Refinery Business Pertamina - Hubungan Investor

Sebagian aktivitas dalam bidang pemasaran difokuskan untuk menjalankan kegiatan Public Service Obligation PSO, yakni pemasaran produk BBM dan Liquified Petroleum Gas LPG bersubsidi yang ditugaskan oleh Pemerintah. Dalam memasarkan produk BBM bersubsidi, Pemerintah telah menetapkan harga patokan sebesar Mid Oil Plats Singapore MOPS + Alpha, dimana besarnya alpha sangat bergantung pada kebijakan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Sedangkan harga patokan produk LPG bersubsidi Pemerintah adalah sebesar persentase tertentu dari Contract Price CP Aramco + sejumlah nilai dalam Rupiah. Sampai tahun 2008 Pertamina ditunjuk oleh Pemerintah untuk mendistribusikan produk BBM-PSO dan LPG PSO ke seluruh Indonesia dengan harga jual diseluruh wilayah Indonesia berdasarkan ketentuan dari Pemerintah. Sedangkan untuk pasar BBM Non PSO dan Non-BBM harus bersaing dengan perusahaan lain di pasar domestik dengan menawarkan harga sesuai dengan harga keekonomian atau harga pasar. Part of the marketing activities are focused on conducting Public Service Obligation PSO activities, such as oil fuel and subsidized LPG distribution as commanded by the government. In distributing the subsidized oil fuel, the Government has set a certain base price that equal to Mid Oil Plats Singapore MOPS + Alpha, whereas the amount of alpha is highly dependant on the policy set by the Government. Meanwhile, base price of subsidized LPG product is equal to a certain percentage from the Contract Price CP Aramco + a Rupiah amount. Up to 2008, Pertamina was appointed by the Government to distribute the BBM-PSO products across Indonesia, with single price scheme across Indonesia set by the government. Meanwhile, the market for non-PSO oil fuel and other non oil fuel products must compete with other companies in the domestic market by offering currently economic-viable price. M A N AG E M E N T R E P O R T Unit Bisnis Produk yang Dipasarkan Marketed Products Pasar Market Business Unit Premium dan Bio Premium, Solar dan Bio Solar, BBM Kerosene, Minyak Bakar, Minyak Diesel Dalam Negeri Local Oil Fuel Pertamax dan Bio Pertamax, Pertamax Plus, Pertamina Dex Penerbangan domestik dan Avtur dan Avgas penerbangan internasional Domestic and International Flight Non BBM Pelumas Lube Base Oil Dalam dan Luar Negeri Petrokimia Lubricants Lube Base Oil Local and Overseas LPG, BBG, Refrigeran Hidrokarbon MUSIcool, Liqufied Gas Vehicle LGV atau Vi-Gas, Dalam Negeri Local Hydrocarbon Aerosol Propellant HAP, Aspal Curah dan Aspal dalam kemasan Drum Dalam Negeri Local Solvent Group, Rubber Processing Oil Minarex, Paraffinic Oil, Paraffin Wax, Smooth Fluid 05 Oil Base Mud, Dalam Negeri Local Solphy, Kimia Pertanian dan Sulfur Propylene dan Polytam Green Coke, Slack Wax, Paraxylene, Benzene Dalam Luar Negeri Local and Overseas PTA Luar Negeri Overseas

2. Bisnis Pemasaran Niaga

Pertamina melakukan kegiatan pemasaran dan penjualan produk-produk Bahan Bakar Minyak BBM, Non BBM Petrokimia, di pasar dalam negeri maupun luar negeri dijelaskan seperti tabel berikut :

b. Marketing and Trading Business

The marketing and trading business focuses on marketing activities and sales of oil fuel BBM, Non Oil Fuel, Gas and Petrochemical products, both in the domestic and foreign markets, as further described by the following table. Perjalanan menuju Kesempurnaan Laporan Tahunan PERTAMINA 2008 | Annual Report 103

3. Perkapalan

Perkapalan Pertamina mengoperasikan 149 unit kapal tanker milik dan charter mulai dari tipe kapal kecil berukuran 1.500 DWT Bulk Lighter sampai dengan kapal berukuran lebih dari 300.000 DWT yaitu Very Large Crude Carrier VLCC yang mengangkut minyak mentah, BBM, dan produk Non BBM mulai dari terminal Depot Sabang di ujung barat Indonesia hingga terminal Depot Merauke di ujung timur Indonesia, bahkan juga sampai terminal di luar negeri seperti di Rastanura, Arab Saudi. Seluruh kapal tersebut telah mengikuti persyaratan yang ketat dengan standar internasional yang ditetapkan oleh International Maritime Organization IMO Perkapalan Pertamina melayani 30 titik suplai minyak mentah, dan mengangkut muatan ke 7 pelabuhan khusus kilang dan melayani tidak kurang dari 154 depot antara maupun akhir, yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Selain itu Perkapalan Pertamina juga menjalankan kegiatan usaha jasa maritim yang mencakup kegiatan usaha keagenan, penyewaan Floating Storage Offloading FSO, penyewaan kapal charter out, DOK dan teknik bawah air.

3. Shipping

Pertamina Shipping Business operates 149 tanker ships both self-owned and chartered, from the small sizes ship rated at 1,500 DWT Bulk Lighter up to ships rated more than 300,000 DWT Very Large Crude Carrier - VLCC which carries crude oil, oil fuel, and other non oil fuel products from Sabang Depot Port from the most western of Indonesia up to Merauke Depot Port at the most eastern of Indonesia. Even to overseas ports such as Rastanura Saudi Arabia. All sealiners are kept up to very tight international standardization from International Maritime Organization IMO. Pertamina Shipping Business serves 30 crude oil supply points, and carries load to 7 specialized refinery port as well as serving no less than 154 midway or end depots spread all over Indonesia. Furthermore, Pertamina Shipping Business also runs Maritime Service Business that include agency, Floating Storage Offloading FSO rental, Ship Charter Out, DOK, and underwater techniques. M A N AG E M E N T R E P O R T Perjalanan menuju Kesempurnaan Laporan Tahunan PERTAMINA 2008 | Annual Report 104 Indonesia mulai menjadi pemain bisnis LNG pada tahun 1973. Kontrak pertama ditandatangani pada tanggal 3 Desember 1973 antara Pertamina sebagai penjual dari Indonesia dan 5 lima perusahaan dari Jepang Barat sebagai pembeli. Cadangan natural gas ditemukan pada tahun 1971 di Arun dan pada tahun 1972 di Bontang. Pengapalan pertama dilakukan pada tahun 1977. Pada era tersebut, Pertamina menjadi salah satu pioner dalam bisnis LNG dunia. Skema bisnis yang diterapkan oleh LNG Indonesia, mulai dari pengaturan gas producer sampai pada penetapan struktur pendanaan pinjaman proyek pembangunan kilang LNG yang terkenal dengan non- recource project finance, menjadi acuan negara-negara lain yang bermain dalam bisnis yang sama. Selain itu, LNG Indonesia juga menjadi penggerak pasar LNG dunia. PT Arun NGL mengoperasikan kilang LNG di Arun dan PT Badak NGL mengoperasikan kilang LNG di Bontang. Kilang LNG Arun dengan 6 enam buah train LNG memiliki total kapasitas 12,5 juta ton per tahun, sedangkan kilang LNG Badak di Bontang dengan 8 delapan buah train LNG memiliki total kapasitas mencapai 22,5 juta ton per tahun. Saat ini kilang LNG Arun hanya mengoperasikan 2 dua buah kilang karena berkurangnya pasokan gas dari lapangan gas ExxonMobil Oil Indonesia. Pada tahun 2008, Pertamina mengelola 9 Kontrak Penjualan LNG dengan total volume 22,23 juta ton per tahun 20,33 juta ton per tahun dari Bontang dan 1,9 juta ton per tahun dari Arun. Pasar Jepang adalah pasar terbesar LNG yang ditangani oleh Pertamina dengan porsi 70,8 dari total kuantitas kontrak, sedangkan sisanya ke pasar Korea 13,9 dan pasar Taiwan 15,3. Kansai Electric Power Company EPC, Chubu EPC, Kyushu EPC, Tohoku EPC Tokyo EPC, Tokyo Gas, Osaka Gas, Toho Gas, Hiroshima Gas, Nippon Gas, serta Nippon Steel adalah perusahaan-perusahaan pembeli LNG dari Jepang. Pembeli LNG utama dari Korea adalah Korea Gas KOGAS, dan pembeli utama dari Taiwan adalah Chinese Petroleum Corporation CPC. Guna mendukung implementasi kontrak delivery Ex-Ship, tahun 2008 Pertamina mengelola 11 kapal LNG baik yang berukuran besar maupun kecil. Dalam membantu kelancaran bisnis LNG, Pertamina memiliki anak perusahaan yaitu Nusantara Gas Services NGS yang berkedudukan di Osaka, Jepang dan bertugas mewakili Pertamina dalam proses custody transfer di terminal unloading pembeli di Jepang dan Taiwan, serta menjadi market intelligent Pertamina.

C. BISNIS LIQUIFIED NATURAL GAS LNG

Indonesia began to be LNG player on 1973. The first contract signed on December 3rd, 1972 was between Pertamina as Indonesian seller, and 5 corporations from Western Japan as buyers. Natural Gas Reserve was discovered in 1971 in Arun and in 1972 in Bontang. First shipment was conducted in 1977. In the years, Pertamina became one of the pioneers in the world LNG business. Business schemes applied by Indonesian LNG started from gas producer arrangements up to financing structure for LNG refinery construction loan which is also famously called non-resource project finance. It then became benchmark for other countries that later become involved in the same business. Moreover, Indonesian LNG has been mover of world LNG market. PT Arun NGL operates LNG refinery in Arun and PT Badak NGL operates LNG refinery in Bontang. Arun LNG refinery with 6 LNG trains has total capacity of 12.5 million tonnes yearly, whilst Badak LND refinery in Bontang with 8 LNG trains has total capacity of 22.5 million tonnes yearly. At the moment Arun LNG refinery only operates 2 refineries due to lack of natural gas supply from ExxonMobil Oil Indonesia gas field. In 2008, Pertamina oversees 9 LNG sales contract with total volume of 22.23 million tonnes yearly 20.33 million tonnes yearly from Bontang and 1.9 million tonnes yearly from Arun. Japanese market is the largest LNG market handled by Pertamina at 70.8 of all contract quantity. The rest goes to Korean market 13.9 and Taiwanese market 15.3. Some of the Japanese corporate buyers of Indonesian LNG include Kansai Electric Power Company EPC, Chubu EPC, Kyushu EPC, Tohoku EPC Tokyo EPC, Tokyo Gas, Osaka Gas, Toho Gas, Hiroshima Gas, Nippon Gas, and Nippon Steel. Main corporate buyer from Korea include Korea Gas KOGAS and main corporate buyer from Taiwan is Chinese Petroleum corporateion CPC. To handle ex-ship delivery contracts, in 2008 Pertamina manages 11 LNG vessels from small to large. Further supporting LNG business, Pertamina owns subsidiary Nusantara Gas Services - NGS in Osaka, Japan which has main duty to represent Pertamina in the custody transfer process in buyers unloading port in Japan and Taiwan. NGS also acts as market intelligent gatherer for Pertamina.

C. LIQUIFIED NATURAL GAS LNG BUSINESS

M A N AG E M E N T R E P O R T 105 Perjalanan menuju Kesempurnaan Laporan Tahunan PERTAMINA 2008 | Annual Report