Penilaian kinerja Teori tentang Prestasi Kerja .1 Pengertian dan Manfaat Prestasi Kerja

e. Memeriksa rencana pelaksanaan dan pengembangan yang sesuai dengan kebutuhan pelatihan pelatihan, khususnya rencana diklat, dan kemudian menyetujui rencana itu jika tidak ada hal-hal yang perlu dirubah. Sedangkan Nawawi 2008, membagi enam tujuan penilaian prestasi kerja, yaitu: a. Mengambil keputusan tentang pekerjaan pegawaikaryawan b. Memberikan umpan balik antara karyawan dengan manajer atau pegawai dengan pimpinan c. Menghasilkan informasi untuk menentukan kriteria validitas test. d. Mendiagnosa masalah instansiorganisasi e. Membangun komunikasi antara atasan dengan bawahan, dan f. Menjadi dasar bagi penetapan kurikulum program pelatihan Menurut Gomes 2008, tujuan penilaian prestasi kerja dibedakan atas dua macam yaitu: 1 untuk merewards penampilan sebelumnya to rewards past performance dan 2 untuk memotivasi perbaikan penampilan pada waktu yang akan datang to motivate fiture performance improvement. Informasi-informasi yang diperoleh dari penilaian performanceitu dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pemberian gaji, kenaikan gaji, promosi dan penempatan-penempatan.

2.8.3 Penilaian kinerja

Terdapat kurang lebih dua syarat utama yang diperlukan guna melakukan penilaian performance yang efektif menurut Gomes 2008, yaitu: a. Adanya kriteria performance yang dapat diukur secara objektif. b. Adanya objektivitas dalam proses evaluasi. Universitas Sumatera Utara Kriteria performance dapa diukur secara objektif untuk pengembangannya diperlukan kualifikasi-kualifikasi tertentu. Menurut Gomes dalam Kendida 2008 ada tiga kualifikasi yang penting bagi pengembangan kritera performance yang dapat diukur secara objektif yang meliputi: a. Relevancy b. Reliability c. Discrimanation Relevansi menunjukkan tingkat kesesuaian antar kriteria dengan tujuan- tujuan performance. Misalnya kecepatan produksi bisa menjadi ukuran performance yang lebih relevan dibandingkan penampilan seseorang. Reliabilitas menunjukkan tingkat di mana kriteria menghasilkan hasil yang konsisten. Diskriminasi mengukur tingkat di mana suatu kriteria performance bisa memperlihatkan perbedaan-perbedaan dalam performance. Jika nilai cenderung menunjukkan semuanya baik atau jelek, berarti ukuran performance tidak bersifat diskriminatif, tidak membedakan performance diantara masing-masing pekerja. Jika kriteria performance memiliki kualifikasi-kualifikasi penting itu maka pekerja mungkin akan cenderung lebih menjadi menerima terhadap penilaian performance. Sebaliknya jika pekerja dievaluasi berdasarkan kriteria-kriteria yang tidak jelas dan tidak dispesifikasikan, maka para pekerja akan bersikap menentang bahkan merasa dirinya terancam. Pendekatan penilaian kinerja hendaknya mengidentifikasikan standar kinerja pegawaikaryawan. Jika standar kinerja atau perhitungan tidak ada kaitannya dengan pekerjaan, evaluasi dapat mengarah pada ketidakakuratan atau hasil yang bias, merenggangkan hubungan manajer dengan karyawannya dan Universitas Sumatera Utara memperkecil kesempatan kerja sama. Tanpa umpan balik, perbaikan dan perilaku SDM tidak mungkin terjadi dan departemen tidak akan memiliki cacatan akurat dalam sistem informasi SDM-nya. Dengan demikian keputusan-keputusan dasar dalam membuat rancangan pekerjaan sampai kompensasi akan terganggu.

2.8.4 Faktor-faktor Penilai Prestasi kerja