2.3. Pencegahan dan Pengendalian
22
Sampai saat ini belum ada vaksin yang dapat mencegah infeksi demam dengue dan belum ada obat yang khusus untuk mengobatinya.Dengan demikian
pengendalian penyakit DBD hanya tergantung pada pengendalian nyamuk Aedes aegypti.
2.3.1 Manajemen Lingkungan
Manajemen lingkungan mencakup semua perubahan yang dapat mencegah atau meminimalkan perkembangbiakan vektor sehingga kontak antara manusia
dan vektor berkurang. Metode lingkungan untuk mengendalikan populasi nyamuk Aedes aegypti dan untuk mengurangi kontak antara manusia dan vektor, antara
lain penurunan
sumber, manajemen
limbah, pengubahan
tempat perkembangbiakan buatan manusia, dan perbaikan desain rumah.
2.3.2 Perlindungan diri
a. Pakaian Pelindung Pakaian mengurangi resiko tergigit nyamuk jika pakaian itu cukup tebal
atau longgar.Baju lengan panjang dan celana panjang dengan kaos kaki dapat melindungi tangan dan kaki, yang merupakan tempat yang paling
sering terkena gigitan nyamuk. b. Tikar, obat nyamuk bakar, dan aerosol
Produk insektisida untuk komsumsi rumah tangga, seperti obat nyamuk bakar, semprotan piretrum, dan aerosol sudah banyak dipakai untuk
perlindungan diri terhadap nyamuk.Keset beraliran listrik dan beraroma merupakan temuan baru yang praktis dipasarkan di semua daerah
perkotaan.
Universitas Sumatera Utara
c. Penolak Serangga Penolak serangga merupakan sarana perlindungan terdiri terhadap
nyamuk dan serangga yang umum digunakan.Benda ini secara garis besarnya dibagi menjadi dua kategori, penolak alami dan penolak
kimiawi. d. Insektisida untuk kelambu dan gorden
Kelambu yang diberi insektisida kegunaannya sangat terbatas dalam program pengendalian penyakit DBD karena spesies vektor menggigit
di siang hari.Akan tetapi kelambu ini dapat memberikan perlindungan efektif bagi bayi dan pekerja malam yang tidur di siang hari.
2.3.3. Pengendalian Biologis
a. Ikan Ikan pemakan larva Gambusia affinis dan Poecilia reticulate sudah
semakin banyak digunakan untuk mengendalikan Aedes agypti di kumpulan air yang banyak atau di kontainer air yang besar.
b. Bakteri Ada dua spesies bakteri penghasil endotoksin, Bacillus thuringiensis
serotipe H-14 Bt. H-14 dan Bacillus sphaericus Bs adalah agens yang efektif untuk mengendalikan nyamuk.
Universitas Sumatera Utara
c. Perangkap telur autosidal Metode perangkap telur autosidal perangkap telur pembunuh yang
diterapkan pemerintah Singapura menunjukkan hasil yang memuaskan sebagai alat pengendali dalam pemberantasan nyamuk Aedes aegypti di
Bandara Internasional Changgi. Sementara di Thailand, saran ini lebih jauh dimodifikasi sebagai perangkap larva-auto auto-larval trap
dengan menggunakan benda plastik yang tersedia di daerah itu.
2.3.4. Pengendalian Kimiawi