bertanggungjawab penuh terhadap pengawasan yang ketat terhadap jadwal pelaksanaannya, sehingga tidak mengganggu penyelesaian
proyek ini secara keseluruhan pada waktu yang telah ditetapkan.
1.4.4.
Dalam hal pengalihan sebahagian pekerjaan khusus kepada sub pelaksana pekerjaan, KontraktorPelaksana pekerjaan wajib meminta
persetujuan terlebih dahulu kepada Direksi Teknik selambat- lambatnya 2 minggu sebelum pekerjaan dilaksanakan.
1.4.5.
Dalam hal KontraktorPelaksana pekerjaan telah melakukan pengalihan sebahagian pekerjaan kepada sub Pelaksana pekerjaan
tanpa seizin Direksi Teknik, maka Kontraktorpelaksana pekerjaan harus menghentikan dan mengembalikan kondisi pekerjaan ke
keadaan semula sebelum dilakukan pengalihan kepada Pihak ke Tiga dan segala sesuatu yang timbul akibatnya menjadi tanggung jawab
dan beban KontraktorPelaksana pekerjaan.
1.4.6. Kontraktorpelaksana pekerjaan bertanggung jawab penuh terhadap
hasil pekerjaan dan segala sesuatunya yang berhubungan dengan sub pelaksana pekerjaan.
1.4.7.
Pelaksana PekerjaanKontraktor hendaknya berkonsultasi dengan Direksi untuk mencegah timbulnya pertentangan, perbedaan atau
perselisihan pendapat dalam melaksanakan kegiatannya sehingga terjalin koordinasi kerja sebaik-baiknya.
1.4.8. Pelaksana PekerjaanKontraktor harus memberitahukan secepatnya
kepada Direksi Teknik apabila mengalami suatu kesulitan dalam pelaksanaannya, atau meramalkan akan timbul kesulitan dalam
pelaksanaan dikemudian hari, baik yang menyangkut kegiatannya maupun yang menyangkut kegiatan Sub Pelaksana Pekerjaan lain.
1.5. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
Didalam melaksanakan pekerjaan, Pelaksana PekerjaanKontraktor harus berpedoman kepada ketentuan-ketentuan yang terdapat
didalam :
3.6.1. Peraturan-Peraturan
Pelaksanaan pembangunan pekerjaan ini harus memenuhi : a. Segala Undang-undang Pemerintah Umumnya dan Pemerintah
Daerah Khususnya yang berlaku untuk pelaksanaan pembangunan. b. Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrage Teknis.
c. Peraturan-peraturan umum dari Dinas Keselamatan Kerja d. American Standart for Testing Materials ASTM Designation D.
1143-81 e. Peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh Dewan Normalisasi
Indonesia :
Standar Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan
Gedung SKSNI T-15-1999-03.
Peraturan Beton Indonesia P.B.I, 1989 atau yang tebaru SNI.
Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia PKKI.
Peraturan Muatan Indonesia PMI, 1970 dan 1983.
Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia PUBI, 1982.
Standard Nasional Indonesia SNI.
Peraturan Batu Bata Merah sebagai Bahan Bangunan SNI 15- 2094-2000 dan SNI 1328-1969
Agregat Beton SNI 03-1749-1990.
4
Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung
SNI 03-2847-1992.
Tata cara pengambilan contoh uji beton segar SNI 2458 : 2008.
Cara Uji Slump SNI 1972 : 2008.
Baja Tulangan Beton SNI 07-2052-2002.
Pengujian Mutu Air Dalam Beton SNI 03-6817-2002.
Spesifikasi Beton Structural SNI 03-6880-2002.
Tata Cara Perencanaan Sistem Plumbing SNI 03-7065-2005.
Sistem Plumbing SNI 03-6481-2000.
Tata Cara Pemasangan Ven Pada Sistem Plumbing SNI 03-6373- 2000.
Pipa PVC Untuk Saluran Air Buangan Dari Dan Luar Gedung SNI
06-0162-1987.
Metode Pengujian Kabel Listrik SNI 04-3893-1995.
Semen Portland SNI 152049-2004.
Persyaratan Komponen PVC Untuk Isolasi Dan Selubung Kabel listrik SNI 04-1713-1994.
Ketentuan yang dikeluarkan oleh PDAM setempat. f. Undang-Undang Perburuhan.
g. Pedoman Fire Office Comitte FOC h. National Fire Protection Assosiation NFPA.
i. Untuk bahan-bahan yang tidak atau belum ada peraturannya di
Indonesia, dipakai syarat-syarat yang ditentukan oleh Pabrik bahan tersebut serta peraturan-peraturan lain yang disebutkan
didalam Spesifikasi.
3.6.2. Uraian dan Syarat-Syarat Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Serta Risalah
Penyelesaiannya. a. Jika ternyata di dalam Spesifikasi terdapat penyimpangan dengan
peraturan-peraturan yang tersebut pada 1.6.1. diatas, maka Spesifikasi inilah yang mengikat.
b. Jika tidak ditentukan lain dalam Spesifikasi maka semua peraturan-peraturan sebagaimana yang tersebut pada 1.6.1.
diatas termasuk segala perubahan-perubahannya tetap berlaku.
3.6.3. Gambar - Gambar
a. Meliputi gambar-gambar arsitektur, konstruksi dan gambar- gambar perubahannya, juga gambar-gambar yang dibuat oleh
Pelaksana Pekerjaan Kontraktor Shop Drawing yang telah
disetujui oleh Pemberi Tugas Direksi Teknik. b. Penjelasan gambar pelaksanaan.
c. Dalam pembuatan shop drawing, harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua data yang diperlukan termasuk pengajuan
contoh bahan, keterangan produk, cara pemasangan danatau spesifikasipersyaratan khusus sesuai dengan spesifikasi pabrik.
3.6.4. PetunjukInstruksi Direksi Teknik
a. Semua petunjukInstruksi Pemberi TugasDireksi Teknik harus dilaksanakan secara baik oleh Pelaksana PekerjaanKontraktor.
b. Apabila Pelaksana PekerjaanKontraktor tidak dapat menerima menyetujui pendapat atau perintah Direksi Teknik harus
mengajukan keberatan secara tertulis dalam waktu 3 x 24 jam.
5
c. Apabila dalam jangka waktu tersebut Pelaksana
PekerjaanKontraktor tidak mengajukan keberatan apa-apa, maka dianggap telah menyetujui dan menerima perintah Direksi Teknik
untuk segera dilaksanakan.
1.6. PROGRAM KERJA