Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
4 Padahal, pada kenyataannya anak-anak seringkali hanya bisa mengucapkan,
tanpa disertai pengertian dan pemahaman tentang apa yang mereka ucapkan. Kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, pada dasarnya adalah
proses belajar dalam lingkungan yang sempit, dengan skala keterbatasannya, terutama yang berkaitan dengan penggunaan media dan
bahan pembelajaran. Dengan kata lain, proses pembelajaran yang terbatas hanya dilakukan di dalam ruangan kelas saja.
Sebenarnya, yang sangat penting untuk diperhatikan guru di dalam proses belajar mengajar, adalah bagaimana mentransformasikan siswa
sebagai pengobservasi pasif menjadi partisipan aktif di dalam proses pembelajaran. Dengan membawa anak didik belajar dari situasi biasa
kepada dunia nyata akan lebih menarik minat, semangat, dan perhatian mereka, dibandingkan dengan hanya mencari akal-akalan cerita, ceramah,
atau hal-hal yang sama seperti itu. Padahal sejak dari usia dini, anak-anak telah dibanjiri dengan stimulus-stimulus dari dunia nyata.
Alam nyata sudah seharusnya dijadikan sebagai alat bantu pelajaran, dan hal ini merupakan salah satu pelajaran tentang ”kehidupan nyata”.
Alam nyata itu pada dasarnya berada di lingkungan alam sekitar, seperti halaman sekolah dan tempat-tempat di sekitarnya, manusia sumber,
lingkungan sekolah, serta segala bentuk hubungan antara semua hal tersebut.
5 Pengalaman yang diperoleh siswa dapat memberi kelengkapan pengetahuan
siswa tentang situasi lingkungan yang banyak memberikan arti dalam belajar yang dilakukannya.
Teknik mengajar dengan pendekatan lingkungan alam sekitar adalah kegiatan yang melibatkan anak untuk berhadapan langsung dengan objek
belajarnya. Anak didik difasilitasi dan dibimbing untuk menemukan informasi, dan data tentang objek belajarnya sebanyak mungkin melalui
observasi langsung oleh dirinya sendiri. Sekali teknik mengajar pendekatan lingkungan alam sekitar PLAS dapat dilaksanakan, maka dengan
sendirinya lingkungan alam sekitar sekolah dapat dijadikan sebagai peluang untuk mengarahkan aktivitas siswa dalam konten serta proses-proses yang
tidak pernah ada batasnya. Lily Barlia, 2006 : 54. Pemberian materi pada siswa Sekolah Dasar akan lebih mudah
dipelajari jika berasal dari lingkungan sekitar siswa. Siswa akan dengan mudahnya melakukan kegiatan aktivitas pembelajaran yang berhubungan
dengan materi pelajaran dan memberikan pemahaman nyata bagi siswa. Pendekatan lingkungan sekitar sangat penting dalam belajar Ilmu
Pengetahuan Alam karena pembelajaran akan lebih bermakna apabila berhubungan langsung pada permasalahan lingkungan sekitar siswa.
Materi pelajaran yang erat kaitannya dengan lingkungan alam sekitar di dalam kelas IVA sekolah dasar yaitu pada pembelajaran semester I dengan
Standar Kompetensi 2. memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya, kemudian Kompetensi Dasar 2.1 menjelaskan
6 hubungan antara struktur akar tumbuhan dengan fungsinya; 2.2
menjelaskan hubungan antara struktur batang tumbuhan dengan fungsinya tidak menggunakan media pembelajaran secara tepat.
Sekolah dasar Negeri Tamanagung 4 kelas IVA yang berjumlah 27 siswa, terdiri dari 16 siswa perempuan dan 11 siswa laki-laki. Hasil
observasi memperlihatkan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas IVA masih dominan menggunakan metode konvensional yaitu ceramah dan
media yang masih terbatas di ruangan kelas. Pada saat mempelajari “struktur akar, batang tumbuhan dengan fungsinya”, siswa hanya dijelaskan
melalui ceramah guru dan dari buku pegangan siswa. Disaat masuk dalam materi pembelajaran “struktur daun tumbuhan dengan fungsinya”, guru
membawakan contoh berbagai macam daun yang telah dipetik guru dari berbagai tanaman yang ditaman di halaman sekolah sebelum memulai
kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Terlihat hanya tiga siswa saja diantara mereka yang aktif maju di depan kelas untuk menjawab pertanyaan
dari guru dan mengamati secara jelas dari dekat media yang telah dipersiapkan oleh guru.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas, proses pembelajaran seperti itu dilaksanakan setiap kali siswa mempelajari materi “struktur
tumbuhan dan fungsinya”. Guru kelas belum pernah mencoba untuk mengajak murid keluar kelas belajar dengan menggunakan media
lingkungan alam sekitar sebagai sumber belajar. Hanya ada 3 siswa atau 0,11 siswa yang melakukan aktivitas dari keseluruhan 27 siswa.
7 Kenyataan yang semacam ini masih terus berlangsung, sehingga
kegiatan belajar mengajar dengan pendekatan lingkungan alam sekitar perlu diimplementasikan, karena kegiatan belajar mengajar dengan pendekatan
lingkungan alam sekitar, dapat membawa anak didik ke arah pemikiran yang lebih baik dan terbuka, melalui pengalaman langsung serta
penghargaan terhadap keadaan alam semesta beserta isinya. Sebagaimana dikemukakan oleh Aristo Rohadi 2003:31 bahwa “pengajaran yang
menggunakan banyak verbalisme tentu akan cepat membosankan, sebaliknya pengajaran akan lebih menarik bila siswa gembira belajar
karena merasa tertarik dan mengerti pelajaran yang diterimanya”. Anak didik yang dibawa ke lingkungan alam sekitar, akan mempunyai
pemahaman konsep-konsep jauh lebih baik daripada mereka yang hanya terbatas pada membaca buku tentang tumbuhan.
Kegiatan belajar mengajar yang mengimplementasikan pendekatan lingkungan alam sekitar, memungkinkan siswa untuk belajar berdasarkan
hasil observasinya dan dengan segala keputusannya sendiri. Mereka memandang sosok guru sebagai pembimbing di dalam berfikir dan
bukan sebagai pemberi jawaban atas segala keputusannya sendiri. Peranan seorang guru sangat berpengaruh dalam pendekatan lingkungan alam
sebagai sumber belajar. Guru diperlukan untuk memperkenalkan dan menjelaskan latar belakang anak mengerjakan kegiatan-kegiatan yang
dilakukan dalam aktivitas belajar siswa. Oleh karena itu, penelitian berjudul
8 “Meningkatan Aktivitas Belajar IPA Melalui Pendekatan Lingkungan Alam
Sekitar Siswa Kelas IVA SD Tamanangung 4 Muntilan, Magelang” perlu dilaksanakan.