Perilaku Kesehatan Bentuk-Bentuk Perilaku

9

2.1.2 Perilaku Kesehatan

Berdasarkan batasan perilaku dari skinner pada pembahasan sebelumnya, maka perilaku kesehatan adalah suatu respons seseorang organisme terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman serta lingkungan. Maka perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan mejadi tiga kelompok, yaitu: 1. Perilaku pemeliharaan kesehatan health maintenance Perilaku pemeliharaan kesehatan adalah usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar terhindar dari penyakit dan usaha untuk penyembuhan. Perilaku pemeliharaan kesehatan terdiri dari tiga aspek, yaitu: a. Perilaku pencegahan penyakit dan penyembuhan penyakit bila sakit serta pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit. b. Perilaku peningkatan kesehatan apabila seseorang dalam keadaan sehat. c. Perilaku gizi makanan dan minuman. 2. Perilaku pencarian atau penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan kesehatan atau perilaku pencarian pengobatan health seeking behavior. Tindakan atau perilaku ini mulai dari megobati sendiri self treatment sampai mencari pengobatan keluar negeri. 10 3. Perilaku kesehatan lingkungan Perilaku kesehatan lingkungan adalah bagaimana seseorang organisme merespons lingkungan terhadap stimulus yang diterima, baik lingkungan fisik maupun sosial budaya, sehingga lingkungan tersebut tidak mempengaruhi kesehatannya, dapat disimpulkan bahwa perilaku kesehatan lingkungan adalah upaya-upaya yang dilakukan seseorang dalam mengelola lingkungannya sehingga tidak menyebabkan sakit baik bagi diri sendiri maupun anggota keluarga yang lain serta masyarakat sekitar. Misalnya, bagimana mengelola pembuangan tinja, air minum, tempat pembuangan sampah, pembuangan limbah dan sebagainya Notoatmodjo, 2012.

2.1.3 Bentuk-Bentuk Perilaku

Benyamin Bloom membagi perilaku manusia ke dalam 3 domain, ranah atau kawasan yakni: a. Perilaku kongnitif kesadaran, pengetahuan, b.Afektif emosi, c. Psikomotor gerakan, tindakan. Menurut Kihajar Dewantoro membagi perilaku manusia ke dalam 3 domain, ranah atau kawasan yakni: a. Cepta peri akal, b. Rasa peri rasa, c. Karsa peri tindak. Menurut Ahli-ahli lain a. Knowledge pengetahuan, b. Attitude sikap, c. Practice tindakan Ali, 2002. 11 Perkembangannya untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan, yakni: 1. Pengetahuan Knowledge Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan menusia diperoleh melalui mata dan telinga.Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang overt behavior. a. Proses Adopsi Perilaku Pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers 1974, seperti yang dikutip Notoatmodjo 2003, mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru berperilaku baru, didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni : 1. Awareness kesadaran, yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus objek terlebih dahulu. 2. Interest,yakni orang tertarik kepada stimulus. 3. Evaluation menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi. 4. Trial, yakni orang mulai mencoba perilaku baru. 5. Adaption, yakni subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus. 12 b. Tingkat Pengetahuan di Dalam Domain Kognitif Pengatahuan yang tercakup di dalam doamain kognitif mempunyai 6 tingkatan : Notoatmodjo, 2012 1. Tahu know Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajri sebelumnya. 2. Memehami Comprehension Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. 3. Aplikasi Aplication Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real sebenarnya. 4. Analisis Analysis Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitanya satu sama lain. 5. Sintesis Synthesis Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. 13 6. Evaluasi Evaluation Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penelitian terhadap suatu materi atau objek. 2. Sikap attitude Menurut L.L Thurston, sikap sebagai tindakan kecenderungan yang bersifat positif atau negatif yang berhubungan dengan objek psikologis. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang emosional terhadap stimulus sosial. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek. Menurut Notoatmodjo 2012 sikap dibedakan atas beberapa tindakan : 1. Menerima Receiving Menerima diartikan bahwa orang subjek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan objek. 2. Merespon Responding Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. 3. Menghargai Valuing Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. 4. Bertanggung jawab Responsible Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko merupakan sikap yang tinggi. 14 Menurut Allport 1954 bahwa sikap mempunyai tiga komponen pokok yaitu : 1. Keyakinan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek. 2. Kepercayaan, ide, konsep terhadap suatu konsep. 3. Kecenderungan untuk bertindak. Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh dalam pembentukan sikap , pengetahuan, berfikir, keyakina dan emosional memegang peranan yang sangat penting Notoatmodjo, 2012. 3. Praktek atau tindakan Practice Suatu sikap belum pasti akan dilakukan dalam bentuk tindakan overt behavior. Bahwa untuk menunjukkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain fasilitas. Sikap ibu yang positif terhadap imunisasi harus mendapatkan konfirmasi dari suaminya, dan ada fasilitas imunisasi yang mudah dicapai, agar ibu tersebut mengimunisasikan anaknya. Disamping faktor fasilitas, juga diperlukan faktor dukungan support dari pihak lain, misalnya dari suami atau istri, orang tua atau mertua dan lain-lain. Tingkat-tingkat praktek : 1. Persepsi Perception Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama. Misalnya, seorang ibu dapat memilih makanan yang bergizi tinggi bagi anak balitanya. 15 2. Respons Terpimpin Guided Responses Melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar sesuai dengan contoh adalah merupkan indiktor prektek tingkat dua. Misalnya, seorang ibu dapat memasak sayur dengan benar, mulai dari cara mencuci dan memotong- motongnya, lamanya memasak, menutup pancinya dan sebagainya. 3. Mekanisme Mecanism Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktek tingkat tiga. Misalnya seorang ibu yang sudah mengimunisasikan bayinya pada umur-umur tertentu tanpa menunggu perintah atau ajakan orang lain. 4. Adaptasi Adaptation Adaptasi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik, artinya tindakan itu sudah dimodifikasianya tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut. Misalnya, ibu dapat memilih dan memasak makanan yang bergizi tinggi berdasarkan bahan-bahan yang murah dan sederhana.

2.1.4 Determinan Perilaku

Dokumen yang terkait

Perbandingan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Murid tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Sekolah Dasar yang Memiliki dan yang Tidak Memiliki Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di Kecamatan Medan Baru Tahun 2013

10 151 130

Pengetahuan Dan Sikap Orangtua Tentang Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Rumah Tangga Di Kelurahan Tomuan Kecamatan Siantar Timur Tahun 2012

2 75 63

Hubungan Pengetahuan dan Sikap siswa Sekolah Dasar (SD) tentang Sanitasi Dasar dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Kelurahan Harjosari I Kecamatan Medan Amplas Kota Medan Tahun 2011

13 117 114

Hubungan Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga Dengan Perilaku Hidup Bersih Sehat Pada Keluarga Di Desa Simalingkar Kecamatan Pancurbatu

3 49 85

Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Anak-anak Di Yayasan Panti Asuhan Rapha-El Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan Tahun 2009

4 47 107

Hubungan Pengetahuan dan perilaku hidup bersih dan sehat(PHBS) Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Desa Marindal Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang

7 84 63

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada Siswa SMP Muhammadiyah 1 Kartasu

0 7 11

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT ) Hubungan Tingkat Pendidikan Dan Tingkat Pengetahuan Kader Tentang Phbs Dengan Kelengkapan Pengisian Form Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs)Di P

1 4 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku 2.1.1 Konsep Perilaku - Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap dengan Tindakan Mahasiswi Akademi Kesehatan Pemerintah Kabupaten Langkat Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Tahun 2015

0 1 28

Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap dengan Tindakan Mahasiswi Akademi Kesehatan Pemerintah Kabupaten Langkat Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Tahun 2015

0 0 13