direncanakan apabila komponen-komponen pembelajaran tersebut berinteraksi dengan baik.
Keefektifan pembelajaran merupakan hasil guna yang diperoleh siswa setelah terjadi proses belajar mengajar. Menurut Soemosasmito dalam Trianto
2009: 20, suatu pembelajaran dikatakan efektif apabila memenuhi persyaratan utama keefektifan pembelajaran, antara lain:
1 Presentasi waktu belajar siswa yang tinggi dicurahkan terhadap kegiatan pembelajaran.
2 Rata-rata perilaku melaksanakan tugas yang tinggi diantara siswa. 3 Ketetapan antara kandungan materi ajaran dengan kemampuan siswa
diutamakan. 4 Mengembangkan suasana belajar yang akrab dan positif,
mengembangkan struktur kelas yang mendukung. Jadi, untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif seluruh komponen
pembelajaran harus dapat berinteraksi dengan baik serta dapat memenuhi persyaratan utama keefektifan pembelajaran yang telah dijelaskan di atas.
2.2 Kajian Empiris
Penelitian ini didasarkan pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dan terbukti model pembelajaran Problem Based Learning efektif untuk
meningkatkan hasil belajar siswa sekolah. Beberapa penelitian tersebut antara lain.
Penelitian yang dilakukan oleh Median Agus Priadi, Suciati Sudarisman, dan Suparmi tahun 2012 tentang “Pembelajaran Biologi Menggunakan Model
Problem Based Learning Melalui metode Eksperimen Laboratorium dan Lapangan”. Hasilnya menunjukkan ada pengaruh kemampuan berpikir analitis
dengan penggunaan model PBL terhadap prestasi belajar kognitif siswa. Penelitian yang dilakukan oleh Kusuma Wardhani, Windha Sunarno, dan
Suparmi tahun 2012 tentang “Pembelajaran Fisika dengan Model PBL Menggunakan Multimedia dan Modul Ditinjau dari Kemampuan Berpikir Abstrak
dan Kemampuan Verbal Siswa”. Hasilnya menunjukkan terjadi peningkatkan kemampuan berpikir abstrak dan prestasi siswa meningkat dengan menggunakan
model PBL. Penelitian yang dilakukan oleh Kendid Mahmudi tahun 2013 tentang
“Penerapan Lesson Study Menggunakan Model PBL dalam Pembelajaran Fisika di SMP”. Hasilnya menunjukkan penerapan Lesson Study menggunakan PBL
pada pembelajaran fisika berpengaruh terhadap hasil belajar dan aktivitas siswa. Penelitian yang dilakukan oleh Scolastika Mariani, Wardono, dan Elyn Diah
Kusumawardani pada tahun 2014 tentang “The Effectiveness of Learning by PBL Assited Mathematics Pop Up Book Againts The Spatial Ability in Grade VIII on
Geometry Subject Matter ”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model
PBL berbantuan buku pop up meningkatkan pemahaman materi geometri. Hasil tesnya menunjukkan kelas eksperimen lebih unggul dibandingkan kelas kontrol.
Sehingga penerapan model PBL berbantuan buku pop up terbukti efektif. Penelitian yang dilakukan oleh Laila Puspita, Suciati, dan Maridi pada tahun
2014 tentang “Pengaruh Model Problem Based Learning dengan Metode Eksperimen Disertai Teknik Concept Map dan Mind Map terhadap Prestasi
Belajar Biologi Ditinjau dari Motivasi Belajar dan Aktivitas Belajar Siswa”. Hasilnya menunjukkan model PBL berpengaruh terhadap motivasi dan aktivitas
belajar siswa. Penelitian yang dilakukan oleh Ni Nyoman Sri lestari tahun 2015 tentang
“Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah PBL dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi B
elajar Fisika bagi Siswa Kelas VII SMP”. Hasilnya menunjukkan terdapat perbedaan prestasi belajar fisika antara siswa yang
mengikuti model PBL dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional dengan nilai F= 45,372 dan angka signifikansi 0,001 p 0,05.
Berdasarkan temuan tersebut model PBL merupakan salah satu model pembelajaran yang berpengaruh positif terhadap peningkatan prestasi belajar
siswa. Penelitian yang dilakukan oleh Ilmawati Fahmi Imron tahun 2016 tentang
“Pengaruh Penerapan Pendekatan Scientific dengan Model PBL terhadap Berpikir Kritis Siswa Sekolah Dasar”. Hasilnya menunjukkan bahwa penerapan
pendekatan scientific dengan model PBL dapat meningkatkan berpikir kritis siswa.
Penelitian-peneltian tersebut menunjukkan model Problem Based Learning efektif diterapkan di berbagai mata pelajaran.
2.3 Kerangka Berpikir