27
4.2 Bentuk dan Analisis Model untuk PT. BWBC 4.2.1 Variabel Keputusan
Variabel keputusan untuk model pada PT. BWBC adalah jenis produk yang dihasilkan perusahaan tersebut yaitu :
x
1
= jumlah produksi cocacola ukuran 193 ml x
2
= jumlah produksi cocacola ukuran 295 ml x
3
= jumlah produksi cocacola ukuran 1000 ml x
4
= jumlah produksi fanta ukuran 200 ml x
5
= jumlah produksi fanta ukuran 295 ml x
6
= jumlah produksi fanta ukuran 1000 ml x
7
= jumlah produksi sprite ukuran 200 ml x
8
= jumlah produksi sprite ukuran 295 ml x
9
= jumlah produksi sprite ukuran 1000 ml x
10
= jumlah produksi frestea ukuran 220 ml Satuan produksi dalam penelitian ini adalah krat, yaitu 24 botol untuk
ukuran 193200220295 ml dan 12 botol untuk ukuran 1000 ml atau 1 liter. Waktu produksi yang dianalisa yaitu per bulan.
4.2.2 Fungsi Tujuan
Berdasarkan harga jual tiap produk per krat pada Lampiran 5 maka dapat dibentuk fungsi pendapatan yang akan dimaksimumkan yaitu :
Maksimisasi pendapatan : Max P =
4.16
Mesin produksi yang digunakan di perusahaan ini terdiri dari 2 mesin produksi yang disebut :
Line 1 untuk produksi cocacola, fanta, sprite 1000 ml dan frestea 220 ml, dan Line 2 untuk produksi cocacola, fanta, sprite berukuran 193200 dan 295 ml.
Kecepatan produksi mesin line 1 adalah 250 botolmenit atau 20 833 kratmenit untuk cocacola, fanta, sprite ukuran 1000 ml atau 0.048 menit setiap krat dan
10 417 kratmenit untuk freastea 220 ml atau 0.096 menit setiap krat. Sedangkan kecepatan produksi mesin line 2 adalah 500 botolmenit atau 20.833 kratmenit
untuk cocacola, fanta, sprite ukuran 193200 dan 295 ml atau 0.048 menit setiap krat. Minimisasi waktu penggunaan mesin dapat dinyatakan dalam formulasi :
28
Minimisasi waktu kerja mesin Min M =
4.17
Berdasarkan data Lampiran 2 untuk bahan baku syrup dan hasil produksi maka dapat dihitung bahan baku yang dibutuhkan untuk membuat 1 krat produk
seperti pada Tabel 1.
Tabel 1 Bahan baku syrup untuk menghasilkan 1 krat produk
x
1
x
2
x
3
x
4
x
5
x
6
x
7
x
8
x
9
x
10
Concentrate unit
0.0024 0.0037 0.0063 0.0024 0.0036 0.0060 0.0024 0.0036 0.0060 0.0026 Gula kg
0.4885 0.7527 1.2702 0.6998 1.0384 1.7578 0.6460 0.9587 1.6229 0.5140 CO2 kg
0.0343 0.0528 0.0891 0.0237 0.0352 0.0596 0.0351 0.0521 0.0883
Selanjutnya berdasarkan harga bahan baku pada Lampiran 3 dan data di Tabel 1, dapat dihitung biaya bahan baku per krat produk seperti pada Tabel 2.
Tabel 2 Biaya bahan baku per krat produk Produk
Ukuran ml Biaya per krat Rp
Cocacola 193
13 047.96 295
18 223.87 1000
26 423.07 Fanta
200 15 008.34
295 20 572.42
1000 30 435.56
Sprite 200
14 567.04 295
19 917.53 1000
29 326.98 Frestea
220 13 582.53
Berdasarkan Tabel 2 dapat dibentuk fungsi biaya bahan baku yang akan diminimisasi adalah :
Minimisasi biaya bahan baku Min B =
4.18
Untuk membentuk fungsi biaya tenaga kerja yang akan diminimumkan, menggunakan data pada Lampiran 6.
29
Minimisasi biaya tenaga kerja Min T =
4.19
Berdasarkan fungsi pendapatan, biaya bahan baku, dan biaya tenaga kerja, dapat dibentuk fungsi keuntungan yang merupakan pendapatan dikurangi biaya
bahan baku dan biaya tenaga kerja sehingga dapat dibentuk fungsi tujuan maksimisasi keuntungan.
Maksimisasi keuntungan Max Z =
4.20
Dalam model FGP yang akan dibahas, fungsi tujuan yang akan dianalisa adalah fungsi maksimisasi keuntungan, minimsasi waktu kerja mesin, minimisasi
biaya bahan baku, dan minimisasi biaya tenaga kerja.
4.2.3 Bentuk Kendala
Berdasarkan Tabel 1 dan ketersediaan bahan baku setiap bulan pada Lampiran 4 maka dapat diperoleh bentuk-bentuk kendala :
1 Concentrate
Cocacola :
4.21
Fanta :
4.22
Sprite :
4.23
Frestea :
4.24
2 Gula
4.25
3 CO
2
4.26
4 Tutup botol
Cocacola 193295 ml :
4.27
Cocacola 1000 ml :
4.28
Fanta 200295 ml :
4.29