5. Pembelajaran Langsung Direct Learning
Pengetahuan yang bersifat informasi dan prosedural yang menjurus pada keterampilan dasar akan lebih efektif jika disampaikan dengan
cara pembelajaran langsung. Langkahnya adalah menyiapkan peserta didik, dengan memberi sajian informasi dan prosedur, melakukan
pembimbingan, releksi, latihan mandiri, dan evaluasi. Cara ini sering disebut dengan metode ceramah atau ekspositori ceramah
bervariasi. Misalnya, Pada pembelajaran Pendidikan Agama Khonghucu khususnya dalam pembelajaran tata ibadah seperti tata
cara sembahyang kepada Tian, Nabi Kongzi, para Shenming atau leluhur.
6. Pembelajaran Berbasis Masalah Problem Based Learning
Kehidupan adalah identik dengan menghadapi masalah. Model pembelajaran ini melatih dan mengembangkan kemampuan untuk
menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah otentik dari kehidupan aktual peserta didik, untuk merangsang kemampuan
berpikir tingkat tinggi. Kondisi yang tetap harus dipelihara adalah suasana kondusif, terbuka, negosiasi, demokratis, suasana nyaman
dan menyenangkan agar peserta didik dapat berpikir optimal.
Indikator model pembelajaran ini adalah metakognitif, elaborasi analisis, interpretasi, induksi, identiikasi, investigasi, eksplorasi,
konjektur, sintesis, generalisasi, dan inkuiri. Model pembelajaran ini dapat diterapkan dalam materi perilaku Junzi, dimana peserta
didik diberikan masalah sosial yang terjadi di masyarakat yang pada akhirnya mereka mencari penyelesaian sampai didapatlah
sebuah kesimpulan atau pemahaman yang lebih mendalam tentang implementasi perilaku Junzi.
7. Problem Solving
Dalam hal ini masalah dideinisikan sebagai suatu persoalan yang tidak rutin, belum dikenal cara penyelesaiannya. Justru problem solving
adalah mencari atau menemukan cara penyelesaian menemukan pola, aturan, atau algoritma. Langkahnya adalah: sajikan permasalahan
yang memenuhi kriteria di atas, kemudian peserta didik diminta berkelompok atau individual untuk mengidentiikasi pola atau
aturan yang disajikan. Selanjutnya peserta didik mengidentifkasi, mengeksplorasi, menginvestigasi, menduga, dan akhirnya menemukan
35
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti
solusi. Model pembelajaran ini dapat diterapkan dalam materi perilaku berlandaskan kebajikan, dimana peserta didik diberikan
suatu masalah atau konlik yang menjadikan peserta didik seakan
berada dalam konlik tersebut yang pada akhirnya mereka mencari penyelesaian sampai didapatlah sebuah kesimpulan atau pemahaman
yang lebih mendalam tentang implementasi perilaku berkebajikan.
8. Problem Posing
Bentuk lain dari problem solving adalah problem posing, yaitu pemecahan masalah dengan melalui elaborasi, yaitu merumuskan
kembali masalah menjadi bagian-bagian yang lebih sederhana sehingga dipahami. Langkahnya adalah: pemahaman, jalan keluar,
identiikasi kekeliruan, menimalisasi tulisan-hitungan, mencari alternative, menyusun soal-pertanyaan. Pada pembelajaran pendidikan
Agama Khonghucu model pembelajaran ini dapat diterapkan dalam kegiatan penugasan, dimana peserta didik didorong kemampuannya
untuk menyusun pertanyaan dari materi yang telah diberikan agar kekayaan materi dapat bervariasi melalui pembuatan soal.
9. Probing Prompting
Teknik probing-prompting adalah pembelajaran dengan cara guru menyajikan serangkaian petanyaan yang sifatnya menuntun
dan menggali sehingga terjadi proses berpikir yang mengaitkan pengetahuan setiap peserta didik dan pengalamannya dengan
pengetahuan baru yang sedang dipelajari. Selanjutnya peserta didik mengonstruksi konsep-prinsip-aturan menjadi pengetahuan baru,
dengan demikian pengetahuan baru tidak diberitahukan. Dengan model pembelajaran ini proses tanya jawab dilakukan dengan
menunjuk peserta didik secara acak sehingga setiap peserta didik mau tidak mau harus berpartisipasi aktif. Dalam teknik ini peserta didik
tidak dapat menghindar dari prses pembelajaran, setiap saat ia bisa dilibatkan dalam proses tanya jawab. Jika dimungkinkan akan terjadi
suasana tegang, namun demikian bisa dibiasakan. Untuk mengurangi kondisi tersebut, guru hendaknya mengajukan serangkaian pertanyaan
disertai dengan wajah ramah, suara menyejukkan, nada lembut. Ada canda, senyum, dan tertawa, sehingga suasana menjadi nyaman,
menyenangkan, dan ceria. Jangan lupa, bahwa jawaban peserta didik yang salah harus dihargai karena dengan salah menunjukkan cirinya
dia sedang belajar, ia telah berpartisipasi.
Buku Guru SD Kelas IV
36