Faktor Pejamu Host Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian DBD

Bila agen penyakit dengan pejamu berada dalam keadaan seimbang, maka seseorang berada dalam keadaan sehat. Perubahan keseimbangan akan menyebabkan seseorang sehat atau sakit. Penurunan daya tahan tubuh akan menyebabkan bobot agen penyebab penyakit menjadi lebih berat sehingga seseorang menjadi sakit. Demikian pula bila agen penyakit lebih banyak atau lebih ganas sedangkan faktor pejamu tetap, maka bobot agen penyebab menjadi lebih berat. Sebaiknya bila daya tahan tubuh seseorang baik atau meningkat maka ia dalam keadaan sehat. Apabila faktor lingkungan berubah menjadi cenderung menguntungkan agen penyebab penyakit, maka orang akan sakit. Pada prakteknya seseorang menjadi sakit akibat pengaruh berbagai faktor berikut. 1

2.2.1 Faktor Pejamu Host

Virus dengue dapat menginfeksi manusia dan beberapa spesies primata.Manusia merupakan reservoir utama virus dengue di daerah perkotaan.Beberapa variabel yang berkaitan dengan karakteristik pejamu adalah umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, imunitas, status gizi, ras dan perilaku. a. Umur dan Jenis Kelamin 18 Selama awal tahun epidemi pada setiap negara penyakit demam berdarah dengue ini kebanyakan menyerang anak-anak dan 95 kasus yang dilaporkan berumur kurang dari 15 tahun.Walaupun demikian, berbagai negara melaporkan bahwa kasus-kasus dewasa meningkat selama terjadi kejadian luar biasa. Kelompok resiko tinggi meliputi anak berumur 5-9 tahun.Philipina dan Malaysia melaporkan banyak kasus berumur lebih 15 tahun. Walaupun Universitas Sumatera Utara Thailand, Myanmar, Indonesia dan Vietnam tetap melaporkan banyak kasus di bawah 14 tahun. Jenis kelamin pernah ditemukan perbedaan nyata diantara anak laki-laki dan wanita.Beberapa negara melaporkan banyak kelompok wanita menunjukkan angka kematian yang tinggi daripada laki-laki. b. Pendidikan 19 Pendidikan adalah suatu proses atau kegiatan untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan individu atau masyarakat. Ini berarti bahwa pendidikan adalah suatu pembentukan watak yaitu sikap disertai kemampuan dalam bentuk kecerdasan, pengetahuan dan keterampilan.Seperti diketahui bahwa pendidikan formal yang ada di Indonesia adalah tingkat sekolah dasar, sekolah lanjutan tingkat pertama, sekolah lanjut tingkat atas, dan tingkat akademikperguruan tinggi.Tingkat pendidikan sangat menentukan daya nalar seseorang yang lebih baik, sehingga memungkinkan menyerap informasi-informasi juga dapat berpikir secara rasional dalam menanggapi informasi atau setiap masalah yang dihadapi. c. Pekerjaan 19 Pekerjaan lebih banyak dilihat dari kemungkinan keterpaparan khusus dan derajat keterpaparan tersebut serta besarnya resiko menurut sifat pekerjaan juga akan berpengaruh pada lingkungan kerja dan sifat sosial ekonomi karyawan pada pekerjaan tertentu d. Imunitas dan Status Gizi 20 Universitas Sumatera Utara Status gizi didapat orang dari nutrisi yang diberikan padanya.Ada tiga jenis kekurangan gizi; ada yang kurang secara kualitatif dan ada juga yang kurang secara kuantitatif, serta kekurangan keduanya.Apabila kuantitas nutrisi cukup, tetapi kualitasnya kurang maka orang dapat menderita berbagai kekurangan vitamin, mineral, protein dan lainnya. Tetapi apabila orang kurang jumlah nutrisinya, maka ia akan menderita apa yang disebut marasmus. Kombinasi keduanya sering kali ditemukan bersama-sama dengan kekurangan kuantitas makanan. Secara umum kekurangan gizi akan berpengaruh terhadap kekuatan daya tahan dan respons imunologis terhadap penyakit dan keracunan. e. Ras Suku Bangsa 1 Kecenderungan penyakit menular tertentu untuk menyerang ras tertentu masih banyak diperdebatkan karena faktor ini berbaur dengan faktor lainnya seperti daya tahan tubuh, gaya hidup, lingkungan, dan lain sebagainya. f. Perilaku 19 Perilaku kesehatan Health Behaviour adalah respon seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit dan faktor-faktor yang mempengaruhi sehat-sakit kesehatan seperti lingkungan, makanan, minuman, dan pelayanan kesehatan. Dengan kata lain perilaku adalah semua aktivitas atau kegiatan seseorang baik yang dapat diamati observable maupun yang tidak dapat diamati unobservable yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Pemeliharaan kesehatan ini mencakup Universitas Sumatera Utara mencegah atau melindungi diri dari penyakit dan masalah penyakit lain, meningkatkan kesehatan dan mencari penyembuhan apabila sakit atau terkena masalah kesehatan. Oleh sebab itu perilaku kesehatan ini pada garis besarnya dikelompokkan menjadi dua yakni : 1 Perilaku orang yang sehat agar tetap sehat dan meningkat. Oleh sebab itu perilaku ini disebut perilaku sehat health behavior yang mencakup perilaku-perilaku overt dan covert behavior dalam mencegah atau menghindari dari penyakit dan penyebab penyakit atau masalah atau penyebab masalah perilaku preventif, dan perilaku dalam mengupayakan meningkatnya kesehatan. 2 Perilaku orang yang sakit atau telah terkena masalah kesehatan untuk memperoleh penyembuhan atau pemecahan masalah kesehatannya. Oleh karena itu perilaku ini disebut perilaku pencarian pelayanan kesehatan health seeking behavior. Berikut adalah beberapa perilaku pencegahan terhadap penyakit DBD : a Pemberantasan Sarang Nyamuk PSN Pemberantasan sarang nyamuk adalah kegiatan memberantas telur, jentik dan kepompong nyamuk penular di tempat-tempat perkembangbiakannya.Tujuan pemberantasan sarang nyamuk adalah mengendalikan populasi nyamuk Aedes aegypty sehingga penularan DBD dapat dicegah atau dibatasi.Sasarannya adalah semua tempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD.Ukuran keberhasilan kegiatan PSN diukur dengan Angka Bebas Jentik Universitas Sumatera Utara ABJ.Apabila ABJ 95, diharapkan penularan DBD dapat dicegah atau dikurangi. b Cara Kimiawi Larvasida Larvasida adalah pemberantasan jentik dengan menaburkan bubuk larvasida.Pemberantasan jentik dengan bahan kimia tersebut untuk wadah yang tidak dapat dibersihkandikuras.Bila wadah sudah diberi larvasida, maka jangan dikuras selama 2-3 bulan.Kegiatan ini tepat digunakan apabila surveilans epidemiologi penyakit dan vektor menunjukkan adanya periode berisiko tinggi dan di lokasi yang berpotensi terjadi KLB.Penentuan waktu dan tempat yang tepat untuk pelaksanaan larvasida sangat penting untuk memaksimalkan efektivitasnya.

2.2.2 Faktor Agent

Dokumen yang terkait

Hubungan Kondisi Perumahan dengan Angka Kejadian Demam Berdarah Dengue di Wilayah Kerja Puskesmas Kotabaru Kecamatan Keritang Kabupaten Inderagiri Hilir Riau Tahun 2012

1 59 132

Kepadatan Jentik Penular Demam Berdarah Dengue (DBD) Antara Desa Endemis Dan Non Endemis Serta Faktor Yang Mempengaruhinya Di Kecamatan Sungailiat Kabupaten Bangka Tahun 2000

0 32 97

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Kelurahan Tembelahan Kota Kecamatan Tembelahan Kabupaten Endragem Heler Propinsi Riau Tahun 2003

1 64 85

Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor Kota Medan Tahun 2009

0 28 88

Hubungan Sosiodemografi dan Lingkungan Dengan Kejadian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru Tahun 2008

3 56 108

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KECAMATAN GROGOL Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue (Dbd) Di Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo.

0 2 16

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KECAMATAN GROGOL Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue (Dbd) Di Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo.

1 1 13

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) Dan Jenis Serotipe Virus Dengue Di Kabupaten Semarang

0 0 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Demam Berdarah Dengue 2.1.1. Pengertian - Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kecamatan Bajenis Kota Tebing Tinggi Tahun 2014

0 1 23

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kecamatan Bajenis Kota Tebing Tinggi Tahun 2014

0 0 12