diminta . Penggunaan semen untuk perbandingan bahan 1:4 semen PC yang digunakan adalah 6,52 kg 0,179 Zak 40 kg
dan untuk bahan campuran 1:2 harus menggunakan semen PC = 7,16 kg 0,179 Zak 40 kg untuk plesteran sementara
untuk bahan spesi pasangan batu bata dengan perbandingan bahan spesi 1:4 harus menggunakan 164,92 kg 4,123 Zak
40 Kg semen PC dan untuk campuran 1:2 harus menggunakan semen PC 273,33 KG 6,833 Zak 40 kg.
3.8.2. Penempatan Pemasangan
1. Permukaan yang meneriam adonan harus dibersihkan diri setiap bahan lepas, Lumpur atau benda- benda lain harus
dibuang dan kemudian dibasahi dengan air sebelum adonan tersebut ditempatkan
2. Bilamana digunakan sebagai permukaan selesai, adonan tersesbut harus dipasang diatas permukaan basah dan
bersih.
3.8.3. Kegunaan Adonan
1. Kegunaan adonan adalah untuk keperluan spesi pasangan batu dan pasangan batu bata serta pasangan plesteran,
pasangan keramik dan batu alam 2. Biaya Pembuatan adonan sudah termasuk dalam pekerjaan
pasangan
3.9. PEMBUATAN TAHU BETON
a. Tahu beton berfungsi sebagai selimut beton yang melindungi
besi tulangan dari karatan. b.
Tahu beton terbuat dari adonan spesi 1:2:3 yang dicetak berukuran spesi contoh dibawah ini
No Ukuran Tahu beton Diguankan Untuk
1 2,5X2,5X2,5 cm
Plat Lantai, Sloof, Balok, Kolom 2
2x2x5 cm Pondasi Tapak,
c. Tahu beton harus di cetak diproses dan ikatan dari kawat
beton harus dipasang. d.
Kawat kasa nyamuk dapat dibuat menjadi tulungan tahubeton agar tahu beton jangan muda retak atau patah saat
dipasang dan diikat ketulangan. e.
Biaya pembuatan tahu beton sudah termasuk dalam pekerjaan beeton tulang.
3.10. PETUNJUK PELAKSANAAN PEKERJAAN BETON PENTING LAINNYA
1. Bekisting atau cetakan terbuat dari kayu sembarang keras, terpasang kuat sehingga tidak mudah berubah bentuk saat
pengocoran, bekisting dari bahan triplex harus tebal 9 mm dan harus diberi sokongan perkuatan agar tidak melendut.
21
2. Pengadukan beton harus dilakukan secara mudah dengan menggunakan mesin pengaduk beton
Beton Mollen Atau Concrete Mixture dan pemadatan pada waktu pengecoran harus
sempurna dengan mempergunakan mesin vibrator sehingga tidak terdapat hasil yang keropos, dan hasil pengecoran benar – benar
padat. 3. Kontraktor tidak diperkenankan melakukan pengecoran beton
sebelum pembersihan dan pemasangan tahu beton diperiksa oleh Direksi, begitu juga dengan pembongkaran bekisting setelah
pengecoran selesai. 4. Persyaratan lain dari pekerjaan beton ini berpedoman kepada SKSNI
dan SNI serta PBI’71. 5. Petunjuk ASTM D – 75, ASTM C – 125,C – 494,C – 685, ASTM C – 470,
C – 617, C – 513, C – 873, C – 31, dan C – 143 dan petunjuk ASTM mengenai bahan beton dapat digunakan sebagai acuan kerja.
6. Alat pemadat tanpa getaran yang digunakan harus diajukan oleh kontraktor kepada Direksi lapangan Pengawas lapangan untuk
mendapatkan persetujuan. 7. Semua pekerjaan beton
beton muda harus dirawat setelah dicor
dan harus terhindar dari getaran – getaran yang dapat mengganggu pengikatan dan kekuatan beton setelah kering
messive.
8. Kontraktor harus memperhatikan hal no.7. diatas dalam waktu 24 jam pertama dan dalam waktu 7 hari setelah pelaksanaan
pengecoran. 9. Pembongkaran bekisting sokongan kolom – balok induk dan plat
lantai, dapat dilakukan setelah beton berumur minimal 21 hari atau sesuai dengan persetujuan Direksi lapangan.
3.11. PENGAMBILAN SAMPLE UJI PENGUJIAN NILAI SLUMP
1. Kontraktor harus menyediakan peralatan – peralatan uji seperti berikut :
a. Timbangan kapasitas 20 kg dan 50 kg b. Peralatan uji kekentalan campuran beton muda
Slump test
c. Peralatan pembuatan sample uji beton berupa kubus 20x20x20 atau silinder dia 15 cm, tinggi 30 cm.
2. Kontraktor harus mengambil sample uji terhadap campuran beton untuk mewakili :
a Pondasi kolom pondasi b Kolom induk
c Balok induk d Plat lantai
Masing – masing jenis sub struktur diatas diambil 5 buah sample uji pada tempat yang berbeda -beda.
3. Pengujian kuat tekan beton terhadap sample uji dilakukan setelah
sample berumur 3 tiga hari yang kemudian harga kekuatannya
dikonversi ke 28 hari dalam pelaporan 4. Sebelum pembuatan sample uji kontraktor harus menguji nilai slump
campuran bahan beton muda. 5. Nilai slump yang diijinkan adalah 12 ± 2 untuk balok, sloof dan 14 ±
2 untuk pekerjaan kolom, lantai 6. Pada sample uji harus dicantumkan:
a. Tanggal pembuatan sample b. Kode sample
c. Nilai slump
22
Dan identifikasi sample ini nantinya harus tertuang dalam laporan hasil pengujian
7. Tempat pengujian sample dapat dilakukan melalui laboratorium PU atau Laboratorium Universitas yang disetujui oleh Direksi
3.12. BAJA TULANGAN