PEKERJAAN BETON PEKERJAAN PASANGAN BATA

- Material yang dipakai untuk timbunan harus memenuhi salah satu dari persyaratan-persayaratan berikut ini : Material yang diklasifikasikan dalam kelompok A-1, A-2-4, A-2-5, atau A-3, seperti dalam AASHTO M 145 dan harus dipadatkan sampai 95 dari berat jenis kering menurut AASHTO T99. Material- material yang diklasifikasikan dalam kelompok A-2-6, A-2-7, A-4, A- 5, A-6, A-7, boleh digunakan dengan perhatian khusus diberikan pada waktu pemadatan tanah untuk mencapai 95 dari berat jenis kering menurut AASHTO T99. a. Bila tanah galian ternyata tidak baik atau kurang dari jumlah yang dibutuhkan maka Kontraktor harus mendatangkan tanah urug yang baik dan cukup jumlahnya serta mendapatkan persetujuan dari Direksi Teknik. Pengurugan tanah harus dibentuk sesuai dengan peil ketinggian, kemiringan dan ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Konsultan Supervisi. Peil ketinggian tanah untuk tanah asli apabila terdapat perbedaan antara gambar dengan keadaan lapangan, maka perbedaan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan. Tanah urug harus ditempatkan dalam lapisan setebal maksimum 20 cm dan harus dipadatkan sebaik-baiknya dengan penambahan air secukupnya dan penggilingan. Kepadatan harus mencapai 95. Permukaan dari kemiringan-kemiringan tanah harus diselesaikan secara rata atau bertangga sebagaimana yang diminta oleh Direksi Teknik. Lapisan berikut tidak boleh dihampar sebelum mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Manajemen Konstruksi. b. Pengurugan kembali dari pondasi harus dilaksanakan dengan memadatkan tanah urug dalam lapisan-lapisan setebal maksimum 10 cm. c. Pengurugan kembali dari fondasi tidak boleh dilaksanakan sebelum diperiksa dan disetujui oleh Direksi Teknik.

5.2. PEKERJAAN BETON

5.2.1. Umum Pekerjaan beton harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan- persyaratan yang tercantum di dalam Peraturan Beton Indonesia PBI NI-2. 1988. Kontraktor harus mengetahui persyaratan-persyaratan dalam PBI sebelum tender. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaannya dengan ketepatan dan kesesuaian yang tinggi menururt spesifikasi, gambar kerja dan instruksi-instruksi oleh Direksi Teknik. Selanjutnya uraian dari pekerjaan beton ini disesuaikan dengan point 3.2. 5.2.2. Mutu Beton Mutu beton yang digunakan adalah : a. Plat meja Beton : K 175 b. Kolom Praktis : K 175 c. Balok latei praktis : K 175 d. Lantai Kerja : K 100 5.2.3. Campuran Beton Rencana 36 Untuk mutu beton K 175 harus memenuhi syarat point 3.3.7, sedang untuk beton K 100 tidak disyaratkan seperti diatas, namun dalam pelaksanaannya dipakai campuran 1 : 3 : 5. 5.2.4. Kolom praktis dan ring balokbalok latei praktis. Semua kolom praktis dan ring balok balok latei praktis dipakai baja tulangan 4  10 dan sengkang  8 – 20.

5.3. PEKERJAAN PASANGAN BATA

5.3.1. Lingkup Pekerjaan Meliputi penyediaan bahan dinding dan pemasangan : - Dinding-dinding sisi luar bangunan. - Dinding sisi dalam. - Dinding meja stand. - Dinding-dinding KMWC, tangga dan lain-lain. - Dinding-dinding, shaft-shaft. - Dan lain-lain, sesuai gambar. 5.3.2. Bahan-Bahan a. Batu-bata - Harus matang pembakarannya. Bila direndam dalam air akan tetap utuh, tidak pecah atau hancur. - Ukuran batu bata adalah bata besar jumbo dan dapat disesuaikan berdasarkan tebal dinding akhir finish yang disyaratkan dalam gambar 15 cm. - Batu bata ukurannya harus sama dan harus memenuhi persyaratan NI-10 dan PUBI 1982. - Kontraktor wajib memberikan contoh pada Direksi Teknik untuk di- periksa kualitasnya. - Apabila bahan-bahan yang datang oleh Direksi Teknik dianggap ti- dak memenuhi syarat, Direksi Teknik berhak menolak bahan-bahan tersebut dan Kontraktor harus segera mengangkutnya keluar kom- pleks pembangunan dan menggantinya dengan bahan yang sesuai dengan persyaratan. b. SemenPortland Cement PC - Semen yang digunakan adalah semen type I dengan mutu S 325 menurut NI – 8 tahun 1988. - Semen yang datang dan menunggu pemakaian, harus disimpan di dalam gudang yang lantainya kering dan minimum 30 cm lebih tinggi dari permukaan tanah di sekitarnya. - Bilamana pada setiap pembukaan kantong ternyata semennya su- dah lembab dan menunjukkan gejala membatu, maka semen terse- but tidak boleh dipergunakan dan harus segera disingkirkan keluar kompleks pembangunan. - Supplierpedagang yang mengirim semen ke pekerjaan hendaknya dapat menunjukkan sertifikat dari pabriknya. c. Pasir Pasang - Sama dengan pasir yang digunakan untuk konstruksi beton. - Pasir yang dimaksud harus bersih dan bebas dari segala macam ko- toran serta bahan-bahan kimia, satu dan lain hal harus sesuai de- 37 ngan NI-3 pasal 14 ayat 2 yang tercantum dalam persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia tahun 1982 yang dikeluarkan Ditjen Cipta Karya. - Bilamana pasir yang dipakai tidak memenuhi syarat-syarat tersebut diatas, Direksi Teknik dapat memerintahkan untuk mencuci pasir- nya, melihat hasilnya sampai didapat persetujuan. - Pasir yang digunakan harus lolos saringan No. 100 atau yang disya- ratkan PBI 1983. 5.3.3. Adukan a. Jenis Adukan Jenis adukan yang akan dipakai didalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut : - Untuk pasangan kedap air trasraam : 1 PC : 2 Psr - Untuk pasangan biasa diatas trasraam : 1 PC : 4 Psr b. Pelaksanaan Pembuatan Adukan Adukan harus dibuat secara hati-hati, pengadukan dilakukan dengan molen yang besarnya memenuhi syarat. Semen dan pasir harus dicampur didalam keadaan kering, yang kemudian diberi air sesuai persyaratan sampai didapat campuran yang plastis. Adukan yang sudah mengering tidak boleh dicampur dengan adukan yang baru. 5.3.4. Jenis Pasangan Terdiri dari 2 jenis, yaitu : a. Pasangan Kedap Air trasraam Pasangan ini memakai adukan 1 PC : 2 Psr. Untuk dinding-dinding biasa di atas tanah, pasangan kedap air dimulai dari sloof sampai 30 cm diatas lantai. Untuk dinding-dinding toilet, kamar mandi dan WC dan lain-lain pasangan kedap air dibuat setinggi 1.5 m atau sesuai gambar. b. Pasangan Biasa Pasangan ini memakai adukan 1 PC : 4 Psr, dan dipasang langsung diatas pasangan kedap air trasraam, atau tempat-tempat lain sesuai dengan gambar. 5.3.5. Pelaksanaan Pemasangan Dinding Bata a. Kontraktor harus mengerjakan pengukuran bangunan uitzet serta letak-letak dinding tembok yang akan dilaksanakan secara teliti dan sesuai dengan gambar. b. Didalam satu hari, pasangan batu bata tidak boleh lebih tinggi dari satu meter dan pengakhirannya harus dibuat bertangga menurun dan tidak tegak bergerigi, untuk menghindari retaknya dinding di ke- mudian hari. Semua pasangan harus rata horizontal dan tiap-tiap kali diukur rata dengan lantai, dengan menggunakan benang. Pema- sangan benang tidak boleh lebih dari 30 cm diatas pasangan diba- wahnya. c. Dinding sekeliling bangunan yang langsung berhubungan dengan luar bangunan dipasang dinding penahan dengan pasangan 1 bata 38 dari atas sloof sampai Elevasi  0.00, sedang dinding pada bagian dalam dipasang pasangan setengah bata. d. Pada semua pasangan bata, satu sama lain terdapat pengikatan yang sempurna. Tidak dibenarkan menggunakan batu bata pecahan separuh panjang, kecuali sesuai dengan peraturannya di sudutdiu- jung pasangan. e. Lapisan yang satu dengan lapisan diatasnya harus dipasang secara zig-zag berselang seling dengan perbedaan separuh panjang. Pada pasangan satu batu dan pasangan yang lebih tebal lagi kalau ada harus disusun sesuai petunjukperaturan yang seharusnya. f. Untuk dinding setengah bata pada tiap-tiap pertemuan tegak lurus harus diperkuat dengan kolom beton praktis dengan tulangan 4  10 cm beugel  8 - 20. Demikian juga setiap luas dinding 10 m 2 harus diberi penguat kolom praktis. Semua pertemuan tegak lurus harus benar-benar bersudut 90 derajat. Sebelum dimulai pemasangan batu bata harus direndam lebih dahulu didalam air selama setengah jam sampai jernih air dan permukaan yang akan dipasangpun harus ba- sah juga. Tebalnya siar batu bata tidak boleh kurang dari 1 cm 10 mm dan tidak boleh lebih dari 2 cm 20 mm, siarnya harus benar- benar padat adukannya. g. Sebagai persiapan plesteran, siar harus dikerok sedalam 1 cm supa- ya cukup mengikat plesteran yang akan dipasang. h. Semua lobang-lobang yang terdapat pada dinding harus ditutup de- ngan baik sebelum plesteran dipasang. i. Bilamana di dalam pasangan ternyata terdapat batu bata yang cacat atau tidak sempurna, maka ini harus diganti dengan yang baik atas biaya Kontraktor. j. Semua kosen harus dipasang terlebih dahulu untuk dapat melanjut- kan pekerjaan pasangan. k. Semua kosen, pemasangannya harus diperkuat dengan anker besi berbentuk L, yang ujungnya dilas ke dalam kosen, sedangkan ujung bengkoknya ditanamkan ke dalam pasangan bata. Panjang anker ter- pasang tidak lebih dari 22,50 cm. Tiap-tiap anker dipasang dengan jarak 60 cm satu sama lainnya. Kosen yang terpasang harus dilin- dungi dari kerusakan akibat pekerjaan lain, misalnya dibungkus de- ngan plastik. l. Semua rangka pintujendela harus dipasang kemudian setelah pa- sangan lubang yang diperuntukkan untuk jendelapintu tersebut se- lesai diplester. Pasangan lubang yang memikul dinding bata diatas- nya harus dilengkapi dengan balok lantai yang dimensi dan penu- langannya sesuai dengan beban yang dipikul. m. Dimana diperlukan pasangan pipa danatau alat-alat yang ditanam di dalam dinding, maka harus dibuat pahatan secukupnya pada pa- sangan dinding sebelum diplester. Pahatan atau bobokan tersebut setelah dipasangnya pipaalat-alat harus ditutup dengan adukan 39 plesteran yang dilaksanakan secara sempurna, yang dikerjakan ber- sama-sama dengan plesteran seluruh dinding. n. Sesudah semua pasangan bata selesai dikerjakan, barulah pekerjaan plesteran dimulai minimal pasangan batu bata telah mencapai umur 24 jam. o. Untuk pengakhiran sudut plesteran dinding, hendaknya dibuat de- ngan sudut tumpul. p. Setiap pertemuan dinding menggunakan kolom praktis, sekaligus se- bagai pengikat kosen. q. Pertemuan dinding dan kolom beton struktur harus menggunakan angkur minimal diameter 8 mm.

5.4. PEKERJAAN PLESTERAN