2.4 Pengelolaan Sampah
2.4.1 Latar belakang pengelolaan sampah
Catatan sejarah mengungkapkan bahwa manusia sudah berupaya untuk membuat strategi menangani sampah. Dimulai dari masyarakat purba yang sering
berkelompok dan melakukan perburuan, sederhananya mereka meninggalkan sampah yang jatuh di tanah dan kemudian berpindah tempat. Berbeda lagi di awal
zaman pra-industri, pemukiman, kelompok masyarakat dan pabrik-pabrik letaknya berdekatan dengan saluran air. Perairan dan sungai tidak hanya menyuplai air
bersih dari hulu, tapi juga memberikan sebuah cara yang cocok untuk mengelola sampah, yakni menggunakan saluran air dan sungai sebagai sarana membuang
sampah yang nantinya menuju ke laut. Dua ratus tahun berikutnya, kondisi lingkungan semakin lama kehilangan udara segar dsan air bersih karena polusi
dari aktivitas industri. Di beberapa kasus mengenai perlindungan lingkungan, yang tidak hanya gagal melakukan kesepakatan dengan masyarakat menghasilkan
sampah, tapi juga memberikan fakta bahwa sampah yang sebenarnya dapat dipergunakan lagi secara efektif dan efisien tidak ditunjukkan McKinney, 1996.
Pengelolaan sampah di Indonesia sendiri didukung oleh adanya pada kebijakan yang sah yakni Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008. Undang-
undang ini dibuat agar pengelolaan sampah dapat berjalan secara proporsional, efektif, dan efisien. Pengelolaan sampah ini diselenggarakan berdasarkan asas
tanggung jawab, asas berkelanjutan, asas manfaat, asas keadilan, asas kesadaran, asas kebersamaan, asas keselamatan, asas keamanan, dan asas nilai ekonomi.
Pengelolaan sampah ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan
Universitas Sumatera Utara
kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya. Adapun pengelolaan sampah dengan paradigma baru berdasarkan UU No. 18 tahun 2008
tersebut dilakukan dengan 2 jenis kegiatan di antaranya : 1
Pengurangan sampah dengan cara pembatasan, penggunaan kembali, dan pendauran ulang.
2 Penanganan sampah., yakni meliputi pemilahan, pengumpulan,
pengangkutan, pengolahan, dan pemrosesan akhir. Pengelolaan sampah pada dasarnya mengacu pada Undang-Undang
nomor 18 tahun 2008, yakni melakukan, pengurangan dan penanganan sampah. Pengurangan sampah biasanya dapat dimulai dari masing-masing individu di
masyarakat. Sedangkan penanganan sampah merupakan sistem yang dilakukan terus-menerus dan teratur, serta diperlukan adanya pengawasan secara berkala.
Usaha pengelolaan sampah baik skala besar maupun kecil, sebaiknya dapat mencapai tujuannya, yakni lingkungan dan masyarakat yang sehat. Maka
faktor penting yang harus diperhatikan adalah peran serta masyarakat. Masyarakat harus mengerti dan mau berpasrtisipasi bila perlu berubah sikap sehingga sedia
membantu mulai dari pengurangan volume sampah, perbaikan kualitas sampah, membuang sampah pada tempatnya, membersihkan tempat sampah sampai pada
penyediaan lahan dan pemusnahan sampah Slamet,2009. Oleh sebab itu, usaha pengelolaan sampah perlu didasarkan atas berbagai pertimbangan, yaitu :
1. Untuk mencegah terjadinya penyakit.
2. Konservasi sumber daya alam.
3. Mencegah gangguan estetika.
Universitas Sumatera Utara
4. Memberi insentif untuk daur ulang atau pemanfaatan.
5. Kuantitas dan kualitas sampah akan meningkat.
2.4.2 Tahapan pengelolaan sampah 2.4.2.1 Pengurangan sampah