Jenis dan Sumber Data Uji – F : Untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel independen secara bersama-sama Uji – t: Untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel independen terhadap variabel

2. Kabupaten Kota di Propinsi Sumatera Utara yang yang telah menghitung serta menyerahkan data PDRB Perkapita selama periode 2006-2010. Tabel 4.1 . Populasi dan Sampel Penelitian No KabupatenKota Populasi Kriteria Sampel 1 2 1 Kabupaten Asahan √ √ √ Sampel 1 2 Kabupaten Batubara √ x √ - 3 Kabupaten Dairi √ √ √ Sampel 2 4 Kabupaten Deli Serdang √ √ √ Sampel 3 5 Kabupaten Humbang Hasundutan √ √ √ Sampel 4 6 Kabupaten Karo √ √ √ Sampel 5 7 Kabupaten Labuhan Batu √ √ √ Sampel 6 8 Kabupaten Labuhan Batu Selatan √ x x - 9 Kabupaten Langkat √ √ √ Sampel 7 10 Kabupaten Labuhan Batu Utara √ x x - 11 Kabupaten Mandailing Natal √ √ √ Sampel 8 12 Kabupaten Nias √ √ √ Sampel 9 13 Kabupaten Nias Barat √ x x - 14 Kabupaten Nias Selatan √ √ √ Sampel 10 15 Kabupaten Nias Utara √ x x - 16 Kabupaten Padang Lawas √ x x - 17 Kabupaten Padang Lawas Utara √ x x - 18 Pakpak Bharat √ √ √ Sampel 11 19 Samosir √ √ √ Sampel 12 20 Serdang Bedagai √ √ √ Sampel 13 21 Tapanuli Selatan √ √ √ Sampel 14 22 Tapanuli Tengah √ √ √ Sampel 15 23 Tapanuli Utara √ √ √ Sampel 16 24 Toba Samosir √ √ √ Sampel 17 25 Sibolga √ √ √ Sampel 18 26 Tanjung Balai √ √ √ Sampel 19 27 Pematang Siantar √ √ √ Sampel 20 28 Tebing Tinggi √ √ √ Sampel 21 29 Medan √ √ √ Sampel 22 30 Binjai √ √ √ Sampel 23 31 Padang Sidempuan √ √ √ Sampel 24 32 Gunung Sitoli √ x x - 33 Simalungun √ √ √ Sampel 25

4.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif . Sumber data ini merupakan data sekunder yaitu data yang informasinya diperoleh secara langsung dari kantor BPS Universitas Sumatera Utara Medan,Situs Ditjend Anggaran Keuangan RI, dan Laporan Audit Keuangan Daerah BPK. Pada penelitian ini data sekunder didapat dalam bentuk dokumentasi yaitu data yang diterbitkan oleh pihak-pihak berkompeten yang rutin di anggarkan setiap tahunnya dalam bentuk APBD. Data penelitian ini merupakan data realisasi APBD tahun 2006 sampai dengan tahun 2010. 4.4 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam penelitian ini adalah Teknik Dokumentasi, yakni peneliti melakukan pengumpulan data sekunder atau data yang diperoleh melalui media perantara yaitu Badan Pusat Statistika Sumatera Utara dan Laporan Audit Keuangan Daerah Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia.

4.5 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel penelitian dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Pendapatan Asli DaerahX1 dan Dana Bagi Hasil X2 dan variabel terikatnya adalah Kemandirian DaerahY serta variabel intervening yaitu PDRB per kapitaZ. 1. Kemandirian Daerah Y Kemandirian Daerah adalah kemampuan dan kewenangan untuk menggali sumber-sumber keuangan, mengelola dan menggunakan keuangannya sendiri untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan. Pengukuran variabel ini adalah dengan derajat desentralisasi fiskal Total Pendapatan Asli Daerah dibandingkan dengan Total Pendapatan Daerah. 2. Pendapatan Asli Daerah X1 Pendapatan asli daerah adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Variabel ini diukur melalui total pendapatan asli daerah pada APBD masing-masing KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 3. Dana Bagi HasilX2 Dana Bagi Hasil adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah berdasarkan angka persentase untuk mendanai kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. 4. PDRB Per kapita PDRB per kapita adalah gambaran rata-rata pendapatan yang diterima oleh setiap penduduk sebagai hasil yang diterima oleh setiap penduduk sebagai hasil dari proses produksi yang terjadi di suatu daerah. Definisi Operasional dan pengukuran variabel penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut : Tabel 4.2 Defenisi Operasional Variabel Penelitian Defenisi Operasional Parameter Skala Variabel Dependen Kemandirian Daerah Kemandirian daerah adalah kemampuan dan kewenangan untuk menggali sumber-sumber keuangan, mengelola dan menggunakan keuangannya sendiri untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan Derajat Desentralisasi Fiskal yaitu Total Pendapatan Asli DaerahTotal Pendapatan Daerah Rasio Variabel Independen Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Asli Daerah adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Total Realisasi Pendapatan Asli Daerah Rasio Variabel Independen Dana Bagi Hasil Dana Bagi Hasil adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah berdasarkan angka persentase untuk mendanai kebutuhan Daerah dalam Total Realisasi Dana Bagi Hasil Rasio Universitas Sumatera Utara rangka pelaksanaan desentralisasi. Variabel Intervening PDRB Perkapita PDRB Perkapita adalah gambaran rata-rata pendapatan yang diterima oleh setiap penduduk sebagai hasil yang diterima oleh setiap penduduk sebagai hasil dari proses produksi yang terjadi di suatu daerah. Total PDRB Perkapita Rasio 4.6 Metode Analisis Data Alat analisis statistik yang dipakai adalah analisis jalur Path Analysis, yakni analisis yang digunakan untuk menganalisis hubungan sebab akibat yang terjadi pada regresi berganda jika variabel bebasnya mempengaruhi variabel tergantung yang memberikan efek langsung dan efek tidak langsung. Menurut Ghozali 2005 analisis jalur mengestimasi hubungan kausalitas antar variabel yang telah ditetapkan sebelumnya. Analisis jalur tidak dapat menentukan hubungan sebab akibat dan juga tidak dapat digunakan sebagai subsitusi untuk melihat hubungan kausalitas antar variabel. Analisis jalur menentukan pola hubungan antara tiga atau lebih variabel. Adapun koefisien jalur diperoleh dari hasil uji t dengan melihat nilai standardized coefficients beta. Untuk mengetahui apakah PDRB Perkapita mempengaruhi hubungan antara Pendapatan Asli Daerah dan Dana Bagi Hasil terhadap Kemandirian Daerah yaitu dengan melihat hasil perkalian koefisien tidak langsung lebih besar dari koefisien langsung berarti hubungan yang sebenarnya adalah pengaruh tidak langsung atau dengan kata lain pengaruh variabel tersebut ini adalah intervening penuh. Namun jika koefisien tidak langsung lebih kecil dari koefisien langsungnya, berarti variabel tersebut tidak mutlak mempengaruhi hubungan langsung tersebut, atau dengan kata lain pengaruh variabel tersebut adalah intervening sebagian Ghozali, 2005. Universitas Sumatera Utara

4.6.1 Uji Asumsi Klasik

Agar model persamaan struktural yang diajukan menunjukkan persamaan hubungan yang valid, model tersebut harus memenuhi asumsi dasar klasik Ordinary least square OLS. Oleh karena itu pengujian asumsi klasik perlu dilakukan. Model yang digunakan menggunakan model structural equation modeling SEM, maka uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas, uji autokorelasi, dan uji heterokedastisitas dan uji multikolinearitas.

4.6.1.1 Uji Normalitas

Menurut Erlina dan Mulyani 2007 : 103, ”uji ini berguna untuk tahap awal dalam metode pemilihan analisis data. Jika data normal, gunakan statistik parametrik dan jika data tidak normal gunakan statistik non parametrik atau lakukan treatment agar data normal.” Tujuan uji normalitas menurut Ghozali 2005:111 adalah ingin mengetahui apakah dalam model persamaan struktural, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.” Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak menurut Ghozali 2005 : 110, yaitu : i Analisis grafik Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan plotnya data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Universitas Sumatera Utara ii Analisis statistik Uji statistik sederhana dapat dilakukan dengan melihat nilai kurtosis dan nilai Z-skewness. Uji statistik lain yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov K-S. Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis statistik untuk mendeteksi residual berdistribusi normal atau tidak.

4.6.1.2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mendeteksi ada tidaknya hubungan antar variable independen. Suatu model persamaan struktural yang baik seharusnya tidak terdapat hubungan antar variable independen, jika terdapat hubungan maka terjadi masalah multikolinearitas dilakukan dengan melihat varian inflation factor VIF dari setiap variabe. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model persamaan struktural menurut Hadi 2006 : 168 dapat dilihat dari : i Salah satu ciri regresi yang terjangkit multikolinear adalah persamaan tersebut memiliki nilai R 2 yang sangat tinggi, tetapi hanya memiliki sedikit variabel independen yang signifikan memiliki nilai t hitung tinggi. Keadaan yang paling ekstrim adalah bila model memiliki nilai R 2 dan F hitung yang tinggi dan secara otomatis akan memiliki nilai signifikansi F yang sangat bagus tetapi tidak satupun variabel independen yang memiliki nilai t cukup signifikan. Bila hal ini terjadi maka bisa disimpulkan bahwa bagusnya F dan R 2 ii Indikator lain yang bisa dipakai adalah CI Condition Index atau Eigenvalues. Bila CI berkisar antara10 sampai dengan 30 maka kita bisa mengatakan bahwa persamaan tersebut terjangkit multikolinear. Bila CI 30 maka terjangkitnya semakin kecil. karena adanya interaksi antar variabel independen yang cukup tinggi multikolinear iii VIF Variable Inflation Factor juga bisa digunakan sebagai indicator. Bila VIF 10 maka variable tersebut memiliki kolinearitas yang tinggi. Universitas Sumatera Utara

4.6.1.3. Uji Heterokedasitas

Menurut Ghozali 2005: 111 uji heterokedasitas bertujuan untuk melihat apakah didalam model persamaan struktural terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Suatu model persamaan struktural yang baik adalah tidak terjadi heterokedasitas. Uji Heterokedastisitas adalah asumsi dalam regresi varians dan residual tidak sama untuk satu pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedasitas, namun jika sebaliknya disebut heterokedasitas.

4.6.1.4. Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menganalisis apakah dalam model persamaan struktural terdapat korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 atau sebelumnya. Menurut Singgih 2002 : 218 untuk mendeteksi adanya autokorelasi bisa digunakan tes Durbin Watson D-W. Panduan mengenai angka D-W untuk mendeteksi autokorelasi bisa dilihat pada tabel D-W, yang bisa dilihat pada buku statistik yang relevan. Namun demikian secara umum bisa diambil patokan: 1 Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif. 2 Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi. 3 Angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif Jika terjadi autokorelasi, maka dapat diatasi dengan cara: a Melakukan transformasi data. b Menambah data observasi.

4.6.2 Analisis Koefisien Determinan

Uji ini digunakan untuk mengukur kedekatan hubungan dari model yang dipakai. Koefisien determinasi adjusted R2 yaitu angka yang menunjukan besarnya kemampuan varians atau penyebaran dari variabel-variabel bebas yang menerangkan variabel tidak bebas atau angka Universitas Sumatera Utara yang menunjukan seberapa besar variabel tidak bebas dipengaruhi oleh variabel-variabel bebasnya. Besarnya nilai koefisien determinasi adalah antara 0 hingga 1 0adjusted R21, dimana nilai koefisien mendekati 1, maka model tersebut dikatakan baik karena semakin dekat hubungan antara variabel bebas dengan variabel tidak bebasnya.

4.6.3 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan bantuan SPPS. Uji hipotesis yang dilakukan pada dasarnya merupakan jawaban atas berbagai hubungan yang memungkinkan dalam model penelitian. Model ini menunjukkan pola hubungan yang relatif komprehensif antar berbagai variabel, baik dalam hubungan langsung direct effect, maupun hubungan tidak langsung indirect effect. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan model analisis regresi berganda. Persamaannya adalah: Z = b 1 X1+b 2 X2+e 1 Y = b 1 X1+b 2 X2+b 3 Z+e 2 Keterangan: Z = PDRB Per kapita Y = Kemandirian Daerah b1,b2,b3 = koefisien regresi X1 = Pendapatan Asli Daerah X2 = Dana Bagi Hasil e = error item

a. Uji – F : Untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel independen secara bersama-sama

terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji F-test. Universitas Sumatera Utara Pengujian simultan ini menggunakan uji F, yaitu dengan membandingkan antara nilai signifikansi F dengan nilai signifikansi yang digunakan yaitu 0,05.

b. Uji – t: Untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel independen terhadap variabel

dependen secara parsial. Pengujian ini dilakukan untuk melihat besarnya masing-masing variabel independen mempengaruhi variabel dependen menggunakan t-test dengan α =5 Universitas Sumatera Utara

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Sampel Penelitian

Data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari perpustakaan Badan Pusat Statistik Sumatera Utara di Jl. Asrama No. 179 Medan, situs Dirjen Perimbangan Keuangan Republik Indonesia yaitu www.sikd.djapk.go.id dan Laporan Audit Badan Pemeriksaan Keuangan Republik Indonesia atas Laporan Keuangan Daerah KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara selama lima tahun yaitu tahun 2006-2010 .

5.1.2. Deskripsi Statistik Data Penelitian

Berdasarkan hasil pengolahan data pada Tabel 5.1, maka deskripsi statistik dari data penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: Tabel 5.1 Descriptive Statistics Variabel N Maks Min Mean Standar Deviasi X1 125 5.8.E11 2.9E9 3.51E10 7.8E10 X2 125 3.7E11 1.08.E10 4.9E10 5.7E10 Z 125 1.7E7 3.2E7 6.8E6 2.4E6 Y 125 0.28 0.00 0.0458 0.04022 Sumber: Hasil Data Analisis Excel

5.1.2.1 Perkembangan Pendapatan Asli Daerah

Berdasarkan Tabel 5.1 rata-rata Pendapatan Asli DaerahX1 dengan jumlah data 125 adalah Rp 351,425,733,331 dengan standard deviasi 78599145906. Nilai Pendapatan Asli Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (Pad), Dana Alokasi Umum (Dau), Dana Alokasi Khusus (Dak), Dan Dana Bagi Hasil (Dbh) Terhadap Belanja Langsung Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara Pada Tahun 2010-2013

3 91 94

Pengaruh Rasio Efektifitas Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Di Provinsi Riau

12 97 86

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana Bagi Hasil Terhadap Kemandirian Daerah Melalui PDRB Per Kapita (Studi Kasus Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara)

1 55 108

Pengaruh Belanja Daerah, Investasi, Pendapatan Per Kapita Dan Jumlah Penduduk Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten/Kota Se-Provinsi Sumatera Utara

2 54 110

Analisis Pengaruh Tingkat Kemandirian Fiskal, Pendapatan Asli Daerah Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Melalui Belanja Modal Di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara

1 30 114

Pengaruh Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) terhadap Tingkat Kemandirian Pemerintahan Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara

4 37 108

Pengaruh Belanja Modal dan Pendapatan Asli Daerah terhadap Peningkatan Pendapatan Per Kapita pada Pemerintahan Daerah di Provinsi Sumatera Utara

1 63 83

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum Terhadap Belanja Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

0 35 106

Pengaruh Belanja Modal Dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Peningkatan Pendapatan Per Kapita Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat Pada Tahun 2010-2013

2 36 69

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Belanja Daerah (Studi Pada Pemerintah Kota Bandung)

0 8 1