Gambaran metode pengelolaan sampah

Sampah anorganik jenis lainnya adalah barang bekas yang mengandung unsur logam. Sampah jenis ini biasanya ditemukan dalam bentuk barang penyusun atau pondasi sebuah produk. Misalnya perkakas rumah tangga yang sudah rusak atau berkarat, sisa kendaraan, dan lain-lain. Tiap pemulung TPA Terjun yang dijadikan sampel penelitian ini mampu mengumpulkan dan mengelola sampah ini sebesar 5,22 dari total sampah yang dikelola pemulung. Dengan adanya perlakuan terhadap sampah atau barang bekas berbahan dasar logam, zat atau senyawa logam yang jika dibuang sembaran ke lingkungan dapat menyebabkan pencemaran, bisa dikurangi dengan daur ulang. Lingkungan yang dapat dicemari oleh logam-logam berbahaya yakni lapisan tanah, perairan dan lingkungan biotik yang ada di dalamnya.

5.2.4 Gambaran metode pengelolaan sampah

Metode pengelolaan sampah menurut UU No 18 tahun 2008 ada 2 yakni pengurangan dan penanganan sampah. Pengurangan sampah dilakukan dengan cara pembatasan, penggunaan kembali, dan pendauran ulang. Sedangkan penanganan sampah meliputi pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan pemrosesan akhir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemulung lebih cenderung melakukan kegiatan daur ulang sampah anorganik atau menjualnya kepada pengepul yang nantinya akan didaur ulang oleh industri tertentu. Sampah anorganik yang dimaksud di sini adalah sampah jenis plastik, kertas, kaca, karet dan logam. Sampah anorganik yang diambil dari sumber sampah selanjutnya disortir dan dipisahkan menurut jenis dan harga jualnya. Universitas Sumatera Utara Daur ulang sampah atau recycling merupakan proses mengolah kembali sampah yang masih bisa diproses ulang menjadi barang lain yang bermanfaat, layak pakai, serta layak jual Basriyanta, 2007. Sampah plastik, kaca, kertas, karet dan logam umumnya dapat didaur ulang atau dibentuk kembali menjadi produk yang baru. Upaya para pemulung yang mengumpulkan sampah-sampah tersebut untuk didaur ulang sangat berguna untuk mengurangi timbunan sampah yang sukar terurai di tanah. Jadi, sebagian jenis sampah yang sudah dikumpulkan para pemulung sebanyak 2.670,714 m 3 atau 2,3 dari total sampah yang masuk ke TPA Terjun dalam sebulan dapat membantu proses penimbunan sampah. Adapun penimbunan yang dilakukan pada tahun 2015 jumlah tanah yang dibutuhkan untuk menimbun sampah lebih sedikit dibandingkan tahun 2014. Dapat dilihat bahwa para pemulung itu berperan dalam membantu mengurangi timbunan sampah sampah yang ada di TPA Terjun Medan. Karena tidak hanya sampah anorganik yang sukar hancur saja yang dikumpulkan oleh para pemulung, sampah organik juga berkurang kuantitasnya di TPA Terjun Medan karena mereka memanfaatkannya kembali sebagai pakan ternak.

5.3 Volume Timbunan Sampah Sisa Harian di TPA Terjun Medan