4.6.1 Uji Asumsi Klasik
Agar model persamaan struktural yang diajukan menunjukkan persamaan hubungan yang valid, model tersebut harus memenuhi asumsi dasar klasik Ordinary least square OLS. Oleh
karena itu pengujian asumsi klasik perlu dilakukan. Model yang digunakan menggunakan model structural equation modeling SEM, maka uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji
normalitas, uji autokorelasi, dan uji heterokedastisitas dan uji multikolinearitas.
4.6.1.1 Uji Normalitas
Menurut Erlina dan Mulyani 2007 : 103, ”uji ini berguna untuk tahap awal dalam metode pemilihan analisis data. Jika data normal, gunakan statistik parametrik dan jika data tidak normal
gunakan statistik non parametrik atau lakukan treatment agar data normal.” Tujuan uji normalitas menurut Ghozali 2005:111 adalah ingin mengetahui apakah dalam
model persamaan struktural, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal.
Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.” Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak menurut Ghozali
2005 : 110, yaitu : i Analisis grafik
Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi
normal. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk
satu garis lurus diagonal dan plotnya data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan
mengikuti garis diagonalnya.
Universitas Sumatera Utara
ii Analisis statistik Uji statistik sederhana dapat dilakukan dengan melihat nilai kurtosis dan nilai Z-skewness.
Uji statistik lain yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov K-S. Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis
statistik untuk mendeteksi residual berdistribusi normal atau tidak.
4.6.1.2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk mendeteksi ada tidaknya hubungan antar variable independen. Suatu model persamaan struktural yang baik seharusnya tidak terdapat hubungan
antar variable independen, jika terdapat hubungan maka terjadi masalah multikolinearitas dilakukan dengan melihat varian inflation factor VIF dari setiap variabe.
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model persamaan struktural menurut Hadi 2006 : 168 dapat dilihat dari :
i Salah satu ciri regresi yang terjangkit multikolinear adalah persamaan tersebut memiliki nilai R
2
yang sangat tinggi, tetapi hanya memiliki sedikit variabel independen yang signifikan memiliki nilai t hitung tinggi. Keadaan yang paling ekstrim adalah bila model memiliki nilai
R
2
dan F hitung yang tinggi dan secara otomatis akan memiliki nilai signifikansi F yang sangat bagus tetapi tidak satupun variabel independen yang memiliki nilai t cukup signifikan. Bila
hal ini terjadi maka bisa disimpulkan bahwa bagusnya F dan R
2
ii Indikator lain yang bisa dipakai adalah CI Condition Index atau Eigenvalues. Bila CI berkisar antara10 sampai dengan 30 maka kita bisa mengatakan bahwa persamaan tersebut terjangkit
multikolinear. Bila CI 30 maka terjangkitnya semakin kecil. karena adanya interaksi antar
variabel independen yang cukup tinggi multikolinear
iii VIF Variable Inflation Factor juga bisa digunakan sebagai indicator. Bila VIF 10 maka variable tersebut memiliki kolinearitas yang tinggi.
Universitas Sumatera Utara
4.6.1.3. Uji Heterokedasitas