Status anak berperan sebagai suatu faktor yang dapat mempeenagaruhi perkembangan sosial dalam keluarganya. Status anak misalnya, status anak sebagi
anak tunggal, anak sulung atau anak bungsu diantara saudaranya. Hasil dari beberapa penelitian menyimpulkan bahwa anak tunggal dibandingkan dengan
anak–nak yang bersaudara biasanya sangat egois, terdapat hal – hal mengenai ‘peranan aku’ didalam dirinya.
2.6 Defenisi Konsep Kesejahteraan Sosial
Konsep kesejahteran sosial sebagai suatu program yang teroganisir dan sistematis yang dilengkapi dengan segala macam ketrampilan ilmiah merupakan
suatu konsep yang baru berkembang terutama di negara berkembang. Masalah- masalah kemiskinan, penyakit dan disorganisasi sosial merupakan masalah yang
sudah lama. Akan tetapi di negara-negara maju baru kira-kira seratus tahun masalah itu dirasakan sangat berat dan menggangu perkembangan masyarakat
sehingga diperlukan sistem yang lebih teratur. Menurut Walteral Friedlander Nurdin, 1992: 1
Kesejahteraan sosial adalah sistem yang terorganisir dari pelayanan- pelayanan sosial dan lembaga-lembaga yang bertujuan untuk membantu individu
dan kelompok untuk mencapai standart hidup dan kesehatan yang memuaskan dan relasi-relasi pribadi dan sosial yang memungkinkan mereka mengembangkan
kemampuannya sepenuh mungkin dan meningkatkan kesejahteraannya selaras dengan kebutuhan keluarga dan masyarakatnya.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan kesejahteraan menurut UU No. 6 Tahun 1974 tentang ketentuan-ketentuan pokok kesejahteraan sosial, pasal 2 ayat 1 adalah sebagai
berikut: Kesejahteraan Sosial ialah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial, material maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan dan
ketentraman lahir dan batin yang memungkinkan bagi setianp warga negara untuk mengadakan pemuasan kebutuhan jasmaniah dan rohaniah dan sosial yang sebaik-
baiknya bagi diri sendiri, keluarga serta masyarakat dengan menjungjung tinggi hak-hak azasi serta kewajiban manusia sesuai dengan falsafah negara kita yaitu
Pancasila.
2.7 Kerangka Pemikiran
Krisis ekonomi global yang melanda dunia sangat berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia, krisis ekonomi telah membuat kondisi kehidupan rumah
tangga korban PHK sangat mengkhawatirkan. Buruh yang belum berkeluarga memilih untuk pulang kampung atau pindah kota untuk mencari pekerjaan lain
sedangkan para buruh yang sudah berkeluarga memilih menetap karena untuk pindah mereka membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Di tengah Pemutusan
Hubungan Kerja rumah tangga buruh harus tetap berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup misalnya sandang, pangan, uang sekolah anaknya, biaya sewa
rumah dengan lapangan pekerjaan sangat sedikit dengan banyak persaingan. Pemutusan hubungan kerja ini disebabkan oleh banyak perusahaan yang
tidak sanggup bertahan terhadap krisis ekonomi global sehingga untuk menekan
Universitas Sumatera Utara
biaya produksi perusahaan mengurangi kerugian dengan mengambil inisiatif yaitu mengurangi jumlah tenaga kerja.
Rumah tangga yang terkena PHK tidak boleh pasrah dalam menghadapi kondisi seperti ini harus ada suatu upaya untuk mengatasi berbagai permasalahan
yang melingkupi permasalahan kehidupan dilakukan oleh rumah tangga untuk tetap dapat bertahan dalam menghadapi krisis global ini. Perlu adanya strategi
adaptasi yang mengoptimalkan segala potensi yang dilakukan oleh rumah tangga korban PHK agar dapat mempertahankan sosial ekonomi keluarga. Maka untuk
memperjelas bahasan ini peneliti menggambarkan kerangka pemikiran strategi adaptasi masarakat korban PHK dalam mempertahankan sosial ekonomi keluarga
sebagai berikut
Universitas Sumatera Utara
Gambar I Bagan Kerangka Penelitian
Pemutusan Hubungan Kerja
1. Pengontrolan konsumsi keluarga
2. Penggantian makanan yang dikonsumsi dengan yang lebih murah atau
terjangkau misalnya mengganti ikan dengan telur. 3.
Penjualan simpanan benda-benda berharga seperti emas, perabotan rumah tangga untuk memperoleh tambahan uang.
4. Peminjaman kredit dari Bank, anggota keluarga, pedagang atau lintah
darat. 5.
Produksi dan perdagangan skala kecil membuka warungan atau kedai sampah.
6. Menanam tanaman yang bisa yang bisa di konsumsi di pekarangan
rumah 7.
Migrasi ke desa atau ke kota lain. 8.
Menitipkan anak ke kerabat atau keluarga lain baik secara temporer maupun permanen.
9. Penjualan asset produksi seperti tanah, binatang ternak untuk
memperoleh tambahan uang 10.
Menjadi Buruh Harian Lepas untuk menambah uang tambahan. 11.
Mencari pekerjaan lain.
Pemenuhan Kebutuhan Pangan bukan Pangan
Krisis Ekonomi Global
Kondisi Sosial ekonomi Korban PHK Buruk
Pendapatan, Perumahan, Pendidikan, Kesehatan,
Pangan
Universitas Sumatera Utara
2.8 Defenisi Konsep