Pengaruh Brand Characteristic Dan Company Characteristic Terhadap Brand Loyalty Pada Konsumen Handphone Nokia Di Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STRATA –1 MEDAN

PENGARUH BRAND CHARACTERISTIC DAN COMPANY CHARACTERISTIC TERHADAP BRAND LOYALTY

PADA KONSUMEN HANDPHONE NOKIA DI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

PROPOSAL SKRIPSI

OLEH

TOGI APRIANSYAH 060502125

DEPARTEMEN MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan


(2)

ABSTRAK

Togi Apriansyah (2010) “Pengaruh Brand Characteristic dan Company Characteristic Terhadap Brand Loyalty Pada Konsumen Handphone Nokia di Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.” Pembimbing: Dra. Ulfah, MS. Ketua Departemen Manajemen: Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe. SE, MSi. Penguji 1: Dr. Endang Sulistiyarini SE, MSi. Penguji 2: Dr. Yeni Absah, SE, MSi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Brand Characteristic (karakteristik merek) dan Company Characteristic (karakteristik perusahan) terhadap Brand Loyalty (loyalitas merek) pada konsumen handphone Nokia di Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

Metode analisis data yang digunakan adalah uji validitas, reliabilitas, metode deskriptif dan metode kuantitatif yang terdiri dari uji asumsi klasik, uji regresi linier berganda, uji hipotesis terdiri dati uji-t dan uji-F, dan uji koefisien determinasi (R2). Pengerjaan metode analisis data menggunakan bantuan SPSS 16.0 for Windows. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Penelitian ini menggunakan 96 responden sebagai sampel penelitian.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, analisis data dengan metode analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa variable brand characteristic dan company characteristic berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand loyalty pada mahasiswa Fakultas Ekonomi UMSU. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji regresi linier berganda secara simultan (uji-F) dimana Fhitung (35.120) > Ftabel

(3.00) pada α = 5% dan tingkat signifikansinya 0.000 < 0.05. berdasarkan uji

signifikan parsial (uji-t) bahwa dari kedua variabel bebas yang paling dominan berpengaruh terhadap brand loyalty adalah variabel Company characteristic (X2) dengan nilai thitung (4.553) > ttabel (1.960) dengan nilai signifikansi 0.000 < 0.05. nilai Adjusted R2 sebesar 0.418 berarti 41.80% variabel Brand Loyalty dapat dijelaskan oleh Brand Characteristic dan Company Characteristic. Sedangkan sisanya 58.2% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini.


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis mampu mrnyelesaikan skripsi ini dengan baik. Serta Shalawat dan Salam kepada Nabi Muhammad SAW. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh gelar Strata 1 (S-1) Ekonomi Manajemen. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ayahanda Drs.Haflur Hasan Harahap dan Ibunda Puji Astuti yang merupakan sumber inspirasi dan senantiasa memberikan kasih saying, dukungan, bimbingan, nasehat serta do’a yang tiada hentinya kepada penulis.

Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Jhon tafbu Ritonga, M.Ec. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dhalimunthe, SE, M.si selaku ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Nisrul Irawati MBA Selaku Sekretaris Departemen Manajemen Universitas SumaterabUtara.

4. Ibu Dra. Marhayanie, Msi selaku Dosen Wali yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama masa perkuliahan.

5. Ibu Dra. Ulfah, MS selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing serta member arahan dalam penyusunan skripsi ini.


(4)

6. Ibu Dr. Endang Sulistiyarini, SE, MSi selaku Dosen Penguji I yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini.

7. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, MSi selaku Dosen Penguji I yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini.

8. Seluruh Dosen, Civitas Akademik, Seluruh staf dan pegawai di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan bekal pengetahuan dan kemudahan administrasi sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan dan penulisan skripsi ini dengan baik.

9. Keluarga saya tercinta; Ayahanda Drs. Haflur Hasan dan Ibunda Puji Astuti, serta kakak saya Juliana Harahap dan Adik saya Putri Amelia Harahap. Terima kasih atas dukungan dan do’a sehingga penulis dapat terpacu untuk menyelesaikan skripsi ini.

10. Untuk sahabat-sahabat saya d Kepengurusan BP2M FE USU, Deddy S. Zebua, Agus Rizaldi NST, Bang Erwin, Bang Dedy Kurniawan, Rahmansyah, Bang Novri, Yuspan, Yuda, Khairul, Herman, serta semua pengurus yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu. Terima kasih atas do’a dan dukungannya.

11. Untuk sahabat-sahabat saya yang lainnya Nico, Carjony, Diety, Renita, Ratih, Febri, serta seluruh anak manajemen stambuk 2006 lainnya. Terima Kasih atas dukungannya selama ini.


(5)

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, maka dari itu saran dan kritik dari semua pihak sangat saya harapkan untuk membuat skripsi ini menjadi lebih baik lagi.

Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan peneliti lainnya, khususnya Mahasiswa Fakultas Ekonomi Departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara.

Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua serta memberikan balasan kepada pihak-pihak yang telah bersedia membantu penulisan dalam menyelesaikan skripsi ini. Amin.

Medan, 26 Mei 2010 Penulis


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK……… i

KATA PENGANTAR………. ii

DAFTAR ISI..………... v

DAFTAR TABEL ………... vii

DAFTAR GAMBAR ……….. viii

BAB I PENDAHULUAN………... 1

A. Latar Belakang Masalah………... 1

B. Perumusan Masalah……….. 5

C. Kerangka Konseptual………... 5

D. Hipotesis………...…… 7

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian………. 7

1. Tujuan Penelitian……… 7

2. Manfaat Penelitian……….. 7

F. Metode Penelitian………. 8

1. Batasan Operasional variabel……….. 8

2. Definisi Operasional variabel………. 8

3. Skala Pengukuran Variabel………. 10

4. Waktu dan Lokasi Penelitian……….. 11

5. Populasi dan Sampel……….. …... 11

6. Jenis dan Sumber Data……… 13

7. Teknik Pengumpulan Data……….. 13

8. Uji Validitas dan Reliabilitas……….. 14

9. Metode Analisis Data………. 15

BAB II URAIAN TEORITIS………... 19

A. Penelitian Terdahulu………. 19

B. Merek………...………. 20

1. Tujuan Merek……….…………. 20

2. Makna Merek……….………. 21

3. Tipe Merek……….. 22

C. Brand Characteristc……….. 23

D. Company Characteristic………..………. 26

E. Brand Loyalty………... 28

F. Tingkat Brand Loyalty……….. 29

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN……..……..……… 32

A. Sejarah Nokia……….... 32

B. Perkembangan Nokia………...……….. 35

C. Visi dan Misi Nokia….………..………… 36

D. Nokia Melanjutkan Dominasi di Pasar Ponsel….…….…… 37


(7)

F. Tipe-tipe Handphone Nokia………..……… 40

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN…………..………. 42

A. Uji Validitas dan Reliabilitas……….……….……... 42

1. Uji Validitas………..……….. 42

2. Uji Reliabilitas………. 44

B. Analisis Data……..………..……… 45

1. Analisis Deskriptif……….………... 45

2. Uji Asumsi Klasik………….………... 52

3. Analisis Regresi Linier Berganda……… 57

4. Uji Hipotesis………...…………... 59

5. Pengujian Koefisien Determinasi (R2)………….…….... 62

C. Pembahasan……….. 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….…. 65

A. Kesimpulan………..………. 65

B. Saran………..…..………. 66

DAFTAR PUSTAKA………..…… 68 LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1 : Persentasi Pangsa Pasar dan Penjualan Handphone di Dunia

Berdasarkan Data yang dirilis oleh Lembaga Riset Gartner... 4

Tabel 1.2 : Best Global Brand 2009 Rankings... 4

Tabel 1.3 : Definisi Operasional Variabel... 9

Tabel 1.4 : Instrumen Skala Likert... 11

Tabel 4.1 : Uji Validitas I... 43

Tabel 4.2 : Uji Validitas II... 43

Tabel 4.3 : Uji Reliabilitas... 44

Tabel 4.4 : Gambaran Umum Responden... 45

Tabel 4.5 : Karakteristik Responden Berdasarkan Merek Handphone Yang digunakan... 46

Tabel 4.6 : Karakteristik Responden Berdasarkan Pengetahuannya tentang Nokia... 47

Tabel 4.7 : Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Brand Characteristic... 48

Tabel 4.8 : Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Company Characteristic... 50

Tabel 4.9 : Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Brand Loyalty.. 50

Tabel 4.10: One Sample Kolmogorov Smirnov Test... 54

Tabel 4.11: Hasil Uji Glejser... 56

Tabel 4.12: uji Nilai ToleranceI dan VIF... 57

Tabel 4.13: Analisis Regresi Linier Berganda... 58

Tabel 4.14: Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)... 60

Tabel 4.15: Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)... 61

Tabel 4.16: Pengujian Koefisien Determinasi (R2)... 63


(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 : Kerangka Konseptual……….. 7

Gambar 3.1 : Pabrik Penggilingan Bubur Kayu………... 32

Gambar 3.2 : Pabrik Pembuatan Galosh………... 33

Gambar 3.3 : Pabrik Pembuatan Kabel………. 34

Gambar 3.4 : 3 Bisnis Menjadi Sebuah Raksasa Bisnis……… 34

Gambar 3.5 : Tipe-tipe Handphone Nokia ……….. 40

Gambar 4.1 : Grafik Uji Normalitas………. 52

Gambar 4.2 : Scatterplot Uji Normalitas……….. 53


(10)

ABSTRAK

Togi Apriansyah (2010) “Pengaruh Brand Characteristic dan Company Characteristic Terhadap Brand Loyalty Pada Konsumen Handphone Nokia di Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.” Pembimbing: Dra. Ulfah, MS. Ketua Departemen Manajemen: Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe. SE, MSi. Penguji 1: Dr. Endang Sulistiyarini SE, MSi. Penguji 2: Dr. Yeni Absah, SE, MSi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Brand Characteristic (karakteristik merek) dan Company Characteristic (karakteristik perusahan) terhadap Brand Loyalty (loyalitas merek) pada konsumen handphone Nokia di Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

Metode analisis data yang digunakan adalah uji validitas, reliabilitas, metode deskriptif dan metode kuantitatif yang terdiri dari uji asumsi klasik, uji regresi linier berganda, uji hipotesis terdiri dati uji-t dan uji-F, dan uji koefisien determinasi (R2). Pengerjaan metode analisis data menggunakan bantuan SPSS 16.0 for Windows. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Penelitian ini menggunakan 96 responden sebagai sampel penelitian.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, analisis data dengan metode analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa variable brand characteristic dan company characteristic berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand loyalty pada mahasiswa Fakultas Ekonomi UMSU. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji regresi linier berganda secara simultan (uji-F) dimana Fhitung (35.120) > Ftabel

(3.00) pada α = 5% dan tingkat signifikansinya 0.000 < 0.05. berdasarkan uji

signifikan parsial (uji-t) bahwa dari kedua variabel bebas yang paling dominan berpengaruh terhadap brand loyalty adalah variabel Company characteristic (X2) dengan nilai thitung (4.553) > ttabel (1.960) dengan nilai signifikansi 0.000 < 0.05. nilai Adjusted R2 sebesar 0.418 berarti 41.80% variabel Brand Loyalty dapat dijelaskan oleh Brand Characteristic dan Company Characteristic. Sedangkan sisanya 58.2% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini.


(11)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kondisi persaingan yang semakin ketat, setiap perusahaan harus mampu bertahan hidup, bahkan harus dapat terus berkembang. Salah satu hal penting yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh setiap perusahaan adalah mempertahankan pelanggan yang telah ada, terus menjaring pelanggan-pelanggan potensial baru agar jangan sampai pelanggan meninggalkan perusahaan menjadi pelanggan perusahaan lain, dengan kata lain perusahaan harus mampu mempertahankan loyalitas pelanggan.

Loyalitas pelanggan terhadap merek produk merupakan konsep yang sangat penting khususnya pada kondisi tingkat persaingan yang sangat ketat dengan pertumbuhan yang rendah. Pada kondisi demikian loyalitas pada merek sangat dibutuhkan agar perusahaan dapat bertahan hidup. Di samping itu, upaya mempertahankan loyalitas merek ini merupakan upaya strategis yang lebih efektif dibandingkan dengan upaya menarik pelanggan baru.

Persoalan merek menjadi salah satu persoalan yang harus dipantau secara terus-menerus oleh setiap perusahaan. Merek-merek yang kuat, teruji, dan bernilai tinggi terbukti tidak hanya sukses mengalahkan hitungan-hitungan rasional, tetapi juga canggih mengolah sisi- sisi emosional konsumen. Merek bisa memiliki nilai tinggi karena ada brand building activity yang bukan sekedar berdasarkan komunikasi, tetapi merupakan segala macam usaha lain untuk memperkuat merek tersebut.


(12)

Brand Characteristic memainkan peranan yang penting dalam menentukan keputusan konsumen dalam mempercayai suatu merek. Pertimbangan konsumen dalam pemilihan suatu merek akan menentukan apakah konsumen akan membangun hubungan terhadap merek tersebut. Lau dan Lee (1999) menyatakan bahwa karakteristik merek terdiri atas tiga elemen yaitu: Reputasi Merek (brand reputation), Kecakapan Memprediksi Merek (brand predictability), dan Kompetensi Merek (brand competence).

Company Characteristic yang biasanya berada dibelakang merek dapat juga mempengaruhi derajat kepercayaan konsumen terhadap merek. Adanya pengetahuan konsumen terhadap perusahaan akan memungkinkan berpengaruh pada penilaian konsumen terhadap merek. Lau dan Lee (1999) menyatakan bahwa kepercayaan konsumen terhadap perusahaan, terdiri dari empat dimensi yaitu: Kepercayaan pada Perusahaan (company trust), Reputasi Perusahaan (company reputation), dan Motif Perusahaan yang diinginkan (perceived motives of the company).

Telepon selular (ponsel) untuk setiap keluarga di Indonesia rata-rata sudah melebihi 2-3 buah, sedangkan telepon rumah yang sudah bertahun-tahun jumlahnya hanya satu saja (atau mungkin dua) dan bentuknya tidak pernah berubah secara signifikan. Memang ada upaya untuk meningkatkan fitur telepon rumah ini, misalnya dengan menambahkan kemampuan digital, seperti mampu menerima layanan pesan singkat (SMS/Sort Message Service) yang sekarang populer atau memecah saluran kabel di sentral boks untuk digunakan sebagai akses jaringan internet pita lebar seperti layanan Speedy. Tetapi hal tersebut sulit untuk bersaing dengan telepon selular.


(13)

Membaiknya kondisi perekonomian tersebut juga berdampak positif terhadap perkembangan bidang telekomunikasi khususnya industri selular dewasa ini. Akhir-akhir ini perkembangan telekomunikasi di Indonesia semakin marak dengan semakin banyaknya produsen telepon selular seperti Nokia, Samsung, Sony-Ericcson, Ben-Q Siemens, Motorolla, 02, LG, Sanex, Panasonic, dan lain sebagainya yang masing-masing produk menghadirkan berbagai fitur-fitur andalan yang ditujukan untuk menarik konsumen lebih banyak lagi.

Sebagai salah satu Perusahaan yang bergerak dalam bidang Consumer electronic Nokia merupakan produsen ponsel dengan pangsa pasar terbesar didunia. Di tanah air, Nokia juga merupakan pemain terbesar mengungguli para pemain lainnya seperti Sony Erricson, Samsung dan LG. Secara garis besar, strategi pemasaran Nokia didasarkan pada tiga faktor kunci. Pertama adalah mendesain beragam jenis ponsel untuk semua jenis segmen pasar. Artinya ia menjalankan strategi multi product for multi market segment. Kalau kita amati, semua kelas ponsel, mulai dari kelas low end hingga kelas high end dimasuki oleh produk Nokia. Dengan strategi ini maka Nokia bisa melakukan penetrasi ke semua lapisan pasar ponsel di tanah air.

Faktor kedua adalah desain produk yang memang menarik dan elegan. Kalau kita perhatikan hampir semua produk ponsel Nokia memiliki desain yang menarik dan relatif disukai oleh pasar. Sebagian besar ponsel Nokia memiliki jenis Candy Bar, jenis ponsel yang memang relatif disukai oleh pengguna ponsel di tanah air dan bukan jenis Clamshell.

Selain menarik dan elegan, produk Nokia juga relatif memiliki tingkat keawetan yang bagus. Artinya ponselnya tahan banting sehingga bisa digunakan


(14)

dalam waktu relatif lama. Mengingat dinamika pasar yang makin tinggi, Nokia kini juga memperkenalkan ragam produk yang berorientasi pada kebutuhan gaya hidup, misal ponsel musik, ponsel khusus untuk chating, ataupun ponsel yang memiliki mutu kamera yang bagus

Tabel 1.1

Persentasi Pangsa Pasar dan Penjualan Handphone di Dunia Berdasarkan Data yang Dirilis oleh Lembaga Riset Gartner

No Merek Handphone

Penjualan per tahun

% 1 Nokia 16,9 juta unit 44,3 2 Black Berry 8 juta unit 20,9 3 Apple 5,2 juta unit 13,7 Sumber

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Interbrand Creating and Managing Brand Value, Nokia juga termasuk perusahaan yang menduduki posisi kelima untuk semua kategori Best Global Brand dan posisi pertama untuk Consumer electronic. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1.2 dibawah ini.

Tabel 1.2

Best Global Brands 2009 Rankings

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Interbrand Creating and Managing Brand Value

2009 Rank

Brand Country of Origin Sector

5 Filandia Consumer Electronics

19 Republic of Korea Consumer Electronics

29 Japan Consumer Electronics

39 Japan Consumer Electronics

63 Canada Consumer Electronics

75 Japan Consumer Electronics


(15)

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh brand characteristic dan company characteristic terhadap brand loyalty pengguna handphone Nokia khususnya para mahasiswa. Hal ini dikarenakan banyaknya jenis handphone yang beredar di lingkungan masyarakat, permasalahan yang dihadapi oleh mahasiswa adalah bagaimana memilih handphone yang sesuai dengan harapan, mengingat mahasiswa termasuk sebagai konsumen yang kritis dan sedang mengalami proses pendewasaan mental dan intelektual. Disamping itu mahasiswa termasuk dalam segmen smart customer yang membutuhkan banyak pertimbangan sebelum melakukan pembelian produk.

Berdasarkan gambaran diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Brand Characteristic dan Company Characteristic Terhadap Brand Loyalty Pada Konsumen Handphone Nokia di Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka perumusan masalah penelitian ini adalah : “Apakah variabel brand characteristic dan company characteristic berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand loyalty pada konsumen Handphone Nokia di Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara?”

C. Kerangka Konseptual

Brand Characteristic memainkan peranan yang penting dalam menentukan keputusan konsumen dalam mempercayai suatu merek. Pertimbangan


(16)

konsumen dalam pemilihan suatu merek akan menentukan apakah konsumen akan membangun hubungan terhadap merek tersebut. Lau dan Lee (1999) menyatakan bahwa karakteristik merek terdiri atas tiga elemen yaitu: reputasi merek (brand reputation), kecakapan memprediksi merek (brand predictability), dan kompetensi merek (brand competence).

Company Characteristic yang biasanya berada dibelakang merek dapat juga mempengaruhi derajat kepercayaan konsumen terhadap merek. Adanya pengetahuan konsumen terhadap perusahaan akan memungkinkan berpengaruh pada penilaian konsumen terhadap merek. Lau dan Lee (1999) menyatakan bahwa kepercayaan konsumen terhadap perusahaan, terdiri dari empat dimensi yaitu: kepercayaan pada perusahaan (company trust), reputasi perusahaan (company reputation), dan motif Perusahaan yang diinginkan (perceived motives of the company).

Loyalitas merek (brand loyalty) merupakan suatu konsep yang sangat penting dalam strategi pemasaran. Aaker (1997:8) mendefenisikan brand loyalty sebagai “measure of the attachment that a customer has a brand”. Loyalitas merek menunjukkan adanya suatu ikatan antara pelanggan dengan merek tertentu dan ini sering kali ditandai dengan adanya pembelian ulang dari pelanggan.

Berdasarkan teori-teori yang dikemukan, maka model kerangka konseptual dari penelitian ini adalah sebagai berikut :


(17)

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Sumber: Lau dan Lee (1999)

Diolah Penulis

D. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka hipotesis penelitian ini adalah : “Brand Characteristic dan Company Characteristic berpengaruh positif dan signifikan terhadap Brand Loyalty Pada Konsumen Handphone Nokia di Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara”.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh brand characteristic dan company characteristic terhadap brand loyalty pada konsumen handphone Nokia di Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi: Brand Characteristic (X1)

Company Characteristic (X2)


(18)

a. Perusahaan

Sebagai bahan pertimbangan dalam membangun sebuah karakteristik merek maupun perusahaan yang baik, karena mengingat banyak faktor yang dapat mempengaruhi keloyalan konsumen terhadap merek. b. Peneliti Lain

Diharapkan dapat menjadi masukan, referensi, dan bahan perbandingan bagi yang memerlukannya.

c. Penulis

Diharapkan penelitian ini dapat memperluas pengetahuan serta dapat menambah wawasan mengenai Manajemen Pemasaran pada umumnya dan Brand Loyalty khususnya.

F. Metode Pelitian

1. Batasan Operasional Variabel

a. Variabel Independen (X) terdiri atas Brand Characteristic (X1) dan Company Characterisic (X2)

b. Variabel dependen (Y) adalah Brand Loyalty 2. Definisi Operasional Variabel

Definisi Operasional dari variabel-variabel yang akan diteliti adalah: a. Variabel X

1. Brand Characteristic (X1)

Brand Characteristic adalah ciri-ciri atau karakteristik yang dimiliki oleh sebuah merek yang dibentuk oleh Reputasi Merek (brand


(19)

reputation), Kecakapan Memprediksi Merek (brand predictability), dan Kompetensi Merek (brand competence).

2. Company Characteristic (X2)

Company Characteristic adalah ciri-ciri atau karakteristik yang dimiliki oleh sebuah Perusahaan yang dibentuk oleh Kepercayaan pada Perusahaan (company trust), Reputasi Perusahaan (company reputation), dan Motif Perusahaan yang diinginkan (perceived motives of the company).

b. Variabel Y

3. Brand Loyalty (Y)

Loyalitas merek adalah komitmen internal dalam diri konsumen untuk membeli dan membeli ulang suatu merek tertentu meskipun ada pengaruh situasional dan usaha pemasaran yang dapat menimbulkan perilaku peralihan.


(20)

Tabel 1.3

Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Variabel Indikator Skala

Brand

Characteristik

Ciri-ciri atau karakteristik yang dimiliki oleh sebuah merek yang dibentuk oleh Reputasi Merek (brand

reputation), Kecakapan Memprediksi Merek (brand predictability), dan Kompetensi Merek (brand competence).

a. Merek dengan reputasi tinggi

b. Pengetahuan konsumen tentang merek

c. Merek yang konsisten dengan kualitasnya

d. Harapan konsumen

terhadap merek

e. Berbeda dengan merek Handphone lain

f. Merek yang paling dapat memenuhi kebutuhan

Likert

Company Characteristik

Ciri-ciri atau karakteristik yang dimiliki oleh sebuah Perusahaan yang dibentuk oleh Kepercayaan pada Perusahaan (company trust), Reputasi Perusahaan (company reputation), dan Motif Perusahaan yang diinginkan (perceived motives of the company).

a. Perusahaan dengan reputasi tinggi

b. Pelayanan Perusahaan terhadap pelanggan

c. Keyakinan pelanggan terhadap produk yang dihasilkan Perusahaan

Likert

Brand Loyalty Komitmen internal dalam diri konsumen untuk membeli dan membeli ulang suatu merek tertentu meskipun ada pengaruh situasional dan usaha pemasaran yang dapat menimbulkan perilaku peralihan.

a. Selalu ingin membeli merek Handphone tersebut

b. Selalu ingin

menggunakan merek Handphone tersebut

c. Merekomendasikan

kepada konsumen Handphone lain

Likert

Sumber: Gede Riana (2008) Diolah penulis

3. Skala Pengukuran Variabel

Pengukuran masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk


(21)

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan memjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun iten-item instrument yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan (Sugiyono, 2007:86). Skala likert menggunakan lima tingkatan jawaban sebagai berikut:

Tabel 1.4

Instrumen skala Likert

No Skala Skor

1 Sangat Setuju 5

2 Setuju 4

3 Kurang Setuju 3

4 Tidak Setuju 2

5 Sangat Tidak Setuju 1 Sumber: Sugiyono, 2007

4. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara di Jalan Kapten Mukhtar Basri, No.3 Gelugur Darat 1 Medan. Waktu penelitian ini dilakukan selama 5 (lima) bulan dari bulan Desember 2009 sampai bulan April 2010.

5. Populasi dan Sampel

Populasi adalah sekelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajari suatu objek penelitian (Kuncoro, 2003:103). Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara yang masih aktif kuliah dimana mereka telah


(22)

menggunakan Handphone Nokia selama lebih dari satu tahun. Karena mahasiswa Fakultas Ekonomi UMSU yang menggunakan merek Nokia jumlahnya tidak diketahui sehingga untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus (Supramono,2003:62):

(Zα)2 (p)(q) n =

d2 Keterangan:

N = Jumlah sampel

Zα = Nilai standard normal yang besarnya tergantung α, bila α = 0,05 → Z = 1,67

bila α = 0,01 → Z = 1,96 p = Estimasi proporsi populasi q = 1 – p

d = Penyimpangan yang ditolelir

untuk memperoleh n (jumlah sampel) yang besar dan nilai p belum diketahui, maka dapat digunakan p = 0,5. dengan demikian, jumlah sampel yang mewakili populasi dalam penelitian ini adalah:

(Zα)2 (p)(q) n =

d2

(1,96)2 (0,5)(0,5)

n = = 96,04 = 96 orang (0,1)2


(23)

Metode penelitian sampel menggunakan Metode Purposive Random Sampling, yaitu: teknik penentuan sampel dengan mempertimbangkan karakter dan ciri-ciri yang telah ditentukan terlebih dahulu untuk membatasi sampel (Sugiyono,2007:78). Adapun karakter yang telah ditentukan adalah Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara yang masih aktif kuliah dimana mereka telah menggunakan Handphone Nokia selama satu tahun lebih.Tujuan dari penetapan kriteria ini untuk menunjukkan bahwa konsumen telah loyal terhadap merek Nokia tersebut.

6. Jenis dan Sumber Data a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan daftar pertanyaan (Kuesioner) kepada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi dokumen baik dari buku, jurnal, majalah dan situs internet untuk mendukung penelitian.

7. Teknik Pengumpulan Data


(24)

a. Daftar Pertanyaan (Kuesioner)

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberikan sejumlah daftar pertanyaan atau pernyataan yang tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

b. Wawancara (Interview)

Merupakan suatu jenis pengumpulan data dimana peneliti mengajukan pertanyaan secara lisan untuk mendapatkan informasi. c. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi yaitu mengumpilkan data melalui buku, jurnal, majalah, internet yang menjadi bahan referensi pendukung bagi peneliti.

8. Uji Validitas dan Reliabilitas

Sebelum instrumen penelitian digunakan maka terlebih dahulu diadakan uji validitas dan reliabilitas:

a. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang didapat setelah penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan (kuesioner). Uji validitas ini dilakukan kepada 30 responden diluar dari pada Sampel tetapi memiliki karakteristik yang hampir sama dengan sampel yang digunakan. Metode yang digunakan adalah dengan membandingkan antara nilai korelasi atau r hitung dari variabel penelitian dengannilai r tabel. Pengujian validitas


(25)

dan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS (Statistic Package and Social Science) 16.0 for windows. Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut:

a. Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan dinyatakan valid. b. Jika r hitung < r tabel maka pertanyaan dinyatakan tidak valid. b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan menunjukkan konsistensi di dalam mengukur gejala yang sama. Pertanyaan yang telah dinyatakan valid dalam uji validitas, maka akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jika r alpha positif atau > dari r tabel maka pertanyaan reliabel. 2. Jika r alpha negatif atau < dari r tabel maka pertanyaan tidak reliabel.

9. Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode analisis data yaitu: a.Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif merupakan suatu metode analisis dimana data yang telah diperoleh, disusun, dikelompokkan, dinalisis, kemudian diinterpretasikan secara objektif sehingga diperoleh gambaran tentang masalah yang dihadapi dan menjelaskan hasil perhitungan.


(26)

b. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis regresi, agar dapat perkiraan yang tidak bias dan efisiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu:

1.Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kolmogrov Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka jika nilai Asymp.sig. (2-tailed) diatas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang, 2008:62).

2.Uji Heteroskedastisitas

Adanya varians variabel independen adalah konstan untuk setiap nilai tertentu variabel independen (homokedastisitas). Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji Glejser dengan pengambilan keputusan jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadinya heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikannya diatas tingkat kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.

3.Uji Multikolinearitas

Artinya variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna.


(27)

Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS. Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai Tolerance > 1 atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas (situmorang, 2008:104). c.Analisis Regresi Linier Berganda

Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis statistik regresi linier berganda.

Persamaan yang digunakan adalah:

Y = a + b1X1 + b2X2 + e Keterangan:

Y = Brand Loyalty a = Konstanta

b1b2 = Koefisien regresi

X1 = Skor dimensi Brand Characteristic X2 = Skor dimensi Company Characteristic e = Standar error

d. Uji Hipotesis

Untuk mengetahui pengaruh Brand Characteristic dan Company Characteristic terhadap Brand Loyalty maka dilakukan pengujian dengan menggunakan:


(28)

1. Uji Signifikan Simultan (Uji - F)

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel debas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.

Kriteria pengujiannya adalah:

H0 : b1,b2 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. H0 : b1,b2 ≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Kriteria pengambilan keputusannya adalah: H0 diterima jika F hitung < F tabel pada α= 5% Ha ditolak jika F hitung > F tabel pada α= 5% 2.Uji Signifikan Parsial (Uji - t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu variabel independen secara parsial (individual) terhadap variasi variabel dependen. kriteria pengujiannya adalah:

H0 : b1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen. H0 : b1 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusan adalah:

H0 diterima jika t hitung < t tabel pada α= 5% H0 ditolak jika t hitung > t tabel pada α= 5%


(29)

e. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa besar kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika Koefisien Determinasi (R2) semakin besar (mendekati satu) menunjukkan semakin baik kemampuan X menerangkan Y dimana 0 < R2 < 1. Sebaliknya, jika R2 semakin kecil (mendekati nol), maka akan dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas adalah kecil terhadap variabel terikat. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.


(30)

BAB II

URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu

Riana (2008) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Trust in a Brand Terhadap Brand Loyalty Pada Konsumen Air Minum Aqua di Kota Denpasar”. Dimana tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh dari variabel trust in a brand yang meliputi brand characteristic, company characteristic dan consumer – brand characteristic terhadap brand loyalty.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama dan parsial variabel trust in a brand berpengaruh signifikan terhadap brand loyalty, dan variabel brand characteristic adalah variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap brand loyalty dengan koefisien beta sebesar 0,668 dengan tingkat signifikan sebesar 0,000.

Hillia (2007) melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Pembentuk Kepercayaan Merek (Trust in a brand) terhadap loyalitas konsumen (Consumer Loyalty): studi pada berbagai merek handphone”. Dimana Tujuan dari penelitian ini adalah bertujuan untuk mengetahui pengaruh brand characteristics, company characteristics, dan consumer-brand characteristics terhadap pembentukan trust in brand. Serta pengaruh trust in brand terhadap brand loyalty. Temuan analisis mengungkapkan bahwa Trust In Brand dipengaruhi oleh variabel brand characteristics, company characteristics, dan consumer-brand characteristics secara bersama-sama, terutama pada variabel consumer-brand characteristics yang paling kuat atau mendominasi dalam mempengaruhi Trust In Brand.Serta adanya pengaruh yang signifikan dari Trust In Brand terhadap brand loyalty.


(31)

B. Merek

Menurut UU Merek No. 15 Tahun 2001 pasal 1 ayat 1, merek adalah “tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa”. Defenisi ini memiliki kesamaan dengan defenisi versi American Marketing association yang menekankan peranan merek sebagai identifier dan differentiator. Kedua defenisi ini menjelaskan secara teknis apabila seorang pemasar membuat nama, logo atau symbol baru untuk sebuah produk baru, maka ia telah menciptakan sebuah merek. (Tjiptono, 2005:2).

1. Tujuan Merek

Tjiptono dan Diana (2000:39) menyatakan bahwa penggunaan merek memiliki berbagai macam tujuan, yaitu:

a. Sebagai identitas perusahaan yang membedakannya dengan produk pesaing, sehingga pelanggan mudah mengenali dan melakukan pembelian ulang.

b. Sebagai alat promosi yang menonjolkan daya tarik produk (misalnya dengan bentuk desain dan warna-warni yang menarik). c. Untuk membina citra, yaitu dengan memberikan keyakinan,

jaminan kualitas, serta citra prestise tertentu kepada konsumen. d. Untuk mengendalikan dan mendominasi pasar. Artinya, dengan


(32)

hak eksklusif berdasarkan hak cipta / paten, maka perusahaan dapat meraih dan mempertahankan loyalitas konsumen.

2. Makna Merek

Tjiptono dan Diana (2000:40) menjelaskan dalam suatu merek terkandung 6 (enam) macam makna, yaitu:

1. Atribut

Merek menyampaikan atribut-atribut tertentu, misalnya Mercedes mengisyaratkan tahan lama (awet), mahal, desain berkualitas, nilai jual kembali yang tinggi, cepat dan sebagainya. 2. Manfaat

Merek bukanlah sekedar sekumpulan atribut, sebab yang dibeli oleh konsumen adalah manfaat, bukannya atribut.

3. Nilai – nilai

Merek juga menyatakan nilai – nilai yang dianut produsennya. Contohnya Mercedes mencerminkan kinerja tinggi, keamanan dan prestise.

4. Budaya

Dalam merek juga terkandung pula budaya tertentu. 5. Kepribadian

Merek bias pula mempoyeksikan kepribadian tertentu. Apabila suatu merek divisualisasikan dengan orang, binatang, atau suatu proyek, yang akan terbayangkan.


(33)

6. Pemakai

Merek juga mengisyaratkan tipe konsumen yang membeli atau menggunakan produknya.

3. Tipe Merek

Whitwell, dalam Tjiptono (2005:22) menerangkan bahwa pemahaman mengenai peran merek tidak bisa dipisahkan dari tipe-tipe utama merek, karena masing – masing tipe memiliki citra merek yang berbeda. Ketiga tipe tersebut meliputi:

a. Attribute brands

Yakni merek – merek yang memiliki citra yang mampu mengkomunikasikan keyakinan / kepercayaan terhadap atribut fungsional produk. Kerap kali sangat sukar bagi konsumen untuk menilai kualitas dan fitur secara objektif atas begitu banyak tipe produk, sehingga mereka cenderung memiliki merek – merek yang dipersepsikan sesuai dengan kualitasnya.

b. Aspirational brands

Yaitu merek – merek yang menyampaikan citra tentang tipe orang yang membeli merek yang bersangkutan. Citra tersebut tidak banyak mengandung produknya, tetapi justru lebih banyak berkaitan dengan gaya hidup yang didambakan. Keyakian yang dipegang konsumen adalah bahwa dengan memiliki merek semacam ini, akan tercipta asosiasi yang kuat antara dirinya dengan kelompok aspirasi tertentu. Dalam hal ini, status, pengakuan sosial, dan identitas jauh lebih penting daripada sekedar nilai fungsional produk.


(34)

c. Experience brands

Mencerminkan merek – merek yang menyampaikan citra asosiasi dan emosi bersama (shared associations and emotionals). Tipe ini memiliki citra melebihi sekedar aspirasi dan lebih berkenaan dengan kesamaan filosofi antara merek dan konsumen individual. Kesuksesan sebuah experience brands ditentukan oleh kemampuan merek bersangkutan dalam mengekspresikan individualitas dan pertumbuhan personal.

C. Brand Characteristic

Lau dan Lee (1999) menyatakan bahwa karakteristik merek terdiri atas tiga elemen yaitu: reputasi merek (brand reputation), kecakapan memprediksi merek (brand predictability), dan kompetensi merek (brand competence). 1. Reputasi Merek (Brand Reputation)

Reputasi merek merupakan persepsi konsumen tentang pengetahuan mereka tentang merek dan tanggapan atau pendapat individu lain terhadap merek. Reputasi suatu merek dapat dikembangkan melalui periklanan dan pulic relation tapi juga kemungkinan dipengaruhi oleh kualitas produk atau kinerja merek.

Pada konsumen yang low involvement, pengaruh iklan, pendapat orang lain tentang suatu merek cepat diterima oleh seseorang. Konsep tersebut sesuai dengan teori Passive Learning yang dikemukakan oleh Krugman’s dikutip oleh Assael (1998) menyatakan bahwa pada kondisi low Involvement pengaruh iklan dan pendapat orang lain sangat kuat


(35)

mempengaruhi diri seseorang karena adanya proses pembelajaran yang pasif. Pada kondisi high involvement, kecendrungan seseorang untuk menerima pendapat orang lain, dan pengaruh iklan tidak berdampak pada seseorang. Konsep ini sesuai dengan teori Social Judment yang dikemukakan oleh Sherif’s dalam Assael (1998) yang menyatakan bahwa semakin high involvement seseorang maka rentang penerimaan akan semakin rendah terhadap opini atau pendapat orang lain. Hal ini disebabkan karena konsumen tersebut sudah mempunyai believe yang diperoleh melalui pencarian informasi dalam proses active learning.

2. Kecakapan Memprediksi Merek (Brand Predictability)

Kecakapan Memprediksi Merek (Brand Predictability) merupakan peresepsi konsumen terhadap konsistensi merek dengan mengamati dan mengantisipasi dengan kuat kinerja suatu merek setiap kali menggunakan merek dan hubungannya dengan harapan konsumen pada merek tersebut (Lau dan Lee,1999). Memprediksi suatu merek mengacu pada level konsistensi dari kualitas produk. Kecakapan memprediksi merek dihasilkan dari interaksi pembelian ulang yang dilakukan oleh konsumen, dimana suatu kelompok memberikan janji dan mengantarkannya kepada yang lain dan adanya prilaku saling mengenal antara kelompok yang berinteraksi (Doney dan Cannon, 1997).

Kelly dan Stahelski (1970) menyatakan bahwa kecakapan memprediksi meningkatkan kepercayaan bahkan ketika kelompok lain melakukan pelanggaran juga bisa diprediksi. Kecakapan memprediksi merek akan meningkatkan kepercayan diri konsumen karena konsumen


(36)

mengetahui bahwa tidak ada yang tidak diharapkan akan terjadi pada merek yang digunakan karena kecakapan memprediksi akan membangun harapan positif konsumen (Kasperson dalam Lau dan Lee, 1999).

Pada produk yang bersifat high involvement seperti produk elektronik dan otomotif, proses pencarian informasi dam pemilihan merek memerlukan keterlibatan yang tinggi dari konsumen. Proses tersebut dilakukan karena besarnya resiko kegagalan produk dimasa yang akan dating (Sambandan dan Lord, 1995). Argumentasi ini sejalan dengan Assael (1998) yang menyatakan bahwa untuk produk high involvement konsumenlebih detail dalam proses evaluasi suatu merek. Sedangkan untuk produk yang low involvement, keterlibatan konsumen terbatas hanya pada beberapa atribut kunci suatu produk yang dijadikan referensi pembelian. Berdasarkan hal itu menunjukkan bahwa involvement memegang peran penting bagi konsumen dalam upaya menimbulkan kepercayaan konsumen terhadap merek.

3. Kompetensi Merek (Brand Competence)

Kompetensi Merek (Brand Competence) merupakan kemampuan yang dimiliki oleh suatu merek untuk memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi oleh konsumen (Lau dan Lee, 1999). Skin dan Roth (1993) seperti yang dikutip oleh Lau dan Lee (1999) menyatakan bahwa kemampuan suatu merek merupakan elemen penting yang mempengaruhi konsumen dalam mempercayai suatu merek. Konsumen bisa mengetahui kemampuan merek melalui dua cara yaitu penggunaan langsung merek tersebut dan word-of-mouth communication.


(37)

D. Company Characteristic

Lau dan Lee (1999) menyatakan bahwa kepercayaan konsumen terhadap perusahaan, terdiri dari empat dimensi yaitu: kepercayaan pada perusahaan (company trust), reputasi perusahaan (company reputation), dan motif Perusahaan yang diinginkan (perceived motives of the company).

1. Company Trust (kepercayaan pada perusahaan)

Kepercayaan pada perusahaan berkaitan dengan unsur entity perusahaan, ukuran perusahaan serta reputasi perusahaan yang menyangkut prestasi perusahaan. Masalah etika dan sebagainya yang mengarahkan pada kepercayaan dan keyakinan konsumen terhadap perusahaan (Lau dan Lee, 1999). Argumentasi lain dikemukakan oleh Kapferer dan Laurent (1986) yang menyatakan bahwa involvement merupakan kausal atau variabel yang memotivasi beberapa konsekuensi pada pembelian dan perilaku berkomunikasi. Keterlibatan konsumen pada proses pencarian informasi akan membawa pengaruh pada trust terhadap merek dan selanjutnya mengarahkan pada kepercayaan perusahaan (Well dan Prensky, 1996).

2. Company Reputation (reputasi perusahaan)

Reputasi perusahaan merupakan opini dan kepercayaan konsumen terhadap kualitas produk yang dihasilkan oleh perusahaan dan kejujuran perusahaan akan produknya pada konsumen. Lau dan Lee (1999) menyatakan bahwa jika konsumen telah merasakan bahwa perusahaan yang membuat merek dikenal jujur, maka konsumen akan merasa aman


(38)

dalam menggunakan merek tersebut dan konsumen akan lebih besar mempercayai merek tersebut.

Lebih jauh dikatakan oleh Tepeci, (1999) yang menyatakan bahwa jika reputasi perusahaan baik maka loyalitas konsumen dengan sendirinya kemungkinan akan terjadi namun proses pencapaiannya membutuhkan konsistensi dan adanya komitmen perusahaan untuk selalu menyampaikan produk mereka secara objektif.

Kejujuran dan ketidakjujuran perusahaan dapat diketahui dari adanya involvement yang diperoleh dari pelanggan, advertising dan word of mouth. Pengaruh dari word of mouth bagi konsumen yang low involvement di terima tanpa proses evaluasi sehingga jika reputasi perusahaan tidak baik maka kepercayaan konsumen akan menurun. Pada kondisi keterlibatan yang tinggi (high involvement) konsumen tentu dapat mengetahui tentang kejujuran suatu perusahaan. Semakin tinggi suatu keterlibatan (involvement) seseorang yang memandang baik reputasi perusahaan maka semakin tinggi tingkat kepercayaan konsumen.

3. Perceived Motives of the Company (motif perusahaan yang diinginkan) Perceived Motives of the Company (motif perusahaan yang diinginkan) dari suatu pertukaran akan mempengaruhi kepercayaan terhadap partner. Doney dan Cannon (1997) menyatakan bahwa intensionalitas sebagai suatu cara dimana kepercayaan dikembangkan dalam hubungan pembeli dan penjual didalam suatu industri. Intensionalitas mengacu pada interpretasi dan penilaian satu kelompok terhadap motif dari kelompok lain. Pada konteks merek, ketika seorang konsumen mempersepsikan perusahaan yang beraada


(39)

dibelakang merek berperilaku benevolent, maka konsumen akan lebih tertarik untuk mempercayai merek tersebut.

Pada kondisi keterlibatan rendah, pandangan konsumen pada perusahaan biasanya tidak terjadi. Konsumen biasanya hanya memfokuskan pada merek tanpa melihat second opinion seperti perusahaan. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Lau dan Lee (1999). Namun pada kondisi keterlibatan tinggi, perusahaan yang berada dibalik merek juga dijadikan referensi konsumen karena produk dipandang penting dan berisiko (Mc Quire dan Munson, 1992 dalam Assael 1998).

E. Brand Loyalty

Oliver dalam Tjiptono (2005:387) mengemukakan bahwa loyalitas merek adalah komitmen yang dipegang teguh untuk membeli ulang atau berlangganan dengan produk atau jasa yang disukai secara konsisten di masa mendatang, sehingga menimbulkan pembelian merek yang sama secara berulang meskipun pengaruh situasional dan upaya pemasaran berpotensi menyebabkan perilaku beralih merek.

Menurut Assael (1992:28), istilah loyalitas adalah lebih mengimplementasikan sebuah komitmen daripada sekedar pembelian berulang. Fakta menunjukkan bahwa dengan sikap dan perilaku akan menghasilkan sesuatu gambaran loyalitas merek yang diterima. Namun demikian terdapat beberapa karakteristik umum yang bias diidentifikasikan apakah seseorang konsumen mendekati loyal atau tidak. Selanjutnya dikemukakan empat hal yang menunjukkan kecendrungan konsumen loyal yaitu sebagai berikut:


(40)

1. Konsumen yang loyal terhadap merek cenderung percaya diri terhadap pilihannya.

2. Konsumen yang loyal lebih memungkinkan merasakan resiko yang lebih tinggi dalam pembeliannya.

3. Konsumen yang loyal terhadap merek juga memungkinkan loyal terhadap tempat produksi barang atau jasa.

4. Kelompok yang minoritas cenderung untuk loyal terhadap merek.

F. Tingkat Brand Loyalty

Menurut Durianto (2001:28) tingkat loyalitas merek mulai dari yang terndah sampai yang tertinggi adalah sebagai berikut:

1. Switcher (berpindah-pindah)

Pembeli yang berada pada tingkatan loyalitas switcher ini dikatakan sebagai pembeli yang berada pada tingkat yang paling dasar. Semakin tinggi frekuensi pembeli untuk memindahkan pembeliannya dari suatu merek ke merek-merek lain mengidentifikasikan pembeli tersebut sebagi pembeli yang sama sekali tidak loyal atau tidak tertarik pada merek tersebut. Pada tingkatan ini merek apapun pembeli anggap memadai serat memegang peranan yang sangat kecil dalam keputusan pembelian. Ciri yang paling nampak dari jenis pembeli ini adalah pembeli tersebut membeli suatu produk karena harganya yang murah.

2. Habitual Buyer (pembeli yang bersifat kebiasaan)

Pembeli yang berada pada tingkatan habitual buyer ini dapat dikategorikan sebagai pembeli yang puas dengan merek produk yang


(41)

dikonsumsinya atau setidaknya pembeli tidak mengalami ketidakpuasan dalam mengkonsumsi produk merek tersebut. Pada tingkatan ini pada dasarnya tidak didapati alasan yang cukup untuk menciptakan keinginan untuk membeli produk alin atau berpindah merek terutama jika peralihan tersebut memerlukan usaha, biaya maupun berbagi pengorbanan lain. Dapat disimpulkan bahwa pembeli ini dalam membeli suatu merek didasarkan atas kebiasan membeli selama ini.

3. Satisfied Buyer (pembeli yang puas dengan biaya peralihan)

Pada tingkat satisfied buyer ini, pembeli merek masuk dalam kategori puas jika pembeli mengkonsumsi merek tersebut, meskipun demikian mungkin saja pembeli memindahkan pembeliannya kemerek lain dengan menanggung switching cost (biaya peralihan) yang terkait dengan waktu, uang atau resiko kinerja yang melekat dengan tindakan pembeli beralih merek. Untuk dapat menarik minat pembeli yang masuk dalam tingkatan loyalitas ini maka para pesaing perlu mengatasi biaya peralihan yang harus ditanggung oleh pembeli yang masuk dalam kategori ini dengan menawarkan berbagai manfaat yang cukup besar sebagai kompensasinya.

4. Liking the Brand (menyukai merek)

Pembeli yang masuk dalam kategori loyalitas liking the brand ini merupakan pembeli yang sungguh-sungguh menyukai merek tersebut. Pada tingkatan liking the brand dijumpai perasaan emosional yang terkait pada merek. Rasa suka pembeli ini bisa saja didasari oleh asosiasi yang terkait dengan simbol rangkaian pengalaman dalam penggunaan sebelumnya baik yang dialami pribadi maupun yang dialami kerabatnya atau disebabkan oleh


(42)

perceived quality yang tinggi. Meskipun demikian seringkali rasa suka ini merupakan suatu perasaan yang sulit diidentifikasi dan ditelusuri dengan cermat untuk dikategorikan kedalam sesuatu yang spesifik.

5. Commited Buyer (pembeli yang berkomitmen)

Pada tahapan ini pembeli merupakan pembeli setia. Pembeli memiliki sesuatu kebanggaan sebagai pengguna suatu merek dan bahkan merek tersebut menjadi sangat penting bagi pembeli tersebut, dipandang dari segi fungsinya maupun ekspresi mengenai siapa sebenarnya pembeli tersebut. Pada tingkatan ini, salah satu aktualisasi loyalitas pembeli ditunjukkan oleh tindakan merekomendasikan dan mempromosikan merek tersebut kepada pihak lain.


(43)

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Nokia

Nokia Corporation (Nokia, Corp.) merupakan produsen peralatan komunikasi terbesar di dunia dan juga merupakan perusahaan terbesar di Finlandia. Kantor pusat dari perusahaan ini berada di kota Espoo, Finlandia. perusahaan ini dikenal melalui produk-produk telepon genggamnya. Nokia memproduksi telepon genggam untuk seluruh segmen pasar baik pasar GSM, CDMA dan W-CDMA.

Sejarah dari perusahaan ini dimulai pada tahun 1865, ketika seorang insinyur bernama Fredrick Idestam mendirikian sebuah pabrik penggilingan bubur kayu di selatan Finlandia dan memulai untuk memproduksi kertas. Pabrik ini diberi nama Nokia, yang kemudian menjadi sukses seiring dengan meningkatnya konsumsi akan kertas oleh masyarakat Finlandia. Kemudian Idestam membangun kerjasama perdagangan internasional dan produknya di ekspor pertama kali ke Rusia, UK dan Prancis.

G a m b a r 3 . 1


(44)

Selanjutnya didirikan sebuah pabrik karet di finlandia pada tahun 1898 yang memproduksi galosh (sepatu bagian luar, terbuat dari karet). Kemudian pabrik ini mengadopsi nama Nokia setelah kedua eksekutif perusahaan mengadakan kerjasama pada tahun 1920.

Gambar 3.2

(Pabrik Pembuatan Galosh)

Sedangkan pada tahun 1912 dibukalah sebuah pabrik yang memproduksi kabel di pusat kota Helsinki, Finlandia. Permintaan akan kabel semakin besar seiring dengan besarnya permintaan akan power transmition dan pembuatan jaringan telepon sehingga perusahaan ini tumbuh

dengan cepat. Pada tahun 1922, kembali perusahaan yang sedang tumbuh ini menggunakan nama Nokia. Akhinya pada 1967, ketiga perusahaan tadi {perusahaan galosh (karet sepatu), perusahaan penggilingan bubur kayu dan perusahaan pembuat kabel} resmi menggunakan nama Nokia, dibawah kepemimpinan Nokia Group.


(45)

Gambar 3.3 (Pabrik Pembuatan Kabel)

Pad a t ah un 19 69 , No kia mer upak an peru sa haa n pert a ma yan g memperkenalkan PCM Transmission (Pulse Code Modulation Transmission), yang sesuai dengan standar CCIT (Badan Penasihat Komite Internasional Telegraf dan Telekomunikasi). Di awal tahun 1970 an, sebagai penanda awal dari pertumbuhan pasar Nokia di segmen wireline dan microwave transmission.

Gambar 3.4

(3 Bisnis Menjadi Sebuah Raksasa Bisnis)

Di awal tahun itu pula, Nokia mengeluarkan produk yang diberi label Nokia DX-200, yang mana Nokia memperkirakan bahwa terjadi peralihan dari mass telegrap menjadi era digital. Produk inilah yang menjadi titik balik perusahaan Nokia, dari 3 cabang produksi menjadi fokus ke bidang

Penggilingan Kayu

Pembuatan Kabel Pembuatan


(46)

telekomunikasi digital. Produk-produknya semakin dikenal masyarakat luas. dari waktu ke waktu. Semula Produknya berdimensi cukup besar hingga akhirnya Nokia sanggunp menguasai pasar dengan produk-produk hand-heldnya yang simpel namun canggih. Pada saat keadaan semakin berkembang Nokia memutuskan untuk memecah konsentrasi bisnisnya menjadi 2 bagian penting (Nokia Networks dan Nokia Mobile Phones) dan 2 bagian pendamping (Nokia Ventures Organization dan Nokia Research Centre)

Produk yang dihasilkannya antara lain adalah beberapa jenis produk pada bidang networking, handphone, dan beberapa layanan dalam bidang multimedia seperti TV kabel.

B. Perkembangan Nokia

Nokia dapat meningkatkan pendapatan nasional Finlandia lebih dari 1,5% pada tahun 1999 dan 3,5% pada tahun 2003. Bahkan pada tahun 2006, pendapatan Nokia telah melebihi pendapatan Finlandianya sendiri. Hal ini yang membuat Finlandia disebut sebagai Negara Nokia, atau Nokialand.

Nokia memiliki wilayah pasar yang sangat luas. Wilayah pasar Nokia dibagi atas lima wilayah besar yaitu Eropa, Timur Tengah, dan Afrika, Asia Pasifik, Amerika dan Amerika Latin, Cina, Hongkong dan Taiwan. Wilayah Nokia di Eropa meliputi Austria, Belgia, Kroasia, Republik Ceko, Denmark, Estonia, Finlandia, Prancis, Jerman, Yunani, Hunggaria, Irlandia, Israel, Italia, Latvia, Luxemburg, Belanda, Norwegia, Polandia, Rumania, Rusin, Slovakia, Slovenia, Spanyol, Swedia, Swiss, Ukraina, dan Inggris.


(47)

Wilayah Nokia di Asia Pasifik meliputi Australia, India, Indonesia, Jepang, Korea, Malaysia, Selandia Baru, Pilipina, singapura, dan Thailand. Wilayah Nokia di Amerika Serikat dan Amerika Latin meliputi USA, Kanada, Argentina, Brazil, Karabia, Chili, Kolombia, Meksiko dan Venezuela. Kantor regional adalah Basis dari 650 staff pekerja profesional yang menjadi pelopor dalam inovasi teknologi, produk dan solusi bisnis untuk berhasil mengelola pasar dengan balk. Dengan demiikian berpulang kepada konsumen untuk memilih. Hal itu dipermudah oleh Nokia yang mengkomunikasikan sedemikian rupa sehingga konsumen bisa memilih preferensi bagi mereka.

Nokia selalu meluncurkan produk-produk baru untuk tetap menguasai pasar. Pimpinan Nokia Indonesia menegaskan bahwa kini handphone telah berkembang tidak lagi sekedar alat telekomunikasi tetapi telah menjadi gaya hidup. Nokia menghargai nilai individu, proses belajar yang terus-menerus, pencapaian kekuasaan dan kepuasaan pelanggan. Setiap karyawan Nokia bertanggung jawab untuk memegang nilai-nilai ini di tempat kerja, hubungan dengan karyawan lainnya, keterlibatan dalam kegiatan perusahaan, kesehatan, keselamatan, dan kepedulian lingkungan dan komunitas perusahaan.

C. Visi dan Misi Nokia

Visi Nokia adalah dunia dimana setiap orang dapat terhubung (our vision is a world where everyone can be connected). Setiap orang butuh berkomunikasi dan berbagi. Nokia membantu manusia untuk merasa dekat dengan apa yang terjadi. Nokia fokus dalam melengkapi konsumen dengan teknologi yang sangat hidup (very human technologi), yakni teknologi yang intuitif, gampang dalam


(48)

menggunakannya. Nokia salah satu perusahaan yang menjadikan visi dan misi menjadi satu kesatuan.

Kesuksesan Nokia di masa yang akan datang bergantung pada pemberian pengalaman besar pelanggan kami dengan menciptakan produk dan solusi yang terbuka dan menarik. Dalam sebuah dunia dimana setiap orang dapat berhubungan, Nokia mengambil sebuah pendekatan yang sangat manusiawi terhadap teknologi. Menghubungkan adalah mengenai membantu orang agar merasa dekat terhadap apa yang mempunyai arti. ("Life Goes Mobile").

D. Nokia Melanjutkan Dominasi di Pasar Ponsel

Produsen ponsel asal Finlandia, Nokia melanjutkan dominasi di pasar ponsel dengan meraih penjualan tertinggi di kuartal kedua (Q2) 2007 secara global. Nokia merupakan penguasa dan pemimpin pasar ponsel di Indonesia sejak bertahun-tahun yang lalu. Nokia menolak menyebut pangsa pasar mereka di bisnis ponsel, tetapi diperkirakan 45%-55% pasar ponsel Indonesia dikuasai oleh Nokia. Sisanya diperebutkan oleh belasan merek ponsel lainnya. Pangsa pasar Nokia di pasar ponsel dunia, menurut CEO Nokia Jorma Ol1ia diperkirakan sekitar 35%.

Keberhasilan Nokia tersebut tentu disebabkan oleh banyak hal. Dari sisi produk, Nokia memiliki ragam ponsel yang sangat luas untuk berbagai segmen pasar dari low end hingga high end. Produk-produk tersebut sangat handal dengan fitur-fitur paling maju di setiap segmen. Strategi pemasaran Nokia juga hebat Kemampuan mengidentifikasi dan menciptakan segmen pasar yang amat beragam dibarengi dengan program promosi dan pemasaran yang jitu.


(49)

Dalam pengembangan SDM, Nokia menganut sejumlah prinsip yang tercermin dengan kata-kata berikut continous learning, freedom to develop Yourself, support each other growth, learn from your world class colleagues. Semuanya ini menunjukkan bahwa pengembangan kualitas SDM menjadi prioritas utama Nokia, baik melalui training maupun dengan belajar dari kolega-kolega terbaik dari berbagai Negara. Pentingnya kepemimpinan mendorong Nokia untuk mengutamakan training di bidang management and leadership skill. Kebutuhan training untuk subjek ini semakin meningkat sejalan dengan globalisasi bisnis Nokia dan tingginya kompetesi.

Rangkaian training Nokia terutama ditujukan untuk menanamkan nilai-nilai yang dianut perusahaan dari Finlandia itu, yaitu customer satisfaction, respect, achievement, dan renewal. Setiap orang di Nokia harus menempatkan nilai-nilai itu sebagai panutan dalam bekerja. Yang menarik, Nokia termasuk satu dari sedikit perusahaan kelas dunia yang bersifat terbuka, tidak birokratis, dan memberi peluang karyawan di berbagai negara untuk maju dan berkontribusi. Misalnya disebutkan, manajer atau atasan selalu bisa ditemui untuk berdiskusi.

E. Strategi Nokia

Strategi yang dilakukan Nokia antara lain meliputi peluncuran produk baru, inovasi-inovasi dari segi teknologi, layanan, penetrasi pasar, dan lain-lain. Pada kuartal keempat tahun 2002 lulu Nokia berhasil menjual sebanyak 46 juta untuk seluruh dunia. Sepanjang 2002 Nokia meluncurkan 33 produk baru

Satu prinsip yang dipegang Nokia yaitu ingin memberikan solusi kepada konsumen. Caranya beragam misalnya untuk Nokia Communicator seri 9210 dan


(50)

seri 9210i, Nokia mencoba menyatukan penjualan dengan aplikasi. Dengan cara itu membantu user dalam setting internet, mengerti cara pakai, membuat email, merekam, dan lain-lain. Hasilnya Indonesia menjadi salah satu pasar di Asia Pasifik yang penjualan Nokia Communicatornya cukup baik.

Ponselnya dari tiga pabrik utama di Masan, Korea dan Beijing dan Dongguan di Cina. Nokia mcmiliki pusat penelitian di Jepang dan Cina. Nokia network memiliki pusat teknologi dan pelatihan di Australia, Jepang dan Thailand. serta 6 perusahaan gabungan di Cina. Pusat penelitian Nokia, unit penelitian perusahaan, memiliki kantor penelitian di Jepang dan Cina. Kerjasama, bisnis Nokia pada daerah ini meliputl Nokia Internet Communications dan Nokia Home Communication.

Nokia adalah brand telepon seluler popular di Indonesia dan sekaligus menjadi pemimpin produsen ponsel di Indonesia. di dukung pengalaman, inovasi, userfriendly dan solusi amannya. Nokia adalah penyuplai telepon selular, fixed, mobile dan IP Network. Nokia yang hadir di Indonesia sejak tahun 1996 memiliki kategori produk yang sangat beragam. Dengan demikian konsumen dimanjakan dengan berbagai pilihan mulai dari kategori basic, expression, smart classic, fashion, premium, communicator, hingga music dan entertainment, sporty. dan Imaging.

Beragam produk Nokia dengan segmentasi yang berbeda-beda membuktikam strategi pemasaran yang berbeda pula. Nokia mempunyai strategi yang terbukti ampuh menjaring pelanggannya. Sebagai contoh. untuk segmen fashion Nokia bekerjasama dengan stasiun musik ternama MTV, meluncurkan


(51)

beragam kuis dan program hiburan. Selain itu roadshow digelar di berbagai kota antara lain di Medan, Jakarta. Bandung. Surabaya, dan kota lainnya.

G. Tipe-tipe Handphone Nokia

Beberapa tipe handphone Nokia yang beredar di pasar ponsel Indonesia.

6303i Classic X6

7230

6700 Slide

2710 Navigation 5330 Mobile TV 5235 XpressMusic X3

6600i Slide 7020 7020 E 52

5730 XpressMusic

5030 XpressRadio

N 86 8MP 6710 Navigator

5630 XpressMusic


(52)

6350 6760 Slide 5530 XpressMusic E 72

N 79 8800 Carbon Arte

7510 Supernova 7210 Supernova

6300 5300 8800 Sirocco 2610

6220 Classic 7900 Prism N 82 8800 Sapphire Arte

8800 Arte E 51 7500 Prism 2630


(53)

6788 N 97 Mini N 900 5230

Gambar 3.2

Tipe-tipe Handphone Nokia


(54)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang didapat setelah penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan (kuesioner). Pengujian validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS (Statistic Package and Social Science ) 16.0 for windows dengan cara one shot method artinya pengujian validitas dan reliabilitas kuesioner cukup dilakukan sekali.

1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0 dengan kriteria sebagai berikut :

a. Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan dinyatakan valid. b. Jika r hitung < r tabel maka pertanyaan dinyatakan tidak valid.

c. Nilai r hitung dapat dilihat pada kolom corrected item total correlation.

Penyebaran kuesioner khusus dalam uji validitas dan reliabilitas diberikan kepada 30 responden diluar dari responden penelitian, tetapi memiliki karakteristik yang sama dengan responden penelitian. Nilai r tabel dengan ketentuan df = jumlah kasus = 30 dan tingkat signifikansi sebesar 5% , maka angka yang diperoleh = 0.361.


(55)

Tabel 4.1 Uji Validitas I

No Pertanyaan r hitung r tabel Validitas

1 P1 0.557 0.361 Valid

2 P2 0.389 0.361 Valid

3 P3 0.557 0.361 Valid

4 P4 0.682 0.361 Valid

5 P5 0.506 0.361 Valid

6 P6 0.557 0.361 Valid

7 P7 0.344 0.361 Tidak Valid

8 P8 0.557 0.361 Valid

9 P9 0.506 0.361 Valid

10 P10 0.506 0.361 Valid

11 P11 0.682 0.361 Valid

12 P12 0.682 0.361 Valid

13 P13 0.552 0.361 Valid

14 P14 0.572 0.361 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 16.0 (Maret 2010)

Terlihat pada pertanyaan nomor 7 data tidak valid karena r tabel untuk responden 30 orang adalah 0.361. sedangkan nilai r hitung pertanyaan nomor 7 dibawah 0.361. berarti pertanyaan nomor 7 harus dibuang, setelah itu dilakukan pengujian kembali.

Tabel 4.2 Uji Validitas II

No Pertanyaan r hitung r tabel Validitas

1 P1 0.543 0.361 Valid

2 P2 0.384 0.361 Valid

3 P3 0.543 0.361 Valid

4 P4 0.696 0.361 Valid

5 P5 0.504 0.361 Valid

6 P6 0.543 0.361 Valid

8 P8 0.543 0.361 Valid

9 P9 0.504 0.361 Valid

10 P10 0.504 0.361 Valid

11 P11 0.696 0.361 Valid

12 P12 0.696 0.361 Valid

13 P13 0.556 0.361 Valid

14 P14 0.570 0.361 Valid


(56)

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa seluruh butir pertanyaan telah vavlid karena r hitung > r tabel. Dengan demikian, kuesioner dapat dilanjutkan pada tahap pengujian reliabilitas.

2. Uji Reliabilitas

Menurut Ghozali dan Koncoro (dalam Ginting dan Situmorang, 2008:179) butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:

1. Menurut Ghozali jika nilai Cronbach's Alpha > 0.60 maka pertanyaan reliabel.

2. Menurut Kuncoro jika nilai Cronbach's Alpha > 0.80 maka pertanyaan reliabel.

Tabel 4.3 Uji Reliabilitas

Cronbach's Alpha Jumlah Pertanyaan

0.870 13

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Maret 2010)

Pada 13 Pertanyaan dengan tingkat signifikansi 5% diketahui bahwa koefisien alpha (Cronbach's Alpha) adalah sebesar 0.870. ini berarti 0.870. ini berarti 0.870 > 0.60 dan 0.870 > 0.80 sehingga dapat dinyatakan bahwa kuesioner tersebut telah reliabel dan dapat disebarkan kepada responden untuk dijadikan sebagai instrumen penelitian.

B. Analisis Data


(57)

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan (kuesioner). Jumlah pertanyaan seluruhnya adalah 13 butir pertanyaan, yakni enam butir pertanyaan untuk variabel brand characteristic (X1), tiga butir pertanyaan untuk variabel company characteristic (X2), dan empat butir pertanyaan untuk variabel brand loyalty (Y).

Kuesioner disebarkan kepada Sembilan puluh enam (96) orang mahasiswa yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti di Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (FE UMSU) Medan.

a. Gambaran Umum Responden

Berdasarkan data-data pada kuesioner yang telah disebarkan oleh peneliti kepada 96 orang responden, diperoleh data mengenai gambaran umum responden penelitian. Jumlah dan persentase gambaran umum responden dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut ini:

Tabel 4.4

Gambaran Umum Responden Karakteristik Jumlah

Responden

% Total

(%) Jenis

Kelamin

Laki-laki 45 46.87%

100%

Perempuan 51 53.13%

Umur

≤ 19 tahun 34 35,42%

100%

20 tahun 21 21.88%

21 tahun 26 27.08%

≥ 22 tahun 15 15.62%

Sumber: Data Primer diolah Peneliti (Maret 2010)

Pada Tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa yang menggunakan Handphone Nokia tidak hanya kalangan tertentu saja, tidak memandang jenis kelamin maupun usia, ini dapat dilihat dari data gambaran umum


(58)

responden dimana pengguna handphone Nokia hampir merata baik dari jenis kelaminnya maupun dari usianya.

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Tipe Handphone yang di Gunakan

Berikut ini adalah tabulasi karakteristik responden berdasarkan Tipe Handphone yang digunakan.

Tabel 4.5

Karakteristik Responden Berdasarkan Merek Handphone yang di Gunakan Merek Handphone Merek Handphone Sekarang Merek Handphone sebelumnya Merek Handphone yang pernah dimiliki

selain Nokia Jumlah

responden %

Jumlah

responden %

Jumlah

responden %

NOKIA 96 100 % 51 53.13% - -

Sony Ericson - - 4 4.16% 23 23.96%

Lain-lain - - 41 42.71% 73 76.04%

Total 96 100% 96 100% 96 100%

Sumber: Data Primer diolah Peneliti (Maret 2010)

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat dari 96 responden, 51 responden memakai merek Nokia untuk Merek handphone mereka sebelumnya. Dan sebanyak 4 responden menggunakan merek Sony Ericson dan 41 responden menggunakan merek lainnya diluar dari kedua merek yang disebutkan. Hal ini menunjukkan bahwa handphone merek nokia sangat digemari di masyarakat khususnya Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

Tabel 4.5 juga menunjukkan bahwa selain merek Nokia, merek Sony Ericson juga cukup digemari oleh responden ini dapat dilihat dari jumlah responden dimana 23 responden menggunakan Sony Ericson untuk responden


(59)

yang pernah memakai merek handphone lain selain Nokia dan 73 responden dengan merek handphone diluar dari Sony Ericson, seperti merek Samsung, Blackberry, Motorolla, Nexian, dan lain sebagainya.

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Pengetahuannya tentang Nokia Berikut ini adalah tabulasi karakteristik responden berdasarkan pengetahuan konsumen tentang Nokia.

Tabel 4.6

Karakteristik Responden Berdasarkan Pengetahuannya tentang Nokia Responden Mengenal Nokia sebagai Jumlah

Responden %

Nama Merek 58 60.42%

Nama Perusahaan 1 1.04%

Nama Merek dan Nama Perusahaan 37 38.54%

Total 96 100%

Sumber: Data Primer diolah Peneliti (Maret 2010)

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa responden yang mengetahui Nokia sebagai nama merek dan nama perusahaan sebanyak 37 responden, dan yang mengenal Nokia sebagai nama perusahaan 1 responden, dan yang mengenal Nokia sebagai nama merek sebanyak 58 orang. Dari gambaran ini dapat disimpulkan bahwa ketika suatu perusahaan menggunakan nama yang sama untuk nama Perusahaan dan produknya, kemungkinan besar konsumen hanya akan mengingat nama tersebut hanya sebagai merek dari produk tersebut saja.

d. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Brand Characteristic, Company Ccharacteristic dan Brand Loyalty.

Setelah mengetahui karakteristik dari responden penelitian, berikut ini akan ditampilkan hasil olahan data primer yang merupakan gambaran dari


(60)

hasil penelitian berdasarkan jawaban responden mengenai Nokia dengan indikator brand characteristic, company characteristic dan brand loyalty.

Tabel 4.7

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Brand Characteristic (X1)

No Item

STS TS KS S SS Total

F % F % F % F % F % F %

1 1 1.0 1 1.0 3 3.1 57 59.4 34 35.4 96 100

2 1 1.0 1 1.0 10 10.4 73 76.0 11 11.5 96 100

3 0 0 2 2.1 6 6.2 60 62.5 28 29.2 96 100

4 0 0 3 3.1 16 16.7 59 61.5 18 18.8 96 100

5 0 0 6 6.2 22 22.9 48 50.0 20 20.8 96 100

6 0 0 1 1.0 13 13.5 63 65.6 19 19.8 96 100

Sumber: Data Primer diolah peneliti (Maret 2010) Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa:

1. Pada pertanyaan pertama, dari 96 responden terdapat 35.4% responden yang menyatakan sangat setuju bahwa merek handphone Nokia adalah merek yang bergengsi, 59.4% menyatakan setuju, 3.1% menyatakan kurang setuju, 1.0% menyatakan tidak setuju dan 1.0% menyatakan sangat tidak setuju.

2. Pada pertanyaan kedua, dari 96 responden, 11.5% menyatakan sangat setuju bahwa responden mengetahui karakteristik dari tipe handphone Nokia yang mereka beli, 76.0% menyatakan setuju, 10.4% menyatakan kurang setuju, 1.0% menyatakan tidak setuju dan 1.0% menyatakan sangat tidak setuju.

3. Pada pertanyaan ketiga, dari 96 responden, 29.2% responden menyatakan sangat setuju Nokia merupakan merek yang konsisten dengan kualitasnya, sedangkan 62.5% menyatakan setuju, 6.2% menyatakan kurang setuju, 2.1% menyatakan tidak setuju, dan 0% menyatakan sangat tidak setuju.


(61)

4. Pada pertanyaan keempat, dari 96 responden terdapat 18.8% responden menyatakan sangat setuju bahwa merek Nokia memberikan kenyataan yang sesuai dengan harapan konsumen, 61.5% menyatakan setuju, 16.7% menyatakan kurang setuju, 3.1% menyatakan tidak setuju dan 0% menyatakan sangat tidak setuju.

5. Pada pertanyaan kelima, dari 96 responden, 20.8% responden sangat setuju bahwa dari segi penampilan merek handphone Nokia berbeda dari merek handphone jenis lainnya, 50.0% menyatakan setuju, 22.9% menyatakan kurang setuju, 6,2% menyatakan tidak setuju dan 0% menyatakan sangat tidak setuju.

6. Pada pertanyaan keenam, dari 96 responden, 19.8% menyatakan sangat setuju merek handphone Nokia mampu memenuhi kebutuhan konsumennya. 65.6% menyatakan setuju, 13.5% menyatakan kurang setuju, 1.0% menyatakan tidak setuju dan 0% menyatakan sangat tidak setuju.

Pada tabel 4.8 berikut ini akan ditampilkan distribusi jawaban responden terhadap variabel company characteristic (X2) dengan indikator Perusahaan dengan reputasi tinggi, pelayanan perusahaan terhadap pelanggan, keyakinan pelanggan terhadap produk yang dihasilkan Perusahaan.


(62)

Tabel 4.8

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Company Characteristic (X2)

No Item

STS TS KS S SS Total

F % F % F % F % F % F %

1 0 0 1 1.0 3 3.1 75 78.1 17 17.7 96 100

2 0 0 0 0 23 24.0 59 61.5 14 14.6 96 100

3 0 0 3 3.1 9 9.4 65 67.7 19 19.8 96 100

Sumber: Data Primer diolah peneliti (Maret 2010) Pada Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa:

1. Pada pertanyaan pertama, dari 96 responden, 17.7% responden menyatakan sangat setuju bahwa perusahaan Nokia memiliki citra perusahaan yang baik, 78.1% menyatakan setuju, 3.1% menyatakan kurang setuju, 1.0% menyatakan tidak setuju, dan 0% responden memyatakan sangat tidak setuju.

2. Pada pertanyaan kedua, dari 96 responden, sebanyak 14.6% responden menyatakan sangat setuju bahwa perusahaan Nokia sering memberikan pelayanan yang memuaskan, 61.5% menyatakan setuju, 24.0% menyatakan kurang setuju, 0% menyatakan tidak setuju dan 0% responden menyatakan sangat tidak setuju.

3. Pada pertanyaan ketiga, dari 96 responden, 19.8% responden menyatakan sangat setuju bahwa responden percaya dengan perusahaan Nokia, 67.7% menyatakan setuju, 9.4% menyatakan kurang setuju, 3.1% menyatakan tidak setuju dan 0% responden menyatakan sangat tidak setuju.

Pada Tabel 4.9 ini akan dijabarkan distribusi jawaban responden terhadap variabel brand loyalty (Y) dengan indikator Selalu ingin membeli merek Handphone tersebut, selalu ingin menggunakan merek handphone tersebut, merekomendasikan kepada konsumen handphone lain.


(63)

Tabel 4.9

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Brand Loyalty (Y) No

Item

STS TS KS S SS Total

F % F % F % F % F % F %

1 3 3.1 8 8.3 18 18.8 42 43.8 25 26.0 96 100 2 1 1.0 8 8.3 24 25.0 44 45.8 19 19.8 96 100 3 4 4.2 13 13.5 36 37.5 32 33.3 11 11.5 96 100 4 2 2.1 9 9.4 23 24.0 48 50.0 14 14.6 96 100

Sumber : Data Primer Diolah Peneliti (Maret 2010) Berdasarkan Tabel 4.9 diatas dapat dilihat bahwa :

1. Pada pertanyaan pertama, dari 96 responden, 26.0% responden menyatakan sangat setuju ketika mereka membeli handphone mereka selalu memilih merek Nokia, 43.8% menyatakan setuju, 18.8% menyatakan kurang setuju, 8.3% menyatakan tidak setuju, dan 3.1% responden menyatakan sangat tidak setuju.

2. Pada pertanyaan kedua, dari 96 responden, 19.8% responden menyatakan sangat setuju bahwa mereka selalu ingin menggunakan handphone merek Nokia, 45.8% menyatakan setuju, 25.0% menyatakan kurang setuju, 13.5% menyatakan tidak setuju, dan 4.2% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut. 3. Pada pertanyaan ketiga, dari 96 responden, 11.5% menyatakan sangat

setuju bahwa bahwa mereka tidak akan beralih kemerek handphone lain selain merek Nokia, 33.3% menyatakan setuju, 37.5% menyatakan kurang setuju, 13.5% menyatakan tidak setuju, dan 4.2% menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

4. Pada pertanyaan keempat, dari 96 responden, 14.6% menyatakan sangat setuju bahwa mereka merekomendasikan handphone merek Nokia kepada orang lain, 50.0% menyatakan setuju, 24.0%


(64)

menyatakan kurang setuju, 9.4% menyatakan tidak setuju dan 2.1% menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin menguji apakah dalam model regresi distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan pendekatan grafik dan pendekatan Kolmogorv-Smirnov

1. Pendekatan Grafik

Salah satu cara untuk melihat normalitas adalah dengan melihat grafik histogram dan grafik normal plot yang membandingkan antara dua observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal.

Gambar 4.1

Grafik Histogram Uji Normalitas Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Maret 2010)


(65)

Gambar 4.2

Scatter Plot Uji Normalitas Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Maret 2010)

Berdasarkan Gambar 4.1 dapat diketahui bahwa variabel berdfistribusi normal, hal ini ditunjukkan oleh gambar tersebut, dim ana tidak menceng ke kiri atau ke kanan, sedangkan pada Gambar 4.2 data juga berdistribusi normal ini dapat dilihat pada scatter plot terlihat titik yang mengikuti data disepanjang garis diagonal.

2. Pendekatan Kolmogorv-Smirnov

Uji normalitas dengan grafik bisa saja terlihat berdistribusi normal, padahal secara statistik tidak berdistribusi normal. Berikut ini p[engujian normalitas yang didasrkan dengan uji statistik non-parametik Kolmogorv-Smirnov (K-S).


(66)

Tabel 4.10

b.Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari suatu residual pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, yaitu:

1. Metode Grafik

Dasar analisis adalah tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 96

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 2.41884963

Most Extreme Differences Absolute .101

Positive .054

Negative -.101

Kolmogorov-Smirnov Z .990

Asymp. Sig. (2-tailed) .280

a. Test distribution is Normal.

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Maret 2010)

Berdasarkan Tabel 4.10, terlihat bahwa nilai Asymp.Sig. (2-tailed) adalah 0.280, ini berarti nilainya diatas nilai signifikan 5% (0.05). dengan kata lain variabel tersebut berdistribusi normal.


(1)

Regression

Variables Entered/Removedb

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method 1 CompanyCharac

teristic,

BrandCharacteri stica

. Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: BrandLoyalty

Regresi linier berganda

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .656a .430 .418 2.44472

a. Predictors: (Constant), CompanyCharacteristic, BrandCharacteristic b. Dependent Variable: BrandLoyalty

Uji Simultan (serempak) / Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 419.796 2 209.898 35.120 .000a

Residual 555.829 93 5.977

Total 975.625 95

a. Predictors: (Constant), CompanyCharacteristic, BrandCharacteristic c. Dependent Variable: BrandLoyalty


(2)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -5.702 2.459 -2.319 .023

BrandCharacteristic .273 .123 .232 2.211 .030 CompanyCharacteristic 1.130 .248 .478 4.553 .000 a. Dependent Variable: BrandLoyalty

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N Predicted Value 6.3006 19.4332 14.5625 2.10212 96 Std. Predicted Value -3.930 2.317 .000 1.000 96 Standard Error of Predicted

Value .251 1.018 .405 .152 96

Adjusted Predicted Value 5.7345 19.3920 14.5691 2.12000 96 Residual -7.13358 5.32111 .00000 2.41885 96 Std. Residual -2.918 2.177 .000 .989 96 Stud. Residual -2.939 2.190 -.001 1.006 96 Deleted Residual -7.23449 5.38676 -.00662 2.50135 96 Stud. Deleted Residual -3.069 2.237 -.004 1.018 96 Mahal. Distance .010 15.480 1.979 2.582 96 Cook's Distance .000 .144 .012 .025 96 Centered Leverage Value .000 .163 .021 .027 96 a. Dependent Variable: BrandLoyalty


(3)

(4)

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 96

Normal Parametersa Mean .0000000 Std. Deviation 2.41884963 Most Extreme Differences Absolute .101

Positive .054

Negative -.101

Kolmogorov-Smirnov Z .990

Asymp. Sig. (2-tailed) .280


(5)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 4.675 1.511 3.095 .003

BrandCharacteristic -.026 .076 -.046 -.340 .734 CompanyCharacteristic -.180 .153 -.161 -1.181 .241 a. Dependent Variable: absut

Uji Multikolinearitas

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF

1(Constant) -5.702 2.459 -2.319 .023

BrandCharacteristic .273 .123 .232 2.211 .030 .556 1.799 CompanyCharacteristic 1.130 .248 .478 4.553 .000 .556 1.799 a. Dependent Variable: BrandLoyalty

Coefficient Correlationsa

Model

CompanyCharac teristic

BrandCharacteri stic 1 Correlations CompanyCharacteristic 1.000 -.667

BrandCharacteristic -.667 1.000 Covariances CompanyCharacteristic .062 -.020 BrandCharacteristic -.020 .015 a. Dependent Variable: BrandLoyalty


(6)

Collinearity Diagnosticsa

Model

Dimensi

on Eigenvalue Condition Index

Variance Proportions

(Constant)

BrandCharacteri stic

CompanyCharac teristic

1 1 2.989 1.000 .00 .00 .00

2 .007 20.850 1.00 .17 .16

3 .004 26.961 .00 .83 .84


Dokumen yang terkait

Pengaruh Brand Characteristic dan Company Characteristic terhadap Brand Loyalty pada Konsumen Handphone Bermerek Nokia di Universitas Sumatera Utara

2 43 119

Analisis pengaruh brand chra cterristic, company characteristic, consumer-brand characteristic terhadap brand loyalit: studi kasus pengguna portable computer acer pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakartay

2 19 144

ANALISIS BRAND CHARACTERISTIC, COMPANY CHARACTERISTIC, DAN Analisis Brand Characteristic, Company Characteristic, Dan Consumer-Brand Characteristic Terhadap Brand Trust Susu Segar Shi Jack Di Kota Surakarta.

0 2 10

ANALISIS BRAND CHARACTERISTIC, COMPANY CHARACTERISTIC, DAN CONSUMER-BRAND CHARACTERISTIC TERHADAP BRAND Analisis Brand Characteristic, Company Characteristic, Dan Consumer-Brand Characteristic Terhadap Brand Trust Susu Segar Shi Jack Di Kota Surakarta.

0 2 13

Pengaruh Brand Characteristic dan Consumer-Brand Characteristic terhadap Brand Loyalty pada Pengguna iPhone.

0 0 29

Analisis Pengaruh Trust in a Brand (Brand Characteristic, Company characTeristic, Consumer Brand Characteristic) terhadap Brand Loyalty Pengguna Smartphone Blackberry.

0 0 19

Pengaruh Brand Characteristic, Company Characteristic, dan Consumer-Brand Characteristic pada Brand Loyalty (Studi Kasus: Handphone Nokia di Universitas Kristen Maranatha, Bandung).

0 0 23

Pengaruh Brand Characteristic, Company Characteristic, dan Consumer -Brand Characteristic Produk Air Mineral AQUA Botol 600ml terhadap Brand Loyalty di Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

0 0 31

PENGARUH BRAND CHARACTERISTIC,COMPANY CHARACTERISTIC, CONSUMER BRAND CHARACTERISTIC TERHADAP BRAND LOYALTY PADA PELANGGAN MINUMAN PENAMBAH TENAGA LIPOVITAN DI KOTA SURABAYA.

0 0 81

PENGARUH BRAND CHARACTERISTIC,COMPANY CHARACTERISTIC, CONSUMER BRAND CHARACTERISTIC TERHADAP BRAND LOYALTY PADA PELANGGAN MINUMAN PENAMBAH TENAGA LIPOVITAN DI KOTA SURABAYA

0 0 19