bahasa tulis. Memiliki minat baca yang tinggi, siswa akan senang membaca dan pada gilirannya siswa akan memperoleh sejumlah konsep, pengetahuan, maupun
teknologi. Satu di antara beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terwujudnya minat baca yang tinggi adalah peranan perpustakaan sekolah. Perpustakaan
sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan harus benar-benar dapat memainkan perannya. Kegiatan membaca dapat bermakna dan berkualitas apabila didorong
oleh minat baca yang tinggi. Adanya minat baca akan memberikan dorongan yang kuat untuk berbuat aktif
terhadap membaca. Suatu aktivitas tidak akan berhasil mencapai tujuannya tanpa didasari minat terhadapnya. Apabila memiliki minat baca yang tinggi maka
frekuensi membaca juga tinggi yang akhirnya ilmu pengetahuan dan pengalamannya bertambah. Hal itu akan berpengaruh pula dalam kemampuan
menulis teks eksposisi.
5. Hubungan Penguasaan Kosakata dengan Kemampuan Menulis Teks
Eksposisi
Menurut Kridalaksana dalam Tarigan 1985:446, kosakata adalah 1 komponen bahasa yang memuat secara informasi tentang makna dan pemakaian
kata dalam bahasa; 2 kekayaan kata yang dimiliki seorang pembicara, penulis atau suatu bahasa. Tarigan 1985: 2 menyatakan bahwa, kualitas keterampilan
berbahasa seseorang bergantung kepada kualitas dan kuantitas kosakata yang dimilikinya. Oleh sebab itu keterampilan mengungkapkan dan menerima ide
dengan baik sangat berhubungan dengan kosakata.
Penguasaan kosakata dalam satu bahasa berhubungan dengan jumlah kata yang harus dikuasai agar seseorang dapat menggunakan bahasa untuk
berkomunikasi dan pemilihan kata serta pemakaiannya sesuai dengan konteks komunikasi.
Siswa SMA hanya dituntut menguasai kosakata sebesar 12.000 kata, sebagaimana tertuang pada kompetensi umum bahasa dan sastra Indonesia
sekolah menengah umum pada butir kelima Depdiknas, 2000. Salah satu penyebab rendahnya kemampuan menulis termasuk teks eksposisi
adalah pengetahuan tentang kaidah bahasa yang berlaku, yaitu minimnya penguasaan kosakata siswa. Kepenguasaan kosakata sangat membantu siswa
dalam kemampuan menulis teks eksposisi. Dalam bentuk tulisan diperlukan kosakata yang tepat agar orang lain mengetahui apa yang dimaksudkannya. Jika
tidak tepat maka pembaca tidak akan bisa memahami makna dan maksud dari apa yang disampaikan penulis melalui tulisan tersebut.
6. Hubungan Minat Baca dan Penguasaan Kosakata dengan Kemampuan
Menulis Teks Eksposisi
Keterampilan menulis merupakan urutan yang terakhir dalam proses belajar bahasa setelah keterampilan menyimak, berbicara, dan membaca. Namun,
kemampuan menulis dianggap sebagai kemampuan yang paling sulit. Menurut Nurgiyantoro 2001: 296 menulis merupakan kemampuan yang lebih sulit
dikuasai dibandingkan tiga kemampuan lain yaitu menyimak, berbicara, dan membaca.
Penyebab rendahnya kemampuan menulis adalah pengetahuan tentang kaidah bahasa yang berlaku, minimnya penguasaan kosakata siswa, dan terbatasnya
pengetahuan atau pengalaman yang akan disampaikan kepada pembaca. Pengetahuan atau pengalaman yang akan disampaikan kepada pembaca dapat
diperoleh dari membaca. Banyaknya bacaan akan bergantung pada minat baca. Minat baca yang tinggi, siswa akan senang membaca dan pada gilirannya
siswa akan memperoleh sejumlah konsep, pengetahuan, maupun teknologi. Minat baca yang rendah diduga sebagai pemicu rendahnya penguasaan kosakata.
Sehingga, siswa yang minat bacanya rendah akan rendah pula penguasaan kosakatanya.
Penguasaan terhadap kosakata sangat diperlukan oleh setiap pemakai bahasa, selain merupakan alat penyalur gagasan, penguasaan terhadap sejumlah kosakata
dan memperlancar informasi yang diperlukan melalui komunikasi lisan maupun tulisan. Kosakata pada prinsipnya dipelajari siswa bertujuan untuk dapat
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dengan baik. Oleh karena itu, siswa membutuhkan suatu sistem untuk menerima, menyimpan, dan mendapatkan
kembali kosakata itu setiap saat. Siswa haruslah mempunyai rasa ingin tahu yang mendalam mengenai kosakata dan memperhatikan secara teliti bagaimana
kosakata dipergunakan dalam kalimat dan kosakata itu dibentuk Tarigan, 1985: 140. Hal itu akan berpengaruh pada kemampuan menulis teks eksposisi. Semakin
tinggi minat baca siswa, semakin tinggi tingkat penguasaan kosakata siswa sehingga semakin tinggi pula kemampuan menulis teks eksposisi.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian tentang korelasi minat baca dan penguasaan kosakata terhadap kemampuan menulis teks eksposisi pada siswa kelas X SMA Negeri se-Kabupaten
Bantul bertujuan untuk mengetahui hubungan minat baca dan penguasaan kosakata terhadap kemampuan menulis teks eksposisi pada siswa kelas X SMA
Negeri se-Kabupaten Bantul. Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang berjudul pengaruh penguasaan kosakata dan tata bahasa Indonesia terhadap
kemampuan menulis teks eksposisi siswa kelas X SMA Negeri se-Kota Yogyakarta oleh Rizki Fitriadi 2014. Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama
menggunakan dua variabel bebas yang sama, tetapi variabel bebas yang sama hanya satu, yaitu penguasaan kosakata. Selain itu, penelitian ini juga memiliki
kesamaan variabel terikat yaitu kemampuan menulis teks eksposisi. penelitian tersebut menyimpulkan bahwa terdapat korelasi yang positif dan signifikan antara
penguasaan kosakata dengan kemampuan menulis teks eksposisi siswa kelas X SMA Negeri se-Kota Yogyakarta dan terdapat korelasi yang positif dan signifikan
antara tata bahasa Indonesia dengan kemampuan menulis teks eksposisi siswa kelas X SMA Negeri se-Kota Yogyakarta .
C. Kerangka Pikir