Analisis Fluktuasi Curah Hujan Dengan Kasus Malaria

Untuk melihat hubungan antara curah hujan dengan kasus malaria digunakan pendekatan Pearson Product moment . Hasil uji statistik diketahui bahwa nilai koefisien korelasi r sebesar 0,036 yang artinya terdapat hubungan negatif antara curah hujan dengan kasus malaria. Sehingga dapat dijelaskan bahwa terjadinya peningkatan curah hujan diikuti dengan penurunan kasus malaria, sebaliknya terjadinya penurunan curah hujan diikuti dengan peningkatan kasus malaria namun tingkat hubungannya sangat rendah. Hal ini dapat diketahui dengan melihat nilai p = 0,783 p 0,05 yang artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara curah hujan dengan kasus malaria. Untuk melihat seberapa besar tingkat pengaruh curah hujan terhadap kasus malaria dilakukan dengan perhitungan koefisien determinasi r 2 = 0,036 2 = 0,001. Hal ini berarti perubahan yang terjadi pada kasus malaria dapat dijelaskan melalui perubahan curah hujan sebesar 0,1 atau terjadinya kasus malaria 0,1 ditentukan oleh curah hujan, dan 99,9 ditentukan oleh faktor lain. Hubungan antara fluktuasi curah hujan dengan kejadian malaria dapat digambarkan pada grafik dibawah ini : Grafik4.3. Fluktuasi Curah Hujan Dan Kasus Malaria 100 200 300 400 500 600 700 J anuar i Febr uar i Ma re t Ap ril Me i J uni Ju li A gus tus S eptem ber Okt o b e r No ve m b e r De se m b e r J anuar i Febr uar i Ma re t Ap ril Me i J uni Ju li A gus tus S eptem ber Okt o b e r No ve m b e r De se m b e r J anuar i Febr uar i Ma re t Ap ril Me i J uni Ju li A gus tus S eptem ber Okt o b e r No ve m b e r De se m b e r J anuar i Febr uar i Ma re t Ap ril Me i J uni Ju li A gus tus S eptem ber Okt o b e r No ve m b e r De se m b e r J anuar i Febr uar i Ma re t Ap ril Me i J uni Ju li A gus tus S eptem ber Okt o b e r No ve m b e r De se m b e r 2001 2002 2003 2004 2005 Tahun K as us D an C ur ah H ujan Kasus Crh Hjn Gambar 4.3. Fluktuasi Curah Hujan Dan Kasus Malaria

10. Vektor

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Sunaryo dkk 27 di Desa Orwer yang merupakan salah satu desa yang berada pada wilayah kerja Puskesmas Bosnik ditemukan badan air positif jentik dan juga vektor yaitu An. farauti. Hasil di peroleh melalui survey lingkungan dan survey nyamuk dewasa. 1. Survey lingkungan. Kegiatan survey dilakukan untuk melihat observasi di sekitar rumah penderita atau di sekitar tempat penderita melakukan aktifitas malam hari. Struktur tanah di Desa Orwer pada umumnya terdiri dari batu karang dan pasir putih dan hanya sebagian merupakan tanah. Vegetasi tanaman yag tumbuh di sekitar pemukiman berupa semak, pohon kelapa, matoa, pinang dll. Pada musim kemarau air di Desa Orwer sulit diperoleh dan banyak mata air kering, karena porositas tanah tergolong tinggi. Keberadaan air tergenang hanya pada permukaan kedap air seperti SPALbuangan air laut limpah pasang. Apabila hujan air menjadi payau dan merupakan tempat perkembangbiakan nyamuk Anopheles. Ditemukan jentik Anopheles farauti dengan kepadatan 3 ekor perciduk volume kurang dari 350 ml. 2. Survey nyamuk dewasa Kegiatan penangkapan nyamuk dilakukan jam 18.00 – 06.00, jumlah penangkap 6 orang di 3 rumah, masing-masing di dalam dan di luar rumah. Hasil survey nyamuk dapat ditangkap 2 ekor, An.farauti vektor malaria utama di Kabupaten Biak Numfor, tertangkap pada jam 19.00 – 20.00. 28

B. Aspek Teknik Operasional

Pelaksanaan rencana kegiatan pemberantasan penyakit malaria di lakukan oleh sektor kesehatan dalam hal ini yang dijelaskan adalah pelaksanan pencegahan penularan penyakit malaria oleh Dinas kesehatan Kabupaten Biak Numfor. Beberapa upaya yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Biak Numfor dalam upaya pemberantasan penyakit malaria yang dilakukan dalam kurun waktu 5 tahun terakhir adalah menemukan penderita sedini mungkin dan langsung memberikan pengobatan. Upaya untuk mendekatkan pelayanan kepada masyarakat telah dilakukan melalui pembentukan Pos Malaria Desa Posmaldes yang mengikutsertakan masyarakat dalam menentukan sampai mengobati kasus