PURIFIKASI GLISEROL Fermentasi Gliserol Hasil Samping Pabrik Biodiesel Menjadi 1,3-Propanadiol Dengan Menggunakan Bakteri Klebsiella Pneumonia

7 Sifat fisik dari gliserol [9] : Bobot molekul = 92,09382 gmol Viskositas pada suhu 20 C = 1499 cP Panas spesifik pada suhu 26 C = 0,5795 kal g Densitas = 1,261 gcm 3 Titik leleh = 18 C Titik didih = 290 C. Sifat kimia dari gliserol [7] : - Larut dalam air - Merupakan senyawa hidroskopis - Tidak stabil pada suhu kamar - Rumus Kimia Gliserol: C 3 H 8 O 3 Kegunaan dari gliserol sangatlah banyak tetapi kebutuhan yang paling besar pada pembuatan resin sintetis dan ester gums, obat-obatan, kosmetika, dan pasta gigi. Pemrosesan tembakau dan makanan juga membutuhkan gliserol dalam jumlah yang besar [7].

2.2 PURIFIKASI GLISEROL

Selama ini crude glycerol yang dihasilkan belum dimanfaatkan oleh industri penghasil biodiesel, karena banyaknya zat pengotor yang terdapat dalam crude glycerol tersebut. Oleh sebab itu pemurnian crude glycerol, yang merupakan produk sampingpembuatan biodiesel perlu dilakukan. Crude glycerol yang dihasilkan berwarna coklat kemerahan dan bersifat basa karena menggunakan katalis KOH atau NaOH [10]. Suryani [11] melakukan salah satu metode purifikasi gliserol dengan cara menambahkan asam sulfat dilanjutkan dengan penambahan arang aktif, kemudian dilakukan penetralan menggunakan NaHCO 3 . Prakoso [12] melaporkankan bahwa purifikasi limbah biodiesel untuk menghasilkan gliserol dilakukan dengan cara menambahkan asam fosfat untuk mengubah sabun kembali menjadi asam lemak bebas. Hal ini menyebabkan terjadinya tiga lapisan, lapisan atas yaitu asam lemak bebas, lapisan tengah terdiri dari campuran metanol dan gliserol serta lapisan bawah terdiri dari campuran katalis dan fosfat yang berupa garam. Tahap selanjutnya yaitu mengambil lapisan tengah yaitu campuran metanol dan gliserol. Pengambilan lapisan 8 ini menggunakan corong pemisah. Kemudian lapisan gliserol ditambahkan karbon aktif untuk penghilangan warna dan akhirnya dilakukan distilasi vakum untuk menghilangkan metanol dan air [13, 8]. Penambahan asam pada gliserol kotor tidak terlalu mempengaruhi warna gliserol yang dihasilkan. Hal ini disebabkan masih banyaknya zat pengotor lain yang tidak mampu dipisahkan oleh penambahan asam, sehingga warnanya tetap coklat kemerahan. Untuk menarik zat pengotor lain yang masih terdapat dalam gliserol maka digunakan karbon aktif sebagai adsorben. Pemilihan karbon sebagai adsorben disebabkan karena karbon aktif mempunyai daya adsorbsi yang cukup tinggi. Selain itu dari segi ekonomi harganya juga lebih murah dibandingkan dengan adsorben lain dan mudah di dapat. Penambahan karbon aktif secara langsung kedalam gliserol kotor menyebabkan sebagian besar gliserol menempel pada karbon aktif karena viskositas gliserol cukup tinggi. Untuk itu sebelum karbon aktif ditambahkan, gliserol kotor diencerkan dulu dengan penambahan air sehingga memudahkan proses adsorbsi. Penambahan air ini membawa dampak terhadap kadar gliserol yang dihasilkan, kadarnya menjadi turun. Untuk menarik air dari gliserol maka dilakukan proses penguapan [10].

2.3 FERMENTASI GLISEROL