Hasil Belajar Peserta Didik Mata Pelajaran Simulasi Digital

kalau ada apa.. kayak Qurban kemarin.. udah itu aja..” wawancara Senin, 05 Oktober 2015. Keikutsertaan Guru Simulasi Digital dalam organisasi kemasyarakatan menandakan bahwa Guru Simulasi Digital cukup berperan dalam kehidupan bermasyarakat. Keaktifan Guru Simulasi Digital dalam organisasi masyarakat menandakan bahwa Guru Simulasi Digital dapat bersosialisasi dengan baik di lingkungan masyarakat.

5.1.2 Hasil Belajar Peserta Didik Mata Pelajaran Simulasi Digital

Hasil belajar peserta didik merupakan suatu alat pengukuran tercapainya tujuan pembelajaran. Kurikulum 2013 dalam menilai pekerjaan peserta didik ulangan harian, ujian tengah semester, ujian akhir semester, tugas-tugas dan ujian sekolah menggunakan format penilaian dengan skala skor penilaian 4,00 – 1,00. Jika peserta didik memperoleh skor 1,00 – 1,17 D atau 1,18 – 1,50 D+ hal ini berarti bahwa peserta didik diklasifikasikan dalam kategori kurang. Jika peserta didik memperoleh skor 1,51 – 1,84 C- atau 1,85 – 2,17 C atau 2,18 – 2,50 C+, itu artinya peserta didik di klasifikasikan dalam kategori cukup. Selanjutnya jika peserta didik memperoleh skor 2,51 – 2,84 B- atau 2,85 – 3,17 B atau 3,18 – 3,50 B+, maka peserta didik di klasifikasikan dalam kategori baik. Dan jika peserta didik memperoleh skor 3,51 – 3,84 A- atau 3,85 – 4,00 A, maka peserta didik diklasifikasikan dalam kategori sangat baik lihat lampiran tabel konversi dan skor predikat hasil belajar. Kriteria Ketuntasan Minimal KKM dalam mata pelajaran Simulasi Digital adalah 2,67 yang termasuk dalam kategori B-. KKM dijadikan dasar patokan nilai terendah yang harus dicapai oleh peserta didik. Jika peserta didik mampu memperoleh nilai diatas KKM, maka peserta didik dianggap telah tuntas atau menguasai kompetensi yang dipelajari. Begitu juga sebaliknya, jika peserta didik memperoleh nilai di bawah KKM maka peserta didik dianggap belum tuntas dan perlu ada perbaikan. Berdasarkan dokumen hasil belajar yang diterima oleh peneliti dari Guru Simulasi Digital lihat lampiran daftar nilai peserta didik, rata-rata nilai harian dan tugas yang diperoleh peserta didik adalah B 2,85 – 3,17. Skor tertinggi dari rata-rata nilai harian dan tugas yang diperoleh peserta didik adalah 3,12 sedangkan skor minimal yang diperoleh yaitu 2,87. Hal ini berarti bahwa peserta didik telah mampu memenuhi nilai KKM yang ditentukan. Selanjutnya, nilai UTS Ujian Tengah Semester menunjukkan bahwa dari 328 total jumlah peserta didik kelas X di SMK Palebon Semarang, terdapat 6 anak mendapatkan nilai A, 7 anak mendapat nilai A-, 11 anak mendapatkan nilai B+, 162 anak mendapatkan nilai B, 142 anak mendapat nilai B- dengan skor minimal 2,84. Nilai UAS Ujian Akhir Semester menunjukkan tidak jauh berbeda dengan nilai UTS. Nilai keseluruhan peserta didik menunjukkan pada predikat B baik, yang terbagi menjadi B+ dengan jumlah 7 peserta didik, selanjutnya 208 peserta didik mendapatkan predikat B dan 113 peserta didik dengan predikat B-. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar yang diperoleh peserta didik berdasarkan rata-rata nilai harian dan tugas, nilai UTS maupun nilai UAS, sudah mampu memenuhi nilai KKM dan berada pada tingkat optimal.

5.2 Pembahasan

5.2.1 Kompetensi Guru Simulasi Digital

5.2.1.1 Kompetensi Pedagogik

Pelaksanaan kompetensi pedagogik oleh Guru Simulasi Digital secara umum dapat dilaksanakan dengan baik. Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan BSNP dalam Musfah 2012:31 menjelaskan yang dimaksud kompetensi pedagogik adalah kemampuan dalam pengelolaan peserta didik yang meliputi: a pemahaman wawasan atau landasan kependidikan; b pemahaman terhadap peserta didik; c pengembangan kurikulumsilabus; d perancangan pembelajaran; e pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis; f pemanfaatan teknologi pembelajaran; g evaluasi hasil belajar; h pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. a Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan Pemahaman landasan pendidikan berfungsi sebagai titik tolak, acuan dalam rangka melaksanakan tugas profesional seorang pendidik dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pendidikan. Guru Simulasi Digital sudah memiliki bekal wawasan kependidikan saat menempuh kuliah. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya dokumen akta mengajar yang peneliti dapatkan dari Guru Simulasi Digital. Guru Simulasi Digital mampu