2.3.3 Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan
berakhlak mulia. Surya dalam Rasto 2008 menyebut kompetensi kepribadian ini sebagai
kompetensi personal. Kompetensi personal adalah kemampuan pribadi seorang guru yang diperlukan agar dapat menjadi guru yang baik. Kompetensi personal ini
mencakup kemampuan pribadi yang berkenaan dengan pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri, dan perwujudan diri. Gumelar dan Dahyat
merujuk pada pendapat Asian Institut for Teacher Education mengemukakan kompetensi pribadi meliputi; 1 pengetahuan tentang adat istiadat baik sosial
maupun agama; 2 pengetahuan tentang budaya dan tradisi; 3 pengetahuan tentang inti demokrasi; 4 pengetahuan tentang estetika; 5 memiliki apresiasi dan
kesadaran sosial; 6 memiliki sikap yang benar terhadap pengetahuan dan pekerjaan; 7 setia terhadap harkat dan martabat manusia
https:rasto. wordpress. com20080131kompetensi-guru
. Sebagai seorang guru, dimana guru mempunyai arti “digugu dan ditiru”
pribadi guru memiliki andil besar terhadap keberhasilan pendidikan, khususnya dalam kegiatan pembelajaran. Pribadi guru juga sangat berperan dalam
membentuk pribadi peserta didik. Oleh karena itu, kompetensi kepribadian tentu sangat dibutuhkan dalam upaya pertumbuhan dan perkembangan pribadi para
peserta didik. Kompetensi kepribadian ini memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam membentuk kepribadian anak, guna menyiapkan dan
mengembangkan sumber daya manusia SDM, serta mensejahterakan masyarakat, kemajuan Negara dan bangsa pada umumnya Mulyasa, 2009:117.
2.3.4 Kompetensi Sosial
Badan Standar Nasional Pendidikan menjelaskan kompetensi sosial merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk : a
berkomunikasi lisan dan tulisan; 2 menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional; 3 bergaul secara efektif dengan peserta didik,
sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tuawali murid; dan 5 bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar Musfah, 2012:53.
Guru adalah makhluk sosial, yang dalam kehidupannya tidak bisa terlepas dari kehidupan sosial masyarakat dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru
dituntut untuk memiliki kompetensi sosial yang memadai, terutama kaitannya dengan pendidikan, yang tidak terbatas pada pembelajaran di sekolah tetapi juga
pada pendidikan yang terjadi dan berlangsung di masyarakat. Sukmadinata dalam Musfah 2012:53 memaparkan bahwa diantara
kemampuan sosial dan personal yang paling mendasar yang harus dikuasai guru adalah idealisme, yaitu cita-cita luhur yang ingin dicapai dengan pendidikan. Hal
ini dapat diwujudkan guru melalui: pertama, kesungguhannya mengajar dan mendidik para murid tidak peduli kondisi ekonomi, sosial, politik, dan medan
yang dihadapi. Kedua, pembelajaran masyarakat melalui interaksi atau komunikasi langsung dengan mereka di beberapa tempat seperti masjid, majlis
taklim, pesantren, balai desa, dan posyandu. Dalam hal ini guru bukan hanya guru bagi muridnya, tetapi juga guru bagi masyarakat di lingkungannya. Ketiga, guru
menuangkan dan mengekspresikan pemikiran dan idenya melalui tulisan, baik dalam bentuk artikel, cerpen, novel, sajak, maupun artikel ilmiah.
2.4 Simulasi Digital