Solusi Model FGP Decision Support System berdasarkan model FGP

38 Masalah ini menjadi model fuzzy goal programming yang dapat diselesaikan dalam bentuk linear programming. Berdasarkan model 4.15 dan kendala 4.21 – 4.48 dan 4.54 – 4.57 maka model FGP dapat diyatakan sebagai berikut: Max dengan kendala 4.58 39 . Model 4.58 ini dapat diselesaikan dengan metode linear programming Lampiran 11 yang memberikan solusi pada Tabel 7. Tabel 7 Solusi FGP untuk ProdukVariabel Nilai cocacola193 x 1 9 500 cocacola295 x 2 75 000 cocacola1000 x 3 8 643.10 fanta200 x 4 fanta295 x 5 42 500 fanta1000 x 6 sprite200 x 7 1 023.93 sprite295 x 8 32 000 sprite1000 x 9 frestea220 x 10  0.0301 Jika nilai-nilai x 1 ,x 2 , …, x 10 disubstitusikan pada masing-masing fungsi tujuan akan diperoleh besarnya keuntungan, waktu kerja mesin, biaya bahan baku, dan biaya tenaga kerja: o Keuntungan Z = Rp 45 . 811 458 963 4 o Waktu kerja mesin M = 02 . 096 8 menit o Biaya bahan baku B = Rp 16 . 540 727 245 3 o Biaya tenaga kerja T = Rp 39 . 289 951 136 dengan nilai keanggotaan : 40 Keinginan pengambil keputusan tercapai dengan hasil yang diberikan adalah berada pada nilai yang diinginkannya. Keuntungan paling sedikit yang diinginkan adalah Rp 00 . 600 425 926 4 , dan diperoleh adalah Rp 45 . 811 458 963 4 . Waktu kerja mesin paling banyak yang bisa digunakan adalah 145 8 menit, ternyata yang digunakan hanya 02 . 096 8 menit. Biaya bahan baku paling banyak yang bisa digunakan adalah Rp 00 . 000 380 390 3 , ternyata yang digunakan hanya Rp 16 . 540 727 245 3 . Biaya tenaga kerja paling banyak yang bisa digunakan adalah Rp 00 . 875 779 137 , ternyata yang digunakan hanya Rp 39 . 289 951 136 . Kasus 2 Jika pengambil keputusan menginginkan :  keuntungan sekurang-kurangnya Rp4 500 000 000.00 =  waktu kerja mesin setinggi-tingginya 9 000 menit =  biaya bahan baku setinggi-tingginya Rp3 000 000 000.00 =  biaya tenaga kerja setinggi-tingginya Rp150 000 000.00 = akan membentuk kendala dari tiap fungsi tujuan yaitu : Kemudian dibentuk menjadi seperti model 4.58 yang dapat diselesaikan dengan LP, akan diperoleh solusi Lampiran 12 pada Tabel 8. 41 Tabel 8 Solusi FGP untuk Produkvariabel Nilai cocacola193 x 1 cocacola295 x 2 75 000 cocacola1000 x 3 fanta200 x 4 fanta295 x 5 33 167.84 fanta1000 x 6 sprite200 x 7 sprite295 x 8 32 000 sprite1000 x 9 frestea220 x 10 24 443.87  0.1245 Jika nilai-nilai x 1 ,x 2 , …, x 10 disubstitusikan pada masing-masing fungsi tujuan akan diperoleh besarnya keuntungan, waktu kerja mesin, biaya bahan baku, dan biaya tenaga kerja: o Keuntungan Z = Rp 97 . 696 474 706 4 o Waktu kerja mesin M = 67 . 690 8 menit o Biaya bahan baku B = Rp 56 . 422 173 964 2 o Biaya tenaga kerja T = Rp 47 . 940 610 114 dengan nilai keanggotaan : Keinginan pengambil keputusan tercapai dengan hasil yang diberikan adalah berada pada nilai yang diinginkannya. Keuntungan paling sedikit yang diinginkan adalah Rp 00 . 000 000 500 4 , diperoleh adalah Rp 97 . 696 474 706 4 . Waktu kerja mesin paling banyak yang bisa digunakan adalah 000 9 menit, ternyata yang digunakan hanya 67 . 690 8 menit. Biaya bahan baku paling banyak yang bias digunakan adalah Rp 00 . 000 000 000 3 , ternyata yang digunakan hanya 42 Rp 56 . 422 173 964 2 . Biaya tenaga kerja paling banyak yang bisa digunakan adalah Rp 00 . 000 000 150 , ternyata yang digunakan hanya Rp 47 . 940 610 114 .

4.2.6.2 Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas dalam penelitian dilakukan pada aspek ketersediaan sumber daya yang tersedia. Ingin melihat selang nilai pada ketersediaan tiap sumber daya yang mempertahankan kondisi optimal. Pada kasus 2 yang dibahas, selang nilai ketersediaan sumberdaya yang mempertahankan kondisi optimal ditunjukkan pada Lampiran 13. Perhatikan pada ketersediaan botol cocacola 295 ml, kondisi optimalnya pada selang nilai 30 . 516 115 27 . 600 63  krat. Artinya, jika ketersediaannya diubah tetap pada selang ini, maka kondisi optimal tetap dipertahankan. Produk yang akan diproduksi tetap sama dengan solusi sebelumnya, yang mungkin berubah adalah jumlah produknya dan besarnya nilai masing-masing fungsi tujuannya. Jika ketersediaannya diubah diluar selang ini, maka kondisi optimal juga akan berubah. Beberapa contoh perubahan ketersediaan botol cocacola 295 ml, dan hasil solusinya disajikan pada Tabel 9. Tabel 9 Beberapa perubahan ketersediaan botol cocacola 295 ml dan solusinya Variabel Jumlah ketersediaan botol cocacola 295 ml krat 75 000 65 000 90 000 60 000 125 000 cocacola193 cocacola295 75 000 65 000 90 000 60 000 125 000 cocacola1000 2 054.59 fanta200 fanta295 33 167.84 41 354.14 20 888.39 42 500 fanta1000 sprite200 sprite295 32 000 32 000 32 000 32 000 23 823 sprite1000 frestea220 24 443.87 21 963.33 18 164.68 23 283.73 13 193.03  0.1245 0.1009 0.16 0.0846 0.2375 Z Rp 4 706 474 696.97 4 667 219 537.87 4 765 357 435.61 4 640 266 355.2 4 893 799 360.85 43 Perubahan ketersediaan botol cocacola 295 ml yang masih dalam selang 30 . 516 115 27 . 600 63  krat, yaitu 000 65 dan 000 90 krat memberikan solusi jenis produk yang sama seperti solusi awal pada ketersediaan 000 75 krat yaitu cocacola295, fanta295, sprite295, dan frestea220. Sedangkan pada perubahan ketersediaan botol cocacola 295 ml diluar selang tersebut, memberikan solusi jenis produk yang berbeda yaitu cocacola295, cocacola1000, fanta295, sprite295, dan frestea220 pada ketersediaan 000 60 krat. Kemudian pada ketersediaan 000 125 krat, juga memberikan solusi jenis produk yang berbeda yaitu cocacola295, sprite295, dan frestea220. 44