BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Strategi Adaptasi
Adaptasi merupakan proses perubahan yang dilakukan oleh para korban PHK dengan situasi krisis global dunia. Strategi adaptasi yaitu cara – cara atau
tindakan yang dilakukan oleh korban PHK untuk mempertahankan sosial ekonomi keluarganya. Edi Suhartono seorang pengamat masalah kemiskinan dari IPB,
menyatakan bahwa defenisi dari strategi bertahan hidup coping strategi adalah kemampuan seorang dalam menerapkan seperangkat cara untuk mengatasi
berbagai permasalahan yang melingkupi kehidupannya. Dalam konteks keluarga miskin, strategi penangan masalah ini pada dasarnya merupakan segenap asset
yang dimilikinya bisa juga dinamakan dengan kapabilitas keluarga miskin dalam menanggapi goncangan dan tekanan Shock and Stress Suhartono. 2007.
htpp:www.policy.hu. Diakses tanggal 22 Februari 2009 Pukul 16:00 Selanjutnya Edi Suhartono menyatakan strategi bertahan hidup coping
strategis Dalam mengatasi goncangan dan tekanan ekonomi dapat dilakukan dengan berbagai cara yang dapat dikelompokkan dengan 3 cara yaitu :
a. Strategi Aktif yaitu strategi yang mengoptimalakan segala potensi keluarga
misalnya melakukan aktifitas sendiri, memperpanjang jam kerja, memanfaatkan sumber atau tanaman liar dilingkungan sekitarnya dan
sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
b. Strategi Pasif yaitu mengurangi pengeluaran keluarga misalnya pengeluaran
sandang, pangan, pendidikan, dan sebagainya . c.
Strategi Jaringan misalnya menjalin relasi, baik secara informal maupun secara formal dengan lingkungan sosialnya dan lingkungan kelembagaan
misalnya meminjam uang tetangga, mengutang diwarung, memanfaatkan program kemiskinan, meminjam uang ke renteinir atau bank dan sebagainya
Suhartono. 2007. htpp:www.policy.hu. Diakses tanggal 22 Februari 2009 Pukul 16:00
Sebagian besar peneliti mengenai coping strategis menggunakan keluarga atau rumah tangga sebagai unit analisis. Meskipun istilah keluarga dan rumah
tangga sering dipertukarkan, keduanya memiliki sedikit perbedaan. Keluarga menunjuk pada hubungan normatif antara orang – orang yang memiliki ikatan
biologis, sedangkan rumah tangga menunjukkan pada sekumpulan orang yang hidup satu atap namun tidak selalu memiliki hubungan darah baik anggota
keluarga maupun rumah tangga umumnya memiliki kesempatan untuk menggunakan sumber-sumber yang dimilikinya secara bersam-sama.
Konsep mata pencaharian livelihood sangat penting dalam memahami coping strategis karena merupakan bagian dari atau kadang – kadang dianggap
sama dengan strategi mata pencaharian livelihood strategies. Satu mata pencaharian meliputi pendapatan baik yang bersifat tunai ataupun barang,
lembag-lembag sosial, relas gender, hak-hak kepemilikan yang diperlukan guna mendukung dan menjamin kehidupan. Seperti kasus kehidupan nelayan yang
senantiasa tidak mendapat jaminan kehidupan yang layak dan nelayan senantiasa
Universitas Sumatera Utara
tidak dapat dilepaskan dari jebakan kemiskinan. Sejak enam bulan terakhir, dari bulan Februari hingga Juli sekarang masyarakat nelayan dihadapkan pada musim
paceklik yang tak kunjung akhir. Untuk mengatasi masalah di musim paceklik ini, berbagai upaya telah dilakukan nelayan, contohnya adalah beberapa nelayan
Pangandaran menjual perhiasan istri demi menyambung hidup keluarganya.
Musim paceklik adalah permasalahan klasik, dikarenakan musim paceklik akan senantiasa datang setiap tahun. Sampai saat ini nelayan tidak mendapatkan
dana asuransi dan tabungan untuk jaminan keselamatan atau masa depan keluarganya dalam menghadapi musim paceklik itu. Namun yang menjadi
pertanyaan selanjutnya adalah, mengapa mereka tetap bertahan menjadi nelayan meskipun selalu terjebak dalam kubangan kemiskinan dan bagaimana caranya
mereka keluar dari jebakan kemiskinan di musim paceklik.
Selain itu, kompleksnya permasalahan kemiskinan masyarakat nelayan terjadi disebabkan masyarakat nelayan hidup dalam suasana alam yang keras yang
selalu diliputi ketidakpastian uncertainty dalam menjalankan usahanya. Kondisi inilah yang mengakibatkan nelayan dijauhi oleh institusi-institusi perbankan dan
perusahaan asuransi, seperti sulitnya masyarakat nelayan mendapatkan akses pinjaman modal, baik untuk modal kerja maupun untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari keluarga.
Universitas Sumatera Utara
Berbagai strategi adaptasi dilakukan masyarakat nelayan untuk bertahan hidup. Strategi adaptasi yang biasanya dilakukan adalah memobilisasi peran
perempuan kaum istri dan anak-anaknya untuk mencari nafkah. Keterlibatan perempuan dalam mencari nafkah untuk keluarga di wilayah pesisir atau desa-
desa nelayan tidak terlepas dari sistem pembagian kerja secara seksual the division of labour by sex yang berlaku pada masyarakat setempat.
Kaum perempuan biasanya terlibat penuh dalam kegiatan pranata-pranata sosial ekonomi yang mereka bentuk, seperti arisan, kegiatan pengajian berdimensi
kepentingan ekonomi, simpan pinjam, dan jaringan sosial yang bisa mereka manfaatkan untuk menunjang kelangsungan hidup keluarga. Hadirnya pranata-
pranata tersebut merupakan strategi adaptasi masyarakat nelayan dalam menghadapi kesulitan hidup yang dihadapinya. Strategi adaptasi diartikan sebagai
pilihan tindakan yang bersifat rasional dan efektif sesuai dengan konteks lingkungan sosial, politik, ekonomi dan ekologi, dimana penduduk miskin itu
hidup.
Sedangkan strategi adaptasi yang dilakukan para nelayan kaum suami adalah diversifikasi pekerjaan untuk memperoleh sumber penghasilan baru.
Bahkan, strategi adaptasi tersebut diselingi dengan menjual barang-barang berharga yang ada dan berhutang. Namun, kedua strategi ini pun tidak mudah
didapat karena berbagai faktor telah membatasi akses mereka.
Bagi masyarakat nelayan, jaringan sosial merupakan salah satu potensi budaya yang dapat dimanfaatkan secara kreatif untuk menyikapi tekanan
Universitas Sumatera Utara
ekonomi. Kendati pun demikian, harus diakui bahwa pemanfaatan fungsi jaringan sosial masih bersifat karitatif, bukan merupakan solusi substansial untuk
mengatasi berbagai kesulitan sosial-ekonomi rumah tangga nelayan secara mendasar. Hal ini dikarenakan, faktor-faktor penyebab kesulitan memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari atau kemiskinan di kalangan masyarakat nelayan
sangat kompleks. Solihin. 2004. http:io.ppi-jepang.org. Diakses tanggal 7
september 2009
2.2 Sebab – sebab kemiskinan