selera makan konsumen, bahkan warna dapat menjadi petunjuk bagi kualitas makananyang dihasilkan.Warna juga memepunyai peran dan arti yang sangat
penting pada komoditas pangan karena memengaruhi penerimaan konsumen terhadap komoditas tersebut.
5.1.2 Analisis Daya Terima Aroma Bolu Tepung Buah Alpukat
Uji daya terima aroma bolu tepung buah alpukat terdiri atas 3 perlakuan yang dilakukan kepada 30 mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara pada bulan Juni 2015 yaitu bolu tepung buah alpukat perlakuan I A1, bolu tepung buah alpukat perlakuan II A2, dan bolu tepung buah alpukat
perlakuan III A3. A1 memiliki total skor persentase sebanyak 81,1. Hal tersebut
menunjukkan bahwa mahasiswa menyukai aroma bolu tepung buah alpukat perlakuan I. A2memiliki total skor persentase sebanyak 78,8. Hal tersebut
menunjukkan bahwa mahasiswa menyukai aroma bolu tepung buah alpukat perlakuan II. A3 memiliki total skor persentase sebanyak 77,8. Hal tersebut
menunjukkan bahwa mahasiswa kurang menyukai aroma bolu tepung buah alpukat perlakuan III.
Aroma bolu sangat dipengaruhi oleh tepung buah alpukat. Semakin banyak jumlah pemakaian tepung buah alpukat pada pembuatan bolu, maka bolu
akan mengeluarkan aroma khas. Hal tersebut disebabkan oleh tepung buah alpukat yang memiliki aroma khas. Pada A1, A2, dan A3 terlihat perbedaan aroma
karena jumlah pemakaian tepung buah alpukat yang berbeda. A1 tidak mengeluarkan aroma yang khas karena jumlah pemakaian tepung buah alpukat
Universitas Sumatera Utara
paling sedikit, sehingga A1 mengeluarkan aroma yang hampir sama dengan bolu tepung terigu. A2 mengeluarkan aroma khas tepung buah alpukat, dan A3 juga
mengeluarkan aroma khas tepung buah alpukat. Aroma khas tersebut disebabkan oleh lemak yang terkandung dalam buah alpukat cukup tinggi.
Pada saat proses awal pengolahan bahan pembuat bolu, adonan belum mengeluarkan aroma. Namun pada saat adonan dimatangkan di dalam oven,
aroma bolu akan tercium oleh indera penciuman. Pada saat pematangan bolu, A2 dan A3 mengeluarkan aroma khas tepung buah alpukat yang dapat dicium oleh
indera penciuman. Sedangkan A1 mengeluarkan aroma yang sama dengan bolu tepung terigu.
Aroma merupakan bau yang sulit diukur karena biasanya menimbulkan pendapat yang berbeda dalam menilai aroma dan setiap orang mempunyai
kesukaan yang berbeda.Menurut Winarno yang dikutip oleh Parapat 2015, indera penciuman sangat sensitif terhadap bau dan kecepatan timbulnya bau lebih
kurang 0,8 detik. Kepekaan indera penciuman diperkirakan berkurang 1 setiap bertambahnya umur satu tahun. Penerimaan indera penciuman akan berkurang
oleh adanya senyawa-senyawa tertentu seperti misalnya formaldehida. Kelelahan daya penciuman terhadap bau dapat terjadi dengan cepat.
5.1.3 Analisis Daya Terima Tekstur Bolu Tepung Buah Alpukat