secara konsisten dengan hubungan jangka panjangnya. Koitegrasi
mempresentasikan hubungan keseimbangan jangka panjang Firdaus, 2011. Uji kointegrasi dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Johansen dengan
membandingkan trace statistic dengan nilai kritis sebesar 5 persen. Jika nilai trace statistik lebih besar dibandingkan nilai kritisnya maka terdapat kointegrasi
dalam sistem persamaan tersebut. Hasil uji kointegrasi pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 5.2. Berdasarkan hasil uji kointegrasi maka dapat dilihat bahwa
kedua model terkointegrasi sehingga model yang digunakan adalah model VECM.
Tabel 5.6. Hasil Uji Kointegrasi Johansen pada Model I Hipotesa
Trace Statistic 5 Critical Value
None 67.63257
47.85613 At most 1
27.02358 29.79707
At most 2 12.60481
15.49471 At most 3
0.884772 3.841466
Tabel 5.5. menunjukan bahwa terdapat minimal satu rank kointegrasi pada taraf nyata lima persen, yang berarti terdapat minimal satu persamaan
kointegrasi yang mampu menerangkan keseluruhan Model I. Tabel 5.7. Hasil Uji Kointegrasi Johansen pada Model II
Hipotesa Trace Statistic
5 Critical Value None
71.32552 69.81889
At most 1 38.78936
47.85613 At most 2
18.60038 29.79707
At most 3 5.809156
15.49471 At most 4
0.422953 3.841466
Tabel 5.6. menunjukan bahwa terdapat minimal satu rank kointegrasi pada taraf nyata lima persen, yang berarti terdapat minimal satu persamaan
kointegrasi yang mampu menerangkan keseluruhan Model II. Tabel 5.8. Rangkuman Hasil Uji Kointegrasi
Model Rank
Kesimpulan I
1 Terkointegrasi, model VECM
II 1
Terkointegrasi, model VECM
5.6 Hasil Estimasi VECM