BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kondisi persaingan yang semakin ketat, setiap perusahaan harus mampu bertahan hidup, bahkan harus dapat terus berkembang. Salah satu hal penting
yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh setiap perusahaan adalah mempertahankan pelanggan yang telah ada, terus menjaring pelanggan-pelanggan
potensial baru agar jangan sampai pelanggan meninggalkan perusahaan menjadi pelanggan perusahaan lain, dengan kata lain perusahaan harus mampu
mempertahankan loyalitas pelanggan. Loyalitas pelanggan terhadap merek produk merupakan konsep yang
sangat penting khususnya pada kondisi tingkat persaingan yang sangat ketat dengan pertumbuhan yang rendah. Pada kondisi demikian loyalitas pada merek
sangat dibutuhkan agar perusahaan dapat bertahan hidup. Di samping itu, upaya mempertahankan loyalitas merek ini merupakan upaya strategis yang lebih efektif
dibandingkan dengan upaya menarik pelanggan baru. Persoalan merek menjadi salah satu persoalan yang harus dipantau secara
terus-menerus oleh setiap perusahaan. Merek-merek yang kuat, teruji, dan bernilai tinggi terbukti tidak hanya sukses mengalahkan hitungan-hitungan rasional, tetapi
juga canggih mengolah sisi- sisi emosional konsumen. Merek bisa memiliki nilai tinggi karena ada brand building activity yang bukan sekedar berdasarkan
komunikasi, tetapi merupakan segala macam usaha lain untuk memperkuat merek tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Brand Characteristic memainkan peranan yang penting dalam menentukan keputusan konsumen dalam mempercayai suatu merek. Pertimbangan
konsumen dalam pemilihan suatu merek akan menentukan apakah konsumen akan membangun hubungan terhadap merek tersebut. Lau dan Lee 1999 menyatakan
bahwa karakteristik merek terdiri atas tiga elemen yaitu: Reputasi Merek brand reputation, Kecakapan Memprediksi Merek brand predictability, dan
Kompetensi Merek brand competence. Company Characteristic yang biasanya berada dibelakang merek dapat
juga mempengaruhi derajat kepercayaan konsumen terhadap merek. Adanya pengetahuan konsumen terhadap perusahaan akan memungkinkan berpengaruh
pada penilaian konsumen terhadap merek. Lau dan Lee 1999 menyatakan bahwa kepercayaan konsumen terhadap perusahaan, terdiri dari empat dimensi yaitu:
Kepercayaan pada Perusahaan company trust, Reputasi Perusahaan company reputation, dan Motif Perusahaan yang diinginkan perceived motives of the
company. Telepon selular ponsel untuk setiap keluarga di Indonesia rata-rata sudah
melebihi 2-3 buah, sedangkan telepon rumah yang sudah bertahun-tahun jumlahnya hanya satu saja atau mungkin dua dan bentuknya tidak pernah
berubah secara signifikan. Memang ada upaya untuk meningkatkan fitur telepon rumah ini, misalnya dengan menambahkan kemampuan digital, seperti mampu
menerima layanan pesan singkat SMSSort Message Service yang sekarang populer atau memecah saluran kabel di sentral boks untuk digunakan sebagai
akses jaringan internet pita lebar seperti layanan Speedy. Tetapi hal tersebut sulit untuk bersaing dengan telepon selular.
Universitas Sumatera Utara
Membaiknya kondisi perekonomian tersebut juga berdampak positif terhadap perkembangan bidang telekomunikasi khususnya industri selular dewasa
ini. Akhir-akhir ini perkembangan telekomunikasi di Indonesia semakin marak dengan semakin banyaknya produsen telepon selular seperti Nokia, Samsung,
Sony-Ericcson, Ben-Q Siemens, Motorolla, 0
2
, LG, Sanex, Panasonic, dan lain sebagainya yang masing-masing produk menghadirkan berbagai fitur-fitur
andalan yang ditujukan untuk menarik konsumen lebih banyak lagi. Sebagai salah satu Perusahaan yang bergerak dalam bidang Consumer
electronic Nokia merupakan produsen ponsel dengan pangsa pasar terbesar didunia. Di tanah air, Nokia juga merupakan pemain terbesar mengungguli para
pemain lainnya seperti Sony Erricson, Samsung dan LG. Secara garis besar, strategi pemasaran Nokia didasarkan pada tiga faktor kunci. Pertama adalah
mendesain beragam jenis ponsel untuk semua jenis segmen pasar. Artinya ia menjalankan strategi multi product for multi market segment. Kalau kita amati,
semua kelas ponsel, mulai dari kelas low end hingga kelas high end dimasuki oleh produk Nokia. Dengan strategi ini maka Nokia bisa melakukan penetrasi ke
semua lapisan pasar ponsel di tanah air. Faktor kedua adalah desain produk yang memang menarik dan elegan.
Kalau kita perhatikan hampir semua produk ponsel Nokia memiliki desain yang menarik dan relatif disukai oleh pasar. Sebagian besar ponsel Nokia memiliki
jenis Candy Bar, jenis ponsel yang memang relatif disukai oleh pengguna ponsel di tanah air dan bukan jenis Clamshell.
Selain menarik dan elegan, produk Nokia juga relatif memiliki tingkat keawetan yang bagus. Artinya ponselnya tahan banting sehingga bisa digunakan
Universitas Sumatera Utara
dalam waktu relatif lama. Mengingat dinamika pasar yang makin tinggi, Nokia kini juga memperkenalkan ragam produk yang berorientasi pada kebutuhan gaya
hidup, misal ponsel musik, ponsel khusus untuk chating, ataupun ponsel yang memiliki mutu kamera yang bagus.www.detiknet.com.
Tabel 1.1 Persentasi Pangsa Pasar dan Penjualan Handphone di Dunia
Berdasarkan Data yang Dirilis oleh Lembaga Riset Gartner
No Merek
Handphone Penjualan per
tahun 1
Nokia 16,9 juta unit
44,3 2
Black Berry 8 juta unit
20,9 3
Apple 5,2 juta unit
13,7
Sumber: www.google.compangsa pasar nokia
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Interbrand Creating and Managing Brand Value, Nokia juga termasuk perusahaan yang menduduki posisi
kelima untuk semua kategori Best Global Brand dan posisi pertama untuk Consumer electronic. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1.2 dibawah
ini.
Tabel 1.2 Best Global Brands 2009 Rankings
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Interbrand Creating and Managing Brand Value
2009 Rank
Brand Country of Origin
Sector 5
Filandia Consumer Electronics
19 Republic of Korea
Consumer Electronics 29
Japan Consumer Electronics
39 Japan
Consumer Electronics 63
Canada Consumer Electronics
75 Japan
Consumer Electronics 85
United States Consumer Electronics
Sumber: www.interbrand.com, diolah penulis
Universitas Sumatera Utara
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh brand characteristic dan company characteristic terhadap brand loyalty pengguna
handphone Nokia khususnya para mahasiswa. Hal ini dikarenakan banyaknya jenis handphone yang beredar di lingkungan masyarakat, permasalahan yang
dihadapi oleh mahasiswa adalah bagaimana memilih handphone yang sesuai dengan harapan, mengingat mahasiswa termasuk sebagai konsumen yang kritis
dan sedang mengalami proses pendewasaan mental dan intelektual. Disamping itu mahasiswa termasuk dalam segmen smart customer yang membutuhkan banyak
pertimbangan sebelum melakukan pembelian produk. Berdasarkan gambaran diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul: “Pengaruh Brand Characteristic dan Company Characteristic Terhadap Brand Loyalty Pada Konsumen Handphone Nokia di Fakultas
Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara”.
B. Perumusan Masalah