Untuk menjadi seorang Junzi, diperlukan suatu kemauan yang kuat untuk menjadi seorang peserta didik dalam kebajikan, yang senantiasa hidup dengan
semangat belajar tanpa kenal lelah, memperbaharui diri dan membina diri. Semangat belajar bukan hanya diartikan sebagai semangat dalam mempelajari
text book. Semangat belajar dalam agama Khonghucu mengandung pengerTian yang lebih luas, yang mencakup hakikat manusia sebagai makhluk jasmani
dan rohani. Karakter lain yang harus dimiliki seorang Junzi antara lain:
• Maju atau bergeraknya selalu menuju ke atas meningkat.
• Mendahulukan pekerjaan kemudian kata-kata disesuaikan, sehingga
apa yang diucapkan sesuai dengan apa yang dilakukan. •
Cekatan dalam bekerja, hati-hati dalam pembicaraan. •
Bergaul dengan siapa saja tetapi berhubungan erat dengan orang- orang yang bermoral tinggi.
• Senantiasa mendahulukan kebajikan bukan keuntungan.
• Selalu mengutamakan kepentingan umum, bukan kepentingan pribadi
atau kelompok. •
Memegang kebenaran sebagai pokok pendiriannya, kesusilaan sebagai pedoman perbuatannya, mengalah dalam pergaulan, dan
menyempurnakan diri dengan perilaku yang dapat dipercaya.
C. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti
Kemerosotan moral seperti kasus penyalahgunaan obat-obatan terlarang narkoba, seks bebas, dan korupsi telah menjadi penyakit kronis yang
mengancam masa depan bangsa kita. Oleh karena itu, Pendidikan Agama dan Budi Pekerti harus mampu memberikan pemahaman dan pencegahan terhadap
fenomena tersebut. Perlu ditegaskan, penekanan pendidikan Budi Pekerti dalam Pendidikan Agama dan Budi pekerti menunjukkan bahwa pendidikan
Budi Pekerti bukan sesuatu yang terpisah dari nilai hakiki agama yang kita anut sehingga Pendidikan Budi pekerti tidak menjadi sesuatu ‘aturan’ yang
hambar dan tidak bermakna. Penekanan pada aspek perilaku Junzi bukan berarti keempat aspek lain, yaitu Keimanan, Tata Ibadah, Kitab Suci, dan
Sejarah Suci menjadi tidak penting. Justru aspek keimanan yang pokok mewujud dalam pola pikir seorang umat Khonghucu.
11
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti
Ruang lingkup pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti meliputi berikut.
1. Prinsip Yin Yang Salah satu Hukum Tian dalam alam semesta adalah Yin Yang.
Segala sesuatu di alam semesta diciptakan dengan prinsip saling melengkapi dalam kaidah Yin Yang. Yin Yang bukanlah sesuatu
yang kontradiktif berlawanan melainkan saling melengkapi. Keberadaannya tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Simbol
Yin Yang menggambarkan dalam Yang terdapat Yin dan dalam Yin terdapat Yang. Dalam kebaikan terdapat ketidakbaikan, dan dalam
ketidakbaikan terdapat pula kebaikan. Sebagai contoh, penderitaan yang dipandang negatif dapat juga bersifat positif karena membuat
seseorang menjadi tahan banting dan tidak mengeluh. Sebaliknya kehidupan yang berkelimpahan yang dipandang baik dapat negatif
jika ternyata menjadikan orang menjadi tamak dan malas. Oleh karena pola pikir umat Khonghucu yang perlu diajarkan adalah
berpikir Yin Yang, tidak mengiyakan atau menolak mentah-mentah hanya kebenaran yang dijadikan ukuran. Pembelajaran pola pikir
Yin Yang dilakukan secara sistematis dari yang sederhana ke yang kompleks; dari hal yang konkrit ke hal yang abstrak. Pola pikir Yin
Yang menjadikan umat Khonghucu takut kepada Tian Wei Tian sekaligus bahagia di dalam Tian Le Tian.
2. Tiga Kenyataan Sancay Kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari Sancay, yakni:
a hubungan manusia dengan Tian b hubungan manusia dengan sesama, dan
c hubungan manusia dengan lingkungan hidup. .
Ajaran Agama Khonghucu membahas bagaimana mengharmoniskan ketiga kenyataan yang ada tersebut Tian – Di – Ren.
Buku Guru SD Kelas IV
12