paling sedikit, sehingga A1 mengeluarkan aroma yang hampir sama dengan bolu tepung terigu. A2 mengeluarkan aroma khas tepung buah alpukat, dan A3 juga
mengeluarkan aroma khas tepung buah alpukat. Aroma khas tersebut disebabkan oleh lemak yang terkandung dalam buah alpukat cukup tinggi.
Pada saat proses awal pengolahan bahan pembuat bolu, adonan belum mengeluarkan aroma. Namun pada saat adonan dimatangkan di dalam oven,
aroma bolu akan tercium oleh indera penciuman. Pada saat pematangan bolu, A2 dan A3 mengeluarkan aroma khas tepung buah alpukat yang dapat dicium oleh
indera penciuman. Sedangkan A1 mengeluarkan aroma yang sama dengan bolu tepung terigu.
Aroma merupakan bau yang sulit diukur karena biasanya menimbulkan pendapat yang berbeda dalam menilai aroma dan setiap orang mempunyai
kesukaan yang berbeda.Menurut Winarno yang dikutip oleh Parapat 2015, indera penciuman sangat sensitif terhadap bau dan kecepatan timbulnya bau lebih
kurang 0,8 detik. Kepekaan indera penciuman diperkirakan berkurang 1 setiap bertambahnya umur satu tahun. Penerimaan indera penciuman akan berkurang
oleh adanya senyawa-senyawa tertentu seperti misalnya formaldehida. Kelelahan daya penciuman terhadap bau dapat terjadi dengan cepat.
5.1.3 Analisis Daya Terima Tekstur Bolu Tepung Buah Alpukat
Uji daya terima tekstur bolu tepung buah alpukat terdiri atas 3 perlakuan yang dilakukan kepada 30 mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara pada bulan Juni 2015 yaitu bolu tepung buah alpukat perlakuan I A1, bolu tepung buah alpukat perlakuan II A2, dan bolu tepung buah alpukat
Universitas Sumatera Utara
perlakuan III A3. A1 memiliki total skor persentase sebanyak 83,3. Hal tersebut
menunjukkan bahwa mahasiswa menyukai tekstur bolu tepung buah alpukat perlakuan I. A2memiliki total skor persentase sebanyak 76,6. Hal tersebut
menunjukkan bahwa mahasiswa kurang menyukai tekstur bolu tepung buah alpukat perlakuan II. A3 memiliki total skor persentase sebanyak 70. Hal
tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa kurang menyukai tekstur bolu tepung buah alpukat perlakuan III.
Bolu tepung buah alpukat pada A1, A2, dan A3 memiliki tekstur yang lembut. Namun tingkat kelembutan tekstur berbeda pada masing-masing bolu.
Tepung buah alpukat sangat mempengaruhi tekstur bolu. Semakin banyak jumlah pemakaian tepung buah alpukat, tekstur bolu semakin keras. Pada pengolahan
bolu A3 sulit untuk mengaduk adonan menjadi rata karena pemakaian tepung buah alpukat paling banyak. Tepung buah alpukat menyerap cairan pada adonan,
sehingga adonan menjadi kaku. Pada pengolahan bolu A2 tidak terlalu sulit untuk mengaduk adonan menjadi rata karena pemakaian tepung buah alpukat lebih
sedikit. Sedangkan pada pengolahan bolu A1 tidak sulit untuk mengaduk adonan menjadi rata karena pemakaian tepung buah alpukat paling sedikit.
Menurut Winarno yang dikutip oleh Parapat 2015, tekstur dan konsistensi suatu bahan akan mempengaruhi cita rasa yang ditimbulkan oleh
bahan tersebut. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh pula bahwa perubahan tekstur bahan dapat mengubah rasa dan bau yang timbul karena dapat
mempengaruhi kecepatan timbulnya rangsangan terhadap sel reseptor olfaktori
Universitas Sumatera Utara
dan kelenjer air liur.
5.1.4 Analisis Daya Terima Rasa Bolu Tepung Buah Alpukat