Jumlah sampah yang dikelola

5.2 Peran Pemulung di TPA Terjun Medan

5.2.1 Jumlah sampah yang dikelola

Jumlah rata-rata sampah yang dapat dikelola oleh masing-masing pemulung setiap hari adalah 178 L. Sedangkan jumlah keseluruhan sampah yang diolah oleh semua pemulung yang ada di TPA Terjun selama satu hari diperkirakan sebanyak 89.000 L atau 89 m 3 . Dalam sebulan, total sampah yang dikelola seluruh pemulung diperkirakan sebesar 2.670,714 m 3 . Para pemulung di TPA Terjun Kota Medan sebagian besar adalah pemulung lama, yang artinya sudah bekerja lebih dari 3 tahun. Beberapa di antaranya ada yang baru bergabung dan mengambil sampah di sana. Para pemulung ada yang tinggal di dalam lahan TPA Terjun dan ada juga yang bertempat tinggal jauh dari TPA Terjun. Ada juga beberapa pemulung yang dahulunya bekerja di TPA Namo Bintang, namun karena sudah ditutup, mereka akhirnya pindah ke TPA Terjun untuk mengumpulkan sampah. Jenis-jenis pemulung berdasarkan pengamatan langsung di lapangan bervariasi. Menurut Rohman 2011, jenis-jenis pemulung di antaranya pengais langsung di lokasi tertentu, pengais yang bergerak mobile, pengepul kolektor barang bekas yang di dapat dari para pengaispemulung, dan pendaur ulang barang bekas. Adapun para pemulung yang ada di TPA Terjun di antaranya pengais langsung, pengepul dan pendaur ulang barang bekas. Universitas Sumatera Utara 5.2.2 Gambaran jumlah sampah yang dikelola tiap pemulung menurut lama bekerja, jam kerja, hari kerja, dan alat bekerja Pemulung yang bekerja di TPA Terjun selama kurang dari 3 tahun, diketahui berjumlah 6 orang 20 dari sampel penelitian, sedangkan yang sudah bekerja 3 tahun lebih sebanyak 24 orang 80. Dari keterangan tersebut, mayoritas pemulung di TPA Pemulung dinyatakan sudah bekerja lebih dari 3 tahun. Menurut Yahya 2000, waktu atau lamanya pemulung menekuni profesinya sangat penting, karena dapat lebih mengenal kawasan dan sumber- sumber sampah yang berhubungan dengan jumlah sampah yang dikelola. Namun, dari hasil penelitian yang didapatkan, jumlah sampah yang dikumpulkan oleh 30 pemulung tersebut tidak dipengaruhi oleh lama bekerja pemulung. Hampir semuanya pemulung yang sudah bekerja lebih dari 3 tahun dan yang bekerja kurang dari 3 tahun sama-sama mengelola sampah dengan semua kategori sampah. Yang membedakannya hanyalah hari di mana para pemulung datang atau tidak ke TPA Terjun. Jam kerja para pemulung di TPA Terjun umumnya lebih dari 8 jam sehari dengan persentase 70 . Jam kerja juga menentukan jumlah sampah yang mampu dikumpulkan dan dikelola oleh pemulung. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa jumlah pemulung yang bekerja 8 jam atau lebih mampu mengumpulkan sampah dengan volume 100 dm 3 lebih banyak daripada jumlah pemulung yang bekerja kurang dari 8 jam sehari. Jumlah pemulung yang bekerja 4-6 hari dalam seminggu lebih banyak 76,7 dibandingkan dengan pemulung yang bekerja setiap hari 20 dan yang Universitas Sumatera Utara bekerja hanya 1 hingga 3 kali dalam seminggu 3,3. Mayoritas pemulung yang bekerja 4 hingga 6 hari dalam seminggu sudah menentukan beberapa hari liburnya, yang berarti tidak dapat pergi ke TPA dengan alas an ingin beribadah dan istirahat. Ada pula pemulung yang sengaja meluangkan beberapa hari tidak bekerja di TPA karena hal yang bisa terjadi mendadak, seperti acara keluarga dan bila dalam keadaan sakit. Jumlah pemulung yang bekerja 4-6 hari dalam seminggu yang mengelola sampah dengan volume ≥ 100 dm 3 lebih banyak dibandingkan dengan pemulung yang bekerja setiap hari dan yang bekerja 1-3 hari dalam seminggu. Alasan lain yang mendasari para pemulung yang bekerja 1-3 hari adalah mereka terlebih dahulu mengumpulkan, menyortir dan membersihkan sampah yang sudah mereka dapatkan dari TPA Terjun. Kegiatan itu mereka lakukan di rumah mereka. Oleh karena itu, mereka bisa menjual sampah yang sudah dbersihkan itu dengan harga yang lebih mahal. Berbeda dengan mereka, pemulung yang bekerja setiap hari di TPA Terjun menyatakan bahwa jarak tempat tinggalnya cukup dekat sehingga pengumpulan, penyortiran dan pengepakan sampah dapat dilakukan dalam 1 hari untuk dijual langsung kepada para pengepul barang bekaspihak pendaur ulang sampah. Pemulung yang bekerja setiap hari ini juga menyatakan bahwa mereka tidak terlalu memikirkan kondisi mendadak seperti acara penting dan sebagainya. Sehingga secara konsisten, pemulung yang bekerja setiap hari mampu mengelola sampah ≥100 dm 3 setiap hari. Universitas Sumatera Utara Alat yang digunakan oleh pemulung saat mengumpulkan sampah dinamakan gancu. Gancu ini terbuat dari batangan besi yang dibentuk seperti pengait yang salah satu ujungnya runcing dan melengkung sedangkan ujung satunya lagi lurus dan tumpul. Pemakaian gancu ini memudahkan pemulung untuk menjangkau sampah yang ingin dikumpulkannya dari sumber sampah. Selain itu, gancu juga mengurangi risiko tangan pemulung kontak langsung dengan sampah terkhusus terhadap sampah yang berujung rucing ataupun yang mengandung bahan berbahaya. Jumlah pemulung sampel yang menggunakan gancu adalah 26 orang 86,7 dari keseluruhan sampel penelitian. Sehingga dapat dijamin bahwa pemulung yang memakai gancu lebih sedikit melakukan kontak langsung saat pengumpulan sampah dari sumber sampah dan lebih sedikit risiko kecelakaan kerja yang dialami oleh mereka. Jumlah pemulung yang ma mpu mengelola sampah dengan volume ≥ 100 L dengan memakai gancu lebih banyak dibandingkan dengan yang tidak memakai gancu. Pemakaian gancu ini juga mempercepat pengumpulan sampah sehingga sampah yang dikumpulkan oleh pemulung lebih banyak dan lebih cepat daripada pemulung yang tidak memakai gancu.

5.2.3 Gambaran komposisi sampah