Belajar Biologi Ditinjau dari Motivasi Belajar dan Aktivitas Belajar Siswa”. Hasilnya menunjukkan model PBL berpengaruh terhadap motivasi dan aktivitas
belajar siswa. Penelitian yang dilakukan oleh Ni Nyoman Sri lestari tahun 2015 tentang
“Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah PBL dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi B
elajar Fisika bagi Siswa Kelas VII SMP”. Hasilnya menunjukkan terdapat perbedaan prestasi belajar fisika antara siswa yang
mengikuti model PBL dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional dengan nilai F= 45,372 dan angka signifikansi 0,001 p 0,05.
Berdasarkan temuan tersebut model PBL merupakan salah satu model pembelajaran yang berpengaruh positif terhadap peningkatan prestasi belajar
siswa. Penelitian yang dilakukan oleh Ilmawati Fahmi Imron tahun 2016 tentang
“Pengaruh Penerapan Pendekatan Scientific dengan Model PBL terhadap Berpikir Kritis Siswa Sekolah Dasar”. Hasilnya menunjukkan bahwa penerapan
pendekatan scientific dengan model PBL dapat meningkatkan berpikir kritis siswa.
Penelitian-peneltian tersebut menunjukkan model Problem Based Learning efektif diterapkan di berbagai mata pelajaran.
2.3 Kerangka Berpikir
Hasil observasi pada kelas IV SDN Gugus Wisang Geni Kota Semarang ditemukan permasalahan yaitu hasil belajar mata pelajaran PKn masih rendah.
Penyebabnya antara lain guru belum menggunakan model pembelajaran yang
inovatif, dalam proses pembelajaran PKn guru cenderung menggunakan penyampaian informasi satu arah dan siswa tidak dilibatkan secara aktif dalam
pembelajaran. Hal ini membuat siswa cepat bosan dan pasif dalam pembelajaran. Pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning dapat
membantu siswa belajar secara aktif. Model Problem Based Learning menyajikan masalah-masalah autentik yang berhubungan dengan kehidupan siswa dan
membebaskan siswa untuk belajar memecahkan masalah tersebut. Hal ini akan meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga hasil belajar dan aktivitas siswa
akan meningkat. Keefektifan model Problem Based Learning diketahui melalui uji hipotesis.
Atau uji perbedaan rat-rata hasil belajar kelas eksperimen SDN Karangayu 02 dan kelas kontrol SDN Tawang Mas 02. Pada kelas kontrol tidak diterapkan
treatment tertentu, yaitu menggunakan model konvensional, sedangkan kelas eksperimen menerapkan model Problem Based Learning. Sebelum melaksanakan
treatment, kedua kelas diberi pretest. Hasilnya dilakukan uji normalitas, uji homogenitas dan uji perbedaan rata-rata. Setelah dilakukan treatment kedua kelas
kembali diberi posttest. Hasilnya dilakukan uji noralitas, uji homogenitas, uji hipotesis. Kemudian hasilnya dibandingkan untuk mengetahui keefektifan model
Problem Based Learning.
Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka pemikiran penelitian ini dapat digambarkan sebagai bagan berikut.
Bagan 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian
Kelas kontrol Kelas eksperimen
pretest
Uji normalitas Uji homogenitas
Kelas kontrol pembelajaran
dengan model konvensional
Kelas eksperimen pembelajaran
dengan model Problem Based
Learning Observasi
aktivitas siswa pada kelas
eksperimen Uji perbedaan
rata-rata
Posttest di kedua kelas
Uji normalitas Uji homogenitas
Uji hipotesis
Hasil posttest kelas kontrol
Hasil posttest kelas eksperimen
Dibandingkan
2.4 Hipotesis Penelitian