Ruang Hopper Jadwal Pencucian Jalur, Mesin Piltz dan Hopper

pekerja diwajibkan mencuci tangan di wastafel dan mengeringkannya dengan menggunakan alat pengering. Bagi tamu yang akan memasuki area filling sachet juga diwajibkan memakai lab coat, sepatu boot, hair net dan masker serta diwajibkan mencuci tangan terlebih dahulu. Contoh pekerja dan tamu yang memasuki ruang filling sachet dapat dilihat pada Gambar 7. a b Gambar 7. Contoh pekerja a dan tamu b yang memasuki ruang filling sachet

B. Ruang Hopper

Hopper terletak di ruang yang berbeda dengan mesin piltz. Hopper terletak di lantai dua, tepat berada di atas ruang filling sachet. Dalam satu ruang hopper terdapat dua hopper yaitu hopper 1 dan 2. Hopper 1 dihubungkan langsung melalui pipa dengan mesin piltz 1 yang terletak dibawahnya. Demikian pula, hopper 2 dihubungkan langsung melalui pipa dengan mesin piltz 2 yang terletak dibawahnya. Ruang hopper tidak dilengkapi dengan ruang antara dan sistem AHU. Pekerja yang memasuki ruang hopper tidak harus memakai sepatu boot, lab coat, dan masker. Bagi tamu yang hendak mengunjungi ruang hopper, setidaknya wajib memakai lab coat dan hair net. Contoh pekerja dan tamu yang memasuki ruang hopper dapat dilihat pada Gambar 8. a b Gambar 8. Contoh pekerja a dan tamu b yang memasuki ruang hopper

C. Jadwal Pencucian Jalur, Mesin Piltz dan Hopper

Pencucian jalur, mesin Piltz dan hopper dilakukan secara periodik sesuai jadwal. Mesin Piltz dicuci dua kali dalam satu minggu yaitu pada hari rabu dan setiap akhir siklus proses produksi minggu. Hopper dicuci satu kali seminggu di setiap akhir siklus proses produksi minggu. Pencucian mesin piltz I dan mesin piltz II dilakukan bergantian. Demikian juga untuk hopper I dan Hopper II dicuci bergantian. Pencucian hopper dilakukan sebanyak satu siklus sedangkan pencucian mesin piltz dilakukan sebanyak tiga siklus. Pencucian mesin piltz dilakukan lebih banyak dibanding hopper karena mesin piltz dianggap lebih kritikal dibanding mesin hopper. Hal ini karena pada mesin piltz terdapat nozzle berukuran kecil yang berfungsi sebagai tempat keluarnya produk untuk kemudian dikemas dalam kemasan sachet. Karena ukurannya yang kecil, kebersihan bagian nozzle sangat diperhatikan. Berdasarkan trial yang dilakukan oleh PT. Indolakto, pencucian mesin piltz sebanyak tiga siklus menghasilkan pencucian yang bersih sedang pencucian mesin piltz kurang dari tiga siklus menghasilkan pencucian yang kurang bersih. Khusus untuk mesin piltz, setiap satu minggu sekali dilakukan pembongkaran dozing pump. Pembongkaran dilakukan setelah selesai satu siklus pencucian. Mesin piltz yang dibongkar bergantian tiap minggunya. Pembongkaran bertujuan untuk membersihkan bagian dozing pump secara manual. Pekerja yang bertugas membongkar dozing pump adalah pekerja bagian engineering sedangkan yang bertugas membersihkan secara manual adalah operator filling sachet. Setelah pembersihan secara manual selesai, dozing pump kembali dipasang di mesin piltz dan pencucian kembali dilakukan sebanyak dua siklus. Dozing pump perlu dibersihkan secara manual untuk memastikan bahwa bagian dozing pump benar-benar bersih. Selain itu, pembongkaran juga dilakukan untuk mengecek bagian-bagian dozing pump, ada yang longgar atau tidak. Pencucian dengan pembongkaran alat disebut juga sebagai Clean Out Place COP. Berkebalikan dengan CIP, pada COP perlu dilakukan pembongkaran alat sebelum dibersihkan. Sekarang ini penggunaan COP hanya terbatas dilakukan pada bagian-bagian alat tertentu. Untuk alat atau mesin dan sistem perpipaan yang rumit, COP tidak dapat diaplikasikan. Larutan yang digunakan untuk membersihkan dozing pump pada saat pembongkaran adalah campuran ammonium quartener dan formaldehida. Menurut Holah 2005, ammonium quartener lebih aman digunakan dibanding klorin karena lebih bersifat tidak korosif terhadap logam. Lebih lanjut, Tjiptadi dan Mulyorini 1989 menyatakan bahwa ammonium kuartener adalah bakterisida yang aktif terhadap bakteri gram positif tetapi tidak efektif melawan bakteri gram negatif. Menurut Trisnanto 2008, jadwal pencucian tidak dilakukan serta merta berdasarkan keinginan personil produksi. Kondisi-kondisi dibawah ini adalah pegangan dalam memutuskan dilakukannya operasi pencucian: Segera setelah produksi berhenti Sebelum dilakukan pergantian produk Setelah terindikasi bahwa peralatan telah telah kotor Sebelum aktivasi alat yang sudah lama tidak aktif Setiap pergantian batch bila prosedur khusus

D. Jalur CIP yang Digunakan