di SMP Negeri 6 Ambon. Kondisi internal yang berupa kesiapan sarana prasarana, staf, guru, layanan
pendidikan, proses pendidikan dan sistem Manajemen Berbasis
Sekolah MBS telah menjadi pendorong munculnya
gagasan penyelenggaraan
program akselerasi di sekolah tersebut. Artinya, hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa SMP Negeri 6 Ambon sebagai sekolah penyelengara program akselerasi telah mampu
memenuhi latar belakang internal
sebagai faktor pendukung
atau penunjang
kegiatan program
akselerasi yang sesuai dan relevan dengan kebutuhan peserta didik.
Hasil penelitian ini didukung oleh pernyataan dari Mukhtar dkk 2007 yang menyatakan bahwa
faktor internal yang menunjang pendidikan khusus atau program akselerasi harus disesuaikan dengan
kemampuan dan kecerdasan luar biasa yang dimiliki oleh
siswa sehingga
dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan belajar mereka dan
dapat menyalurkan potensi yang mereka miliki.
2. Tujuan Penyelenggaraan Program Akselerasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tujuan penyelenggaraan program kelas akselerasi di
SMP Negeri 6 Ambon adalah untuk memberikan layanan
pendidikan terhadap peserta didik cerdas istimewa IQ 130 serta mengefektifkan penggunaan sarana dan
prasarana yang dimiliki oleh sekolah. Dengan
demikian, dapat
dikatakan bahwa
penyelenggaraan program kelas akselerasi didasarkan pada aspek kebutuhan, aset atau potensi, dan tujuan
dari sekolah tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Stufflebeam 2003 menyatakan bahwa evaluasi
konteks berupaya menilai tentang kebutuhan, aset, peluang, serta tujuan dari lingkungan .
Sekolah sebagai lembaga pendidikan perlu memberikan pelayanan khusus kepada siswa dengan
kategori tersebut. Kondisi tersebut sesuai dengan yang tercantum
dalam Depdiknas
2009 bahwa
penyelenggaraan program
akselerasi mempunyai
maksud dan tujuan untuk memberikan kesempatan bagi peserta didik cerdas istimewa untuk mengikuti
pendidikan sesuai dengan potensi kecerdasan yang dimilikinya.
Selain itu, tujuan penyelenggaraan program kelas akselerasi berdasarkan hasil penelitian adalah untuk
mengefektifkan pemanfaatan sarana dan prasarana yang telah ada sebelumnya dalam penyelenggaraan
program moving class di SMP Negeri 6 Ambon. Oleh sebab itu, dengan adanya kebijakan dari sekolah untuk
menyelenggarakan program akselerasi, maka sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah akan lebih
bermanfaat secara
maksimal untuk
mendukung penyelenggaraan program akselerasi. Hal ini sesuai
dengan yang tercantum dalam Depdiknas 2004 tentang dimensi sekolah unggul bahwa sarpras berguna
untuk menunjang kebutuhan siswa serta menyalurkan bakat,
baik kegiatan
kurikuler maupun
ekstrakurikuler.
3. Dukungan Masyarakat
Demikian halnya dengan kesiapan yang bersifat eksternal yakni berupa daya dukung masyarakat,
komite sekolah, dan pemerintah telah menjadi pemicu munculnya
gagasan penyelenggaraan
program akselerasi pendidikan di SMP Negeri 6 Ambon. Temuan
penelitian ini senada dengan yang diungkapkan oleh Widiastono 2004 yang menyatakan bahwa dukungan
stakeholders masyarakatkomitewarga sekolahdan praktisi pendidikan akan memberikan pertimbangan
dalam penentuan pelaksanaan kebijakan pendidikan akselerasi
di sekolah.
Partisipasi stakeholders
diharapkan dengan suka rela memberikan perhatian, pengorbanan, dan kerja sama untuk meningkatkan
kualitas penyelenggaraan
program akselerasi
pendidikan. Hal ini juga diperkuat oleh pernyataan dari Depdiknas
2009 bahwa
keberlangsungan penyelenggaraan pendidikan akselerasi memerlukan
dukungan moral, teknis, dan finansial dari pemerintah dan masyarakat setempat.
Hal tersebut diperkuat dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh
Citra Ceria
2011 yang
menyimpulkan bahwa animo masyarakat cukup tinggi terhadap program akselerasi dan dalam hal partisipasi
pun sudah cukup baik.
4.3.2 Evaluasi Input Program Akselerasi SMP Negeri 6 Ambon