Kondisi Ekologi Perkebunan Padang Halaban

BAB II SEJARAH PERKEBUNAN PADANG HALABAN

2.1. Kondisi Ekologi Perkebunan Padang Halaban

Perkebunan Padang Halaban termasuk dalam wilayah Kecamatan Aek Kuo, Kabupaten Labuhanbatu Utara, Propinsi Sumatera Utara. Perkebunan Padang Halaban merupakan wilayah bentukan Belanda pada masa kolonial Belanda di Indonesia. Perkebunan Padang Halaban dibuka Belanda sekitar tahun 1900-an dan merupakan perkebunan yang khusus ditanami kelapa sawit pada waktu itu. Sebagian besar lahan di wilayah yang sekarang menjadi Kecamatan Aek Kuo itu digunakan sebagai perkebunan kelapa sawit oleh Belanda. Hal ini dikuatkan dengan adanya Pabrik Kelapa Sawit PKS di Perkebunan Padang Halaban yang berdiri tahun 1928 dan sampai sekarang masih aktif dan saat ini diusahai dan dikelola oleh PT. SMART Tbk. Padang Halaban. Selain itu, bisa juga dilihat dari luas perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Aek Kuo saat ini yang mencapai 21.975 Ha dari total luas wilayah 25.020Ha 32 Tanah di perkebunan Padang Halaban sangat cocok ditanami kelapa sawit. Alasannya antara lain karena wilayah Perkebunan Padang Halaban memiliki kondisi ekologi yang sesuai untuk perkebunan kelapa sawit yaitu wilayah tropis dengan curah hujan yang tinggi. Di samping itu tanahnya juga gembur, subur, . Hal ini menandakan bahwa perkebunan kelapa sawit memang telah menjadi basis di wilayah ini sejak masa kolonial Belanda di Indonesia. 32 Kecamatan Aek Kuo dalam Angka 2010 Badan Pusat Statistik Kabupaten Labuhanbatu Utara Universitas Sumatera Utara datar, berdrainase baik 33 dan memiliki lapisan solum 34 yang dalam tanpa lapisan padas atau dengan kata lain tidak berbatu. Selain itu kecocokan tanah di Padang Halaban untuk perkebunan kelapa sawit dapat dibuktikan dengan produksi 16,19 dari total 819.363 Ton seluruh wilayah Labuhanbatu Utara dan merupakan penghasil kelapa sawit terbesar ke-3 setelah Kecamatan Aek Natas dan Kecamatan Kualuh Hulu 35 1. Jenis tanah di atas bahan induk tersier, kesuburan tanah ini sangat rendah. . Dalam penelitian Druif yang menggunakan metode analisis mineralogi secara sistematis membedakan lima jenis tanah di Sumatera Timur: 2. Jenis tanah yang berasal dari tanah gembur riolitik-lipatik, tanah ini asam dan cenderung sangat mudah kena erosi karena sangat sifatnya seperti pasir. 3. Jenis tanah yang terdapat di atas gembur dasitik-liparitik. 4. Jenis tanah yang terjadi di atas tanah gembur dasitik. Tanah gembur dasitik mengandung mineral seperti gelas vulkanik, kuartz albit, sanidin, oligoklas, biotit, amfibole hijau, magnetik, ilemit, sirkon, apatit dan spinel. Selain itu 33 Pada tanah yang berdrainase baik, air lebih segera keluar dari tanah tetapi tidak terlalu cepat; pada tanah yang berdrainase buruk air lebih tidak segera keluar akan tetapi tetap menjenuhi tanah pada daerah perakaran untuk waktu yang lama sehingga akar tidak dapat mengambil oksigen http:kuliahitukeren.blogspot.com201103penanganan-areal-bertopografi-miring.html diakses tanggal 10 Agustus 2011. 34 Solum tanah adalah kedalaman lapisan tanah dari permukaan hingga bahan induk tanah. Kegunaan mengetahui solum tanah adalah bahwa ketebalan solum tanah sangat menentukan perkembangan akar, bila solum tanah tipis makan perkembangan akar akan terhambat dan sebaliknya http:ennyanjal.blogspot.com200901pengelolan-fisik.html diakses tanggal 10 Agustus 2011 35 http:syahminanpasaribu.blogspot.com201104profil-kabupaten-labuhanbatu-utara.html diakses tanggal 10 Agustus 2011 Universitas Sumatera Utara juga mengandung mineral-mineral seperti batu akik berwarna merah tua, amfibol berwarna coklat, perowskit, sedikit andesin dan piroksin hijau. 5. Jenis tanah yang terjadi di atas aliran lahar yang terbaru, sifatnya adalah andesitik. Jika mengacu pada jenis-jenis tanah yang dikemukakan Druif ini, maka tanah di perkebunan Padang Halaban termasuk jenis tanah gembur dasitik yang memang sangat cocok untuk perkebunan kelapa sawit karena tanah gembur dasitik memiliki lapisan tanah yang berdrainase baik dan lapisan solum yang dalam 36 Ekspansi kekuasaan kolonial Belanda ditandai dengan perjanjian dengan Kerajaan Siak yang pada saat itu berkuasa di Sumatera Timur yang dikenal dengan sebutan Traktat Siak yang ditandatangani pada 1858. Isi dari perjanjian ini antara lain . 2.2. Sejarah Perkebunan Padang Halaban 2.2.1. Sekilas tentang Penjajahan Belanda di Sumatera Timur