2.2.2 Jenis beban kerja
Beban kerja meliputi 2 jenis, sebagaimana dikemukakan oleh Munandar 2001 ada 2 jenis beban kerja, yaitu :
1 Beban kerja kuantitatif, meliputi : a Harus melaksanakan observasi peserta secara ketat selama jam
kerja. b Banyaknya pekerjaan dan beragamnya pekerjaan yang harus
dikerjakan. c Kontak langsung pegawai peserta secara terus menerus selama jam
kerja. d Rasio pegawai dan peserta
2 Beban kerja kualitatif, meliputi : a Pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki pegawai tidak mampu
mengimbangi sulitnya pekerjaan di rumah sakit. b Tanggung jawab yang tinggi
c Harapan pimpinan terhadap pelayanan yang berkualitas. d Tuntutan keluarga peserta terhadap keselamatan peserta.
e Setiap saat dihadapkan pada pengambilan keputusan yang tepat. f Menghadapi peserta dengan karakteristik tidak berdaya, koma dan
kondisi terminal.
2.2.3 Beban tambahan kerja
Beban kerja ada dua macam, yaitu beban kerja utama dan beban kerja tambahan. Beban kerja utama merupakan beban yang ditimbulkan akibat dari
Universitas Sumatera Utara
suatu pekerjaan yang dilakukan. Sedangkan beban tambahan merupakan beban yang ditimbulkan akibat faktor lingkungan dalam suatu pekerjaan yang dapat
berakibat atau mempengaruhi kondisi jasmani dan rohani Kurniawati, 2013, Beban tambahan kerja ini dapat berupa kondisi atau lingkungan yang tidak
menguntungkan bagi pelaksanaan pekerjaan. Disebut beban tambahan karna lingkungan tersebut mengganggu pekerjaan dan harus diatasi oleh tenaga kerja
atau karyawan yang bersangkutan Kurniawati, 2013.
2.2.4 Faktor-faktor yang dapat menjadi beban tambahan
Beban tambahan diperoleh dari lingkungan atau situasi kerja. Ada beberapa faktor yang dapat menjadi beban tambahan menurut Alamsyah,2013,
antara lain: a.
Faktor fisik, meliputi bangunan gedung, volume udara perkapita, luas lantai kerja, penerangan,suhu udara, kelembaban udara, tekanan udara, kecepatan
aliran udara,
kebisingan, vibrasi
getaran, radiasi
gelombang elektromagnetik, dan lain sebagainya.
b. Faktor kimiawi, meliputi semua zat kimia organik dan anorganik yang dapat
berupa gas, uap, debu, kabut, fume uap logam, asap, awan, cairan ataupun zat padat.
c. Faktor biologis, meliputi semua makhluk hidup yang berada dalam
lingkungan kerja yang dapat mengganggu pekerjaan. d.
Faktor fisiologis ergonomi, yaitu interaksi antara faal kerja manusia dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya, seperti konstruksi mesin yang
Universitas Sumatera Utara
disesuaikan dengan fungsi alat indera manusia, postur dan cara kerja yang mempertimbangkan aspek antropometri dan fisiologi manusia.
e. Faktor mental dan psikologi, yaitu reaksi mental dan kejiwaan terhadap
suasana kerja, hubungan antara pengusaha dan tenaga kerja, struktur dan prosedur organisasi pelaksana kerja dan lain-lain.
2.2.5 Dampak beban kerja