Aspek Teknik Operasional HASIL PENELITIAN
malaria. Sedangkan untuk memutuskan mata rantai penularan penyakit malaria untuk nyamuk dewasa melalui penyemprotan rumah maupun pemberantasan
jentik yang berada di sarang nyamuk tersebut melalui penataan lingkungan oleh masyarakat sehingga jentik tidak tumbuh. Selain itu dilakukan beberapa upaya
menghindari dari gigitan nyamuk melalui promosi penggunaan kelambu. Penemuan penderita dilakukan pada sarana pelayanan kesehatan seperti
Puskesmas dan Rumah Sakit yaitu penemuan penderita secara PCD Passive Case Detection maupun oleh masyarakat seperti kader yaitu penemuan
penderita secara ACD Active Case Detection. Penanganan kasus termasuk malaria berat menjadi bagian penting dari upaya pelayanan kesehatan yang
dilakukan di puskesmas atau melalui Puskesmas keliling dengan tujuan mencegah kematian karena malaria.
Penemuan penderita malaria secara ACD ini dilakukan dengan pengambilan sediaan darah tebal pada semua penderita klinis yang datang berobat ke
puskesmas sedangkan pengambilan darah dengan berkunjung ke rumah–rumah oleh juru malaria desa jarang dilakukan.
Survei kontak oleh Juru Malaria Desa JMD belum selalu dilakukan dengan pengambilan sediaan darah terhadap penduduk yang mempunyai gejala
malaria. Juru malaria desa hanya melakukan tugasnya bila mendapatkan informasi dari penduduk setempat saja. Oleh sebab itu frekuensi kunjungan
rumah oleh petugas kesehatan untuk melakukan pengobatan kepada penderita malaria hanya untuk pesien yang mengalami melalui akut dan itupun disesuaikan
tergantung anggaran yang tersedia.
Dengan demikian hasil pengambilan sediaan darah sebagian besar diperoleh dari pencatatan yang dilaporkan berdasarkan kunjungan pasien
penderita malaria ke puskesmas yang langsung diperiksa di lab.Cara pengobatan bagi penderita malaria P. Falciparum, P. Vivax dan selain Falciparum dan Vivax
adalah pengobatan oral dan di infus apabila kondisi pasien lemah. Penemuan penderita secara PCD ini dilakukan dengan pengambilan sediaan
darah kepada semua penderita malaria klinis dan penderita gagal obat yang datang ke puskesmas, puskesmas pembantu dan puskesmas keliling.
Penanganan kasus termasuk malaria berat menjadi bagian penting dari upaya pelayanan kesehatan yang dilakukan Rumah Sakit dan Puskesmas dengan
tujuan mencegah kematian karena malaria.Walaupun pengendalian terhadap vektor adalah sebagian dari rincin kegiatan, namun sementara yang diupayakan
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Biak–Numfor hanya sebatas pada penyemprotan dengan pestisida dengan cakupan 90 diusahakan agar lama
penyemprotan lebih pendek tidak lebih 1 bulan. Selain itu kegiatan kelambunisasi yang dilaksanakan pada daerah yang terjadi peningkatan kasus
malaria. Penyemprotan di 17 desa wilayah kerja Puskesmas Bosnik dalam kurun
waktu 5 tahun terakhir dilaksanakan pada tahun 2005 pada silkus ke I di 17 desa pada tanggal 1 Maret 2005 sampai dengan 7 April 2005 sedangkan siklus ke II
tidak ada dalam setahun padahal aturan yang sudah ditetapkan setahun 2 kali dengan interval waktu enam bulan. Pelaksanaan anti larva tidak pernah dilakukan
dalam 5 tahun terakhir. Dampak dari tidak adanya kegiatan ini populasi larva nyamuk Anopheles tidak dapat ditekan.