Volume Sampah Harian yang Masuk ke TPA Terjun Medan

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1 Volume Sampah Harian yang Masuk ke TPA Terjun Medan

Volume sampah yang di angkut ke dalam TPA Terjun selama seminggu menghasilkan volume sampah rata-rata yakni sebanyak 3.868,57 m 3 dengan ritasi rata-rata 483 kali. Namun, pada hari VI volume sampah yang masuk jumlahnya yang paling sedikit dibandingkan dengan keenam hari lainnya, mengingat hari VI adalah hari Minggu. Pada hari Minggu, waktu dan jumlah ritasi pengangkutan sampah permukiman lebih sedikit dibandingkan hari lainnya. Banyaknya sampah yang masuk ke dalam TPA dipengaruhi oleh banyaknya ritasi. Ritasi yang dimaksud adalah jumlah pengangkutan sampah dari luar TPA ke dalam TPA. Semakin tinggi jumlah ritasi maka semakin banyak pula sampah yang diangkut dan dimasukkan ke dalam TPA. Sampah yang ada di permukiman masyarakat tidak seluruhnya dapat terangkut atau dimasukkan ke dalam TPA. Berdasarkan keterangan dari Dinas Kebersihan Kota Medan, sampah yang masuk ke TPA pada bulan Januari hingga April 2015 hanya berkisar 82-84 dari prediksi sampah yang timbul di kota Medan. Hal ini terjadi karena beberapa kelompok masyarakat membakar sampahnya dan bahkan membuang sampah ke saluran air. Sampah yang masuk di TPA Terjun akan ditimbun. Penanganan sampah di TPA Terjun termasuk jenis Controlled Landfill atau penimbunan. Penimbunan itu dilakukan dua kali dalam setahun. Pada tahun 2015, penimbunan dilakukan pada bulan April dan Oktober dengan jumlah penimbunan tanah sebanyak 742 m 3 . Universitas Sumatera Utara Menurut Cunningham 2004, penimbunan atau Landfill berguna untuk mengurangi bau, sampah, dan menurunkan angka populasi insekta dan tikus. Metode ini membantu pengontrolan polusi, tetapi sampah yang ditimbun membutuhkan sekitar 20 tanah dari luas lahan TPA untuk penimbunan. Apabila sampah yang masuk ke TPA Terjun setiap bulan sebesar 116.057,14 m 3 dan tidak mendapatkan penanganan selain penimbunan, timbunan sampah di TPA akan berubah menjadi pegunungan sampah. Karena beberapa jenis sampah membutuhkan waktu yang sangat lama untuk dapat diuraikan dan bahkan beberapa jenis sampah tidak dapat diuraikan sama sekali. Menurut Sirait 2009, sampah anorganik seperti produk Styrofoam, botol plastik dan botol kaca tidak dapat hancur. Kondisi ini akan menimbulkan kekhawatiran besar, mengingat luas penggunaan lahan TPA sangat luas dan berada dekat pemukiman warga, hal- hal seperti bencana dapat terjadi. Karena lapisan tanah yang bercampur dengan sampah anorganik akan menyebabkan tanah semakin berongga sehingga sewaktu- waktu dapat mengakibatkan tanah longsor. Bencana yang bisa terjadi akibat timbunan sampah yang tidak ditangani lebih koorperatif di TPA Terjun sebenarnya bisa dicegah dengan bantuan dari para pemulung yang ada di TPA Terjun. Setiap harinya dapat ditemukan banyak pemulung yang menggantungkan hidupnya dari sampah. Selain dapat mencari nafkah, para pemulung sebenarnya dapat mengurangi volume timbunan sampah yang masuk setiap harinya. Peran para pemulung tersebut dapat dilihat dari banyaknya jumlah sampah yang mereka kelola setiap harinya. Universitas Sumatera Utara

5.2 Peran Pemulung di TPA Terjun Medan